11
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 4 No. 1 Januari-Juli 2023
PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN TATA RIAS TERHADAP AKUPRESUR
WAJAH PADA MATA KULIAH PERAWATAN KULIT WAJAH
Kezia Pratiwi
1
, Elvyra Yulia
2
, Neneng Siti Silfi Ambarwati
3
Universitas Negeri Jakarta Indonesia
Email: keziawidyanata25@gmail.com, elvyrayulia@gmail.com,
neneng_ambarwati@yahoo.co.id.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima :
20 Januari 2023
Diterima dalam bentuk
revisi:
24 Januari 2023
Diterima dalam bentuk
revisi :
25 Januari 2023
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap
akupresur wajah pada mata kuliah perawatan kulit wajah.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Tata Rias angkatan tahun 2021.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel
total sampling, sehingga sampel pada penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa Pendidikan Tata Rias angkatan 2021
yang sudah mendapatkan mata kuliah perawatan kulit
wajah, yaitu sebanyak 41 orang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini ialah penelitian survei dengan
pendekatan kuantitatif atau metode penelitian deskriptif.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner tertutup.
Pengujian instrumen dilakukan dengan uji validitas
menggunakan rumus Product Moment dan uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap
akupresur wajah pada mata kuliah perawatan kulit wajah
pada indikator pengetahuan berada di kategori baik dengan
skor nilai 1.445 yang artinya akupresur wajah baik untuk
dilakukan pada perawatan kulit wajah karena bermanfaat
bagi kulit wajah dan tidak memiliki efek samping, pada
indikator proses belajar berada di kategori baik dengan skor
nilai 1.281 yang artinya akupresur wajah baik untuk
dilakukan pada perawatan kulit wajah karena dilakukan
sesuai dengan prosedur langkah kerja dan sesuai dengan
titik akupresurnya, dan pada indikator kebutuhan berada di
kategori sangat baik dengan skor nilai 2.476 yang artinya
akupresur wajah dibutuhkan untuk dilakukan pada
perawatan kulit wajah karena dapat memaksimalkan hasil
perawatan kulit wajah.
Kezia Pratiwi
Kata kunci:
persepsi,
akupresur wajah,
perawatan kulit wajah.
Kezia Pratiwi, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
12INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari -Juli 2023
keziawidyanata25@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Kecantikan adalah suatu hal yang sangat melekat dalam diri manusia, baik pria
maupun wanita. Tak dapat dipungkiri, kecantikan merupakan suatu standar yang dilihat
seseorang dimanapun dan kapanpun kita berada. Kecantikan sendiri berasal dari kata
cantik yang berarti elok atau molek mengenai wajah atau muka (Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, 2021). Sehingga kecantikan dapat diartikan sebagai suatu
keelokan atau kemolekan yang ada dalam wajah seseorang. Standar kecantikan seseorang
tidaklah sama satu dengan yang lainnya, dalam arti bersifat dinamis seiring dengan
berkembangnya zaman dan berbeda-beda di tiap daerah. Namun, kecantikan itu tidak
hanya dapat dilihat dari tampilan luar saja. Kecantikan dapat dilihat dari dua sisi.
Kecantikan yang pertama adalah kecantikan dari sisi dalam (inner beauty), contohnya
adalah kecerdasan dan juga perilaku. Kecantikan yang kedua adalah kecantikan dari sisi
luar (outer beauty), yang mana terpancar dari penampilan seseorang secara kasat mata
(Yuliari & Mediastari, 2021). Masyarakat di Indonesia semakin banyak yang peduli
terhadap kecantikannya, terutama dalam hal kecantikan kulit. Terbukti dengan
menjamurnya klinik atau salon kecantikan kulit di berbagai daerah. Hal ini diperkuat
dengan adanya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa
pendapatan industri kecantikan di Indonesia berjumlah sebesar 7,095 miliar dolar
Amerika atau Rp 99,33 triliun pada tahun 2021. Angka itu tumbuh 2,84 persen dari tahun
sebelumnya (Wartiani et al., 2022).
Kulit merupakan bagian terluar yang melapisi seluruh tubuh manusia. Oleh karena
itu kulit bersentuhan langsung dengan segala hal yang ada di luar tubuh seperti suhu,
udara, sinar matahari, debu, polusi, dan lainnya (Kusantati, 2008). Oleh karena itu kulit
akan terganggu kesehatannya jika tidak dirawat dengan baik. Untuk menjaga kulit agar
tetap sehat dan segar, dapat dilakukan perawatan kulit wajah. Merawat kulit wajah
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan. Pada umumnya perawatan
kulit wajah bertujuan untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan fungsi kulit juga
mempercantik wujud luar kulit. Perawatan wajah sebaiknya dilakukan sesuai jenis dan
kondisi kulitnya (Kusantati, 2008). Jenis-jenis kulit sendiri ada 6, yaitu kulit normal, kulit
Persepsi Mahasiswa Pendidikan Tata Rias Terhadap Akupresur Wajah Pada Mata
Kuliah Perawatan Kulit Wajah
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol. 4 No. 1 Januari- Juli 2023 13
kering, kulit berminyak, kulit menua, kulit pigmentasi dan juga kulit sensitif. Selain
dibedakan berdasarkan jenis kulitnya, perawatan kulit wajah juga dibedakan menjadi
perawatan kulit wajah secara manual dan perawatan kulit wajah dengan teknologi.
Perawatan kulit wajah secara manual adalah perawatan kulit wajah yang dalam
prakteknya hanya mengandalkan tangan dan jari-jari terapis atau beautician. Sedangkan
perawatan wajah dengan teknologi adalah perawatan yang menggunakan alat-alat modern
yang dapat membantu memaksimalkan perawatan kulit wajah.
Akupresur wajah merupakan pemijatan pada titik-titik tertentu yang dipakai dalam
perawatan wajah. Pemijatan yang biasa disebut juga dengan totok wajah ini merupakan
teknik pengobatan dalam budaya Cina kuno atau Traditional Chinese Medicine, yang
awalnya berasal dari teknik pengobatan akupunktur dengan jarum yang diterapkan dalam
akupresur wajah untuk kecantikan, dan dalam kurun waktu yang lama beradaptasi dengan
kebudayaan tradisional Indonesia (Yuliari & Mediastari, 2021). Dengan adanya
penekanan pada titik akupresur, peredarah darah seseorang akan menjadi lancar sehingga
dapat mencegah terjadinya masalah pada kulit wajah. Akupresur wajah jauh lebih efektif
dirasakan manfaatnya dibandingkan dengan penggunaan alat atau mesin, karena dengan
akupresur wajah, terapis atau beautician mempunyai kontak langsung dengan klien
melalui jari-jari tangan terapis atau beautician, sehingga manfaatnya dapat dirasakan
secara langsung dalam waktu yang relatif lama (Yuwati, 2014). Di klinik kecantikan
akupresur wajah merupakan salah satu teknik perawatan wajah yang ditawarkan.
Perawatan menggunakan akupresur wajