104
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2 No. 2 Juli 2020
PENGARUH KONFLIK PERAN GANDA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
WANITA
Siti Komara
Universitas Paramadina Jakarta, Indonesia
Email: arrarhmiz99@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima : 18 Januari
2020
Diterima dalam bentuk
revisi : 3 Maret 2020
Diterima dalam bentuk
revisi : 14 Juni 2020
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan dan menganalisis
pengaruh konflik peran ganda yang terdiri dari konflik
pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan
terhadap stres kerja perawat wanita rumah sakit. Metode
penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode survey. Dari penelitian yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
keempat berbunyi “konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh
negatif terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit” dapat
diterima. Menyatakan bahwa konflik pekerjaan-keluarga
menjelaskan terjadinya benturan antara tanggung jawab
pekerjaan di tempat kerja atau kehidupan pekerjaan dengan
tanggung jawab pekerjaan di rumah.
Abstract
The purpose of this study was to prove and analyze the
effect of dual role conflict consisting of work-family conflict
and family-work conflict on the work stress of female
hospital nurses. This research method includes quantitative
research using survey methods. From the research that has
been done, it can be concluded that the fourth hypothesis
which reads "work-family conflict has a negative effect on
the performance of female hospital nurses" can be
accepted. Stating that work-family conflict explains the
conflict between work responsibilities at work or work life
and work responsibilities at home.
Coresponden author: Siti Komara
Email: arrarhmiz99@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Kata Kunci:
Konflik; peran ganda;
kinerja karyawan.
Keywords:
Conflict; double role;
employee performance.
Pendahuluan
Sumbangan wanita dalam pembangunan ekonomi terlihat dari kecenderungan
partisipasi wanita dalam angkatan kerja. Sebagai salah satu indikator, partisipasi dalam
bidang ekonomi ditunjukkan dari laju peningkatan partisipasi wanita dalam angkatan
kerja antara tahun 1975-2000 lebih cepat dari peningkatan laju partisipasi pria. Di
Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Karyawan Wanita
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 105
Indonesia, jumlah angkatan kerja wanita yang aktif meningkat dari 6.869.357 pada
tahun 1990 menjadi 36.871.239 pada tahun 2000 (BPS, Data komposisi angkatan kerja,
1990 & 2000).
Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga
menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat Indonesia.
Partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan transisi. Peran tradisi atau domestik
mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran
transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan
manusia pembangunan. Peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam
kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan
dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia. Kecenderungan
wanita untuk bekerja menimbulkan banyak implikasi, antara lain renggangnya ikatan
keluarga, meningkatnya kenakalan remaja dan implikasi lain.
(P. M. Dewi, 2012) menyatakan bahwa jumlah wanita pencari kerja akan semakin
meningkat di sebagian wilayah dunia. Menurut hasil penelitian, menyebutkan bahwa
wanita (responden) ingin tetap bekerja, karena pekerjaan memberikan banyak arti bagi
diri: mulai dari dukungan finansial, mengembangkan pengetahuan dan wawasan,
memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan kebanggaan diri dan kemandirian
(meskipun penghasilan suami mencukupi), serta memungkinkan subyek
mengaktualisasikan aspirasi pribadi lain yang mendasar (seperti) memberi rasa “berarti”
sebagai pribadi, meskipun keterlibatan dalam berbagai peran ini dapat memberikan
keuntungan psiko sosial, seperti peningkatan kepercayaan diri, moral, serta kebahagiaan
(Lestari, 2016) kesulitan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan dan keluarga yang sering
kali bertentangan juga dapat menyebabkan terjadinya konflik pekerjaan-keluarga (I. G.
A. M. Dewi, 2012).
Namun menjalani dua peran sekaligus, sebagai seorang pekerja sekaligus sebagai
ibu rumah tangga, tidaklah mudah. Karyawan wanita yang telah menikah dan punya
anak memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih berat daripada wanita single. Peran
ganda pun dialami oleh wanita tersebut karena selain berperan di dalam keluarga,
wanita tersebut juga berperan di dalam karirnya. Konflik pekerjaan-keluarga
menjelaskan terjadinya benturan antara tanggung jawab pekerjaan dirumah atau
kehidupan rumah tangga (Ruswanti & Jacobus, 2013). Karyawan yang tidak dapat
membagi atau menyeimbangkan waktu untuk urusan keluarga dan bekerja dapat
menimbulkan konflik yaitu konflik keluarga dan konflik pekerjaan, atau sering disebut
sebagai konflik peran ganda wanita antara keluarga dan pekerjaan. Di satu sisi
perempuan dituntut untuk bertanggung jawab dalam mengurus dan membina keluarga
secara baik, namun disisi lain, sebagai seorang karyawan yang baik mereka dituntut
pula untuk bekerja sesuai dengan standar perusahaan dengan menunjukkan performa
kerja yang baik. Wanita untuk peran tersebut terbagi dengan perannya sebagai ibu
rumah tangga sehingga terkadang dapat mengganggu kegiatan dan konsentraasi di
dalam pekerjaannya (Andriyani, 2014), sebagai contoh perusahaan merasa sulit
menuntut lembur ataupun menugaskan karyawan wanita yang telah menikah dan punya
Siti Komara
106 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
anak untuk pergi keluar kota. Masalah ini merupakan salah satu contoh kecil bahwa
urusan keluarga dapat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dalam bekerja.
Bagi wanita yang sudah bekerja sejak sebelum menikah karena dilandasi oleh
kebutuhan aktualisasi diri yang tinggi, maka ia cenderung kembali bekerja setelah
menikah dan mempunyai anak. Ada juga di antara para ibu yang lebih senang hanya
berperan menjadi ibu rumah tangga, namun keadaan ternyata menuntut untuk bekerja
demi menyokong keuangan keluarga.
Kondisi seperti di atas sering memicu terjadinya konflik-konflik yang terjadi
dalam kehidupan perusahaan, bila tidak ditangani secara serius akan menimbulkan
dampak yang sangat berarti bagi usaha pencapaian tujuan perusahaan, salah satunya
adalah rendahnya kinerja karyawan secara keseluruhan akan mempengaruhi
produktivitas perusahaan (Jufrizen, 2017).
Dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam kerjanya terdapat gangguan atau
masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor psikologis dalam diri wanita
tersebut, misalnya wanita itu merasa bersalah telah meninggalkan keluarganya untuk
bekerja, tertekan karena terbatasnya waktu dan beban pekerjaan terlalu banyak serta
situasi kerja yang kurang menyenangkan. Keadaan ini akan mengganggu pikiran dan
mental karyawan wanita ketika bekerja.
Adapun konflik peran ganda ini bisa menurunkan kinerja karyawan, sementara
menurunnya kinerja karyawan bisa memberi dampak pada meningkatnya keinginan
untuk keluar, meningkatnya absensi, dan menurunnya komitmen organisasi (Mekta,
2017). Jadi hal ini merupakan keadaan yang berbahaya bagi organisasi, karena bisa
menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terganggu, yang akhirnya bisa menurunya kinerja
organisasi. ini merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam
mengolah Sumber Daya Manusia untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya yaitu:
pendidikan dan latihan, disiplin, sikap dan aktivitas kerja, penghasilan, jaminan sosial,
lingkungan kerja serta kebutuhan untuk berprestasi. Faktor-faktor tersebut berpengaruh
terhadap karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya,
sehingga hasil akhirnya adalah kinerja karyawan itu sendiri, apakah baik atau buruk
buat diri karyawan.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
survey. Data terdiri dari 2 yaitu, data primer yang diambil langsung dari responden yang
meliputi data dari diri tentang responden (Usia, Jenis kelamin, Lama bekerja, jumlah
anak, pendidikan terakhir dan besarnya penghasilan) melalui kuesioner yang dijawab
oleh responden, dimana dalam kuesioner yang berisi pertanyaan yang menggali aspek
yang berkaitan dengan pengaruh konflik peran ganda yang terdiri dari konflik
pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan, dan stress terhadap kinerja perawat wanita.
Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Karyawan Wanita
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 107
Responden yang menjawab daftar kuesioner tersebut adalah karyawan pada Rumah
Sakit Sumber Kasih Kota Cirebon.
Populasi yang dimaksud penelitian ini adalah karyawan tenaga paramedis yang
ada di Rumah Sakit Sumber Kasih Kota Cirebon secara keseluruhan berjumlah 100
orang, sedangkan tenaga paramedis perawat wanita yang ada di Rumah Sakit Sumber
Kasih Kota Cirebon yang sudah menikah berjumlah 50 orang.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Kuesioner. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan
the Structural Equation Model (SEM) dalam model dan pengujian hipotesis. SEM atau
model persamaan struktural adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang
memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit, secara
simultan. (Rozarie & Indonesia, 2017) yang dimaksud dengan rumit adalah model-
model simultan yang dibentuk melalui lebih dari satu variabel dependen pada saat yang
sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya. Dalam
penelitian ini digunakan dua macam teknik analisis, yaitu:
1. Analisis konfirmatori (confirmatory factory analysis) pada SEM yang dugunakan
untuk mengkonfirmatori faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok
variabel.
2. Regression Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar
pengaruh antar variabel-variabel.
Hasil dan Pembahasan
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Multivariate
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan
hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada objek yang
sama. Nilai reliabilitas minimum dari dimensi pembentuk variabel laten yang dapat
diterima adalah sebesar adalah 0, 70. Construct Reliability didapatkan dari rumus
(John & Benet-Martínez, 2014).
Construct Reliability =
( std. Loading
( std. Loading
)2
Tabel 1
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha
(> 0,70)
Penilaian
Konflik Pekerjaan - Keluarga
X1
0.9259
0.9639
reliabel
X2
0.9150
X3
0.9313
X4
0.8436
Siti Komara
108 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
X5
0.8788
Konflik Keluarga - Pekerjaan
X6
0.8729
0.9587
reliabel
X7
0.9021
X8
0.9297
X9
0.9112
X10
0.8054
Kinerja Perawat
X15
0.8888
0.9713
reliabel
X16
0.8770
X17
0.8705
X18
0.8697
X19
0.8916
X20
0.8023
X21
0.9151
X22
0.8813
X23
0.8784
Sumber: data primer diolah 2009
Setelah dilakukan pengujian pada setiap variabel dalam penelitian
ini, diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar lebih besar dari 0.70. Hal ini
berarti sudah memenuhi syarat nilai reliabilitas.
b. Variance Extract
Variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang
diekstraksi oleh variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract
yang dapat diterima adalah minimum 0, 50. Persamaan untuk
mendapatkan nilai variance extracted adalah:
Variance Extracted =
std. Loading
2
std.
Loading
2
+
ε
j
Keseluruhan hasil uji reliabilitas dan variance extract tersaji pada Tabel 2
berikut ini;
Tabel 2
Uji Reliability dan Variance Extract
Variabel
Reliabilitas
Variance
Penilaian
(> 0.70)
Extract
(> 0.50)
Konflik pekerjaan-keluarga
0.9667
0.8531
Baik
Konflik keluarga-pekerjaan
0.9595
0.8261
Baik
Kinerja perawat wanita
0.9715
0.7911
Baik
Sumber: data primer yang diolah, 2009
Berdasarkan pengamatan pada Tabel di atas tampak bahwa tidak
terdapat nilai reliabilitas yang lebih kecil dari 0,70. Begitu pula pada uji
variance extract juga tidak ditemukan nilai yang berada di bawah 0,50.
Hasil pengujian ini menunjukkan semua indikator-indikator (observed)
pada konstruk (konflik pekerjaan-keluarga, konflik keluarga-pekerjaan,
stress kerja, dan kinerja perawat wanita) yang dipakai sebagai observed
Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Karyawan Wanita
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 109
variable bagi konstruk atau variabel latennya mampu menjelaskan
konstruk atau variabel laten yang dibentuknya.
c. Deskripsi Karakteristik Responden
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif
mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-variabel
penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden atas
item-item pertanyaan yang diajukan.
Oleh karena itu angka jawaban responden tidak berangkat dari angka
0 tetapi mulai angka 23 hingga 230 maka angka indeks yang dihasilkan
akan berangkat dari angka 23 hingga 230 dengan rentang 207, tanpa angka
0. Dengan menggunakan kriteria lima kotak (five box method), maka
rentang sebesar 207 dibagi lima, sehingga menghasilkan rentang sebesar
41,4 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks yang
dalam contoh ini adalah sebagai berikut :
-
Nilai indeks 10.00 28.00
= Intrepretasi Sangat Rendah
-
Nilai indeks 28.01 46.00
= Interpretasi Rendah
-
Nilai indeks 46.01 64.00
= Interpretasi Sedang
-
Nilai indeks 64.01 82.00
= Interpretasi Tinggi
-
Nilai indeks 82.00 -100
= Interpretasi Sangat Tinggi
Dengan dasar ini, peneliti menentukan indeks persepsi responden terhadap
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1) Konflik Pekerjaan-Keluarga
Variabel pekerjaan keluarga diukur melalui 5 item pertanyaan hasil
statistik deskriptif dengan menggunakan teknik pengukuran angka
indeks adalah seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3
Indeks Konflik Pekerjaan-keluarga
INDIKATOR KONFLIK
INDEKS KONFLIK PEKERJAAN -
INDEKS
PEKERJAAN-
KELUARGA
(%)
KELUARGA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tekanan kerja
4
6
7
8
14
12
8
21
23
12
66,26
Banyaknya tuntutan
2
7
8
5
15
11
13
23
23
8
66,35
tugas
Kurangnya kebersamaan
3
3
12
6
12
17
15
23
20
4
64,35
keluarga
Sibuk dengan pekerjaan
2
4
3
13
11
14
24
15
25
4
66,35
Konfik komitmen dan
1
5
8
7
10
14
20
22
18
10
67,39
tanggung jawab
terhadap keluarga
Rata-rata total
66,14
Sumber: Data primer, diolah, 2009
Siti Komara
110 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks
sebesar 10-100, rata-rata indeks variabel konflik pekerjaan keluarga
adalah Tinggi, yaitu sebesar 66,14%. Hal ini menunjukkan bahwa
persepsi responden mengenai konflik pekerjaan keluarga, adalah tinggi
berdasarkan per item menunjukkan tekanan kerja juga tinggi. Dalam
tabel tersebut diketahui bahwa konflik komitmen dan tanggung jawab
terhadap keluarga menempati posisi tertinggi dalam variabel konflik
pekerjaan keluarga, yakni 67,39%. Kemudian diikuti oleh banyaknya
tuntutan tugas, dan sibuk dengan pekerjaan sebesar 66.35%, selanjutnya
adalah tekananan kerja dimana indeksnya sebesar 66.26%, dan yang
terakhir indeks kurangnya kebersamaan keluarga mencapai 64.35%.
Hal ini menunjukkan bahwa kelima indikator tersebut telah dapat
dijadikan tolok ukur dari variabel konflik pekerjaan-keluarga.
2) Konflik Keluarga-Pekerjaan
Variabel pekerjaan keluarga diukur melalui 5 item pertanyaan hasil
statistik deskriptif dengan menggunakan teknik pengukuran angka
indeks adalah seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4
Indeks Konflik Keluarga-Pekerjaan
INDIKATOR
INDEKS KONFLIK KELUARGA - PEKERJAAN
INDEKS
KONFLIK
(%)
KELUARGA-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PEKERJAAN
Tekanan sebagai
4
11
11
10
14
28
13
9
12
3
55,48
orang tua
Tekanan perkawinan
9
6
10
8
18
24
6
25
7
2
55,83
Kurangnya
12
6
8
11
21
16
11
14
14
2
54,61
keterlibatan
sebagai
istri
Kurangnya
10
6
8
13
18
17
14
13
11
5
55,74
keterlibatan
sebagai
orang tua
Campur tangan
2
9
9
10
13
25
15
16
7
9
59,83
pekerjaan
Rata-rata total
56,30
Sumber: Data primer, diolah, 2009
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari rentang nilai indeks
sebesar 10-100, rata-rata indeks variabel pekerjaan keluarga adalah
sedang, yaitu sebesar 56,30 %. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi
responden mengenai konflik keluarga-pekerjaan adalah sedang. Dalam
tabel tersebut diketahui bahwa campur tangan pekerjaan posisi tertinggi
dalam variabel konflik keluarga-pekerjaan, yakni 59,83%. Kemudian
diikuti oleh tekanan perkawinan sebesar 55.83%, selanjutnya adalah
Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Karyawan Wanita
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 111
kurangnya keterlibatan sebagai orang tua dimana indeksnya sebesar
55.74%, indeks tekanan sebagai orang tua mencapai 55.48% dan yang
terakhir yaitu kurangnya keterlibatan sebagai istri indeks sebesar
54.61%. Hal ini menunjukkan bahwa kelima indikator tersebut telah
dapat dijadikan sebagai tolok ukur dari variabel konflik keluarga-
pekerjaan.
2. Proses Analisis Data dan Pengujian Model Penelitian
Proses analisis data dan pengujian model penelitian akan menjelaskan tentang
langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Langkah-langkah
tersebut mengacu pada 7 langkah proses analisis SEM sebagaimana dikemukakan
oleh (Santoso, 2018). Adapun urutan langkah-langkah analisis tersebut meliputi:
a. Langkah 1: Pengembangan Model Berdasarkan Teori
Pengembangan model dalam penelitian ini didasarkan atas telaah pustaka
dan kerangka pemikiran sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II. Secara
umum model tersebut terdiri atas 4 variabel independen (Eksogen) dan 2
variabel dependen (Endogen). Empat variabel independen adalah pekerjaan
keluarga, kepuasan pelanggan, komitmen dan kekuatan hubungan. Sedangkan
variabel dependen terdiri dari komunikasi word of mouth dan minat guna jasa
ulang
b. Langkah 2: Menyusun Diagram Alur (Path Diagram)
Setelah pengembangan model berbasis teori dilakukan maka langkah
selanjutnya adalah menyusun model tersebut dalam bentuk diagram. Langkah
ini menggambarkan hubungan kausalitas antara variabel pada sebuah diagram
alur yang secara khusus dapat membantu dalam menggambarkan serangkaian
hubungan kasual antara konstruk dari model teoritis yang telah dibangun pada
tahap pertama. Dalam menyusun diagram alur, hubungan antar konstruk akan
dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan hubungan
kasual yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Sedangkan
garis lengkung antar konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya
menunjukkan korelasi antar konstruk.
c. Langkah 3: Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan
Model yang telah dinyatakan dalam diagram alur tersebut, selanjutnya
dinyatakan ke dalam persamaan struktural. Persamaan struktural ini juga telah
dijelaskan pada Bab III sebelumnya.
3. Uji Normalitas Data
Pengujian data selanjutnya adalah dengan menganalisis tingkat normalitas
data yang digunakan dalam penelitian ini. Asumsi normalitas data harus dipenuhi
agar data dapat diolah lebih lanjut untuk pemodelan SEM. Normalitas univariate
dan multivariate data yang digunakan dalam analisis ini dapat diuji normalitasnya.
Pengujian normalitas secara univariate ini adalah dengan mengamati nilai
skewness data yang digunakan, apabila nilai CR pada skewness data berada di
Siti Komara
112 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
antara rentang antara + 2,58 pada tingkat signifikansi 0.01, maka data penelitian
yang digunakan dapat dikatakan normal. Hasil pengujian normalitas data
ditampilkan pada teks output. Pengujian normalitas dilakukan dengan mengamati
nilai skewness data yang digunakan apakah terdapat nilai CR yang melebihi + 2,58
pada tingkat signifikansi 0,01. Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa tidak terdapat nilai
CR yang berada diluar + 2,58. jadi dapat disimpulkan secara univariate sudah baik.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratio sebesar ±
2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1%) (Ghozali,2004), sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada data yang menyimpang.
4. Evaluasi atas Multikolinearitas dan Singularitas
Dari hasil pengolahan data pada penelitian ini, nilai determinan matriks kovarians
sampel sebagai berikut:
Determinant of sample covariance matrix = 4171,445
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai determinan matriks kovarians
sampel adalah jauh dari nol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data
penelitian yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas dan singularitas,
sehingga data layak untuk digunakan.
5. Pengujian Hipotesis Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Perawat Wanita
Tahap pengujian hipotesis ini adalah untuk menguji hipotesis penelitian diajukan
pada Bab II. Pengujian hipotesis ini didasarkan atas pengolahan data penelitian
dengan menggunakan analisis SEM, dengan cara menganalisis nilai regresi yang
ditampilkan pada Tabel 4.12 (Regression Weights Analisis Struktural Equation
Modeling). Pengujian hipotesis ini adalah dengan menganalisis nilai Critical Ratio
(CR) dan nilai Probability (P) hasil olah data, dibandingkan dengan batasan statistik
yang disyaratkan, yaitu diatas 1.96 untuk nilai CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P.
Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka
hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Secara rinci pengujian hipotesis
penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai dengan hipotesis yang telah
diajukan. Pada penelitian ini diajukan lima hipotesis yang selanjutnya
pembahasannya dilakukan di bagian berikut.
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
keempat berbunyi “konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh negatif terhadap kinerja
perawat wanita rumah sakit” dapat diterima. Menyatakan bahwa konflik pekerjaan-
keluarga menjelaskan terjadinya benturan antara tanggung jawab pekerjaan di tempat
kerja atau kehidupan pekerjaan dengan tanggung jawab pekerjaan di rumah
Hasil pengujian melalui alat analisis SEM dapat diketahui bahwa indikator konflik
komitmen dan tanggung jawab terhadap keluarga (X5) merupakan indikator yang paling
dominan dari konflik pekerjaan-keluarga. Hal tersebut bermakna bahwa konflik
Pengaruh Konflik Peran Ganda terhadap Kinerja Karyawan Wanita
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 113
komitmen dan tanggung jawab terhadap keluarga (X5) merupakan kunci nilai dalam
konflik pekerjaan-keluarga. Fakta ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konflik
pekerjaan-keluarga maka akan mengurangi kinerja perawat wanita rumah sakit Dari
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang kelima
berbunyi “konflik keluarga-pekerjaan berpengaruh negatif terhadap kinerja perawat
wanita rumah sakit” dapat diterima.
Hasil pengujian melalui alat analisis SEM dapat diketahui bahwa indikator
campur tangan pekerjaan (X10) merupakan indikator yang paling dominan dari konflik
pekerjaan-keluarga. Hal ini memberikan pemahaman bahwa campur tangan pekerjaan
(X10) merupakan kunci nilai dalam konflik pekerjaan-keluarga. Fakta ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi konflik keluarga-pekerjaan maka akan mengurangi kinerja
perawat wanita rumah sakit disebabkan karena tugas wanita sebagai ibu rumah tangga
sekaligus bertanggung jawab terhadap pekejaannya. Wanita yang tidak mampu
mengatasi berbagai konflik yang terjadi di dalam keluarga maka akan berpengaruh pada
tingkat kinerjanya.
Siti Komara
114 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
Bibliografi
Andriyani, J. (2014). Coping stress pada wanita karier yang berkeluarga. Jurnal Al-
Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 20(2).
Dewi, I. G. A. M. (2012). Sopistikasi teori konflik pekerjaan-keluarga: Sebuah kajian
kritis. Piramida, 1(3).
Dewi, P. M. (2012). Partisipasi tenaga kerja perempuan dalam meningkatkan
pendapatan keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 1(3).
John, O. P., & Benet-Martínez, V. (2014). Measurement: Reliability, construct
validation, and scale construction. 1(5).
Jufrizen, J. (2017). Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 17(1).
Lestari, S. (2016). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanaman Konflik
dalam Keluarga. Prenada Media.
Mekta, H. Q. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Indra Kelana Yogyakarta. Jurnal Profita Edisi, 2(1).
Rozarie, C. V. R. A. De, & Indonesia, J. T. K. R. (2017). Manajemen sumber daya
manusia. 2(2).
Ruswanti, E., & Jacobus, O. A. (2013). Konflik antara Pekerjaan dan Keluarga, Stres
Kerja terhadap Kinerja Perawat Wanita pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
Forum Ilmiah, 10(1), 8189.
Santoso, S. (2018). Konsep dasar dan Aplikasi SEM dengan AMOS 24. Elex Media
Komputindo.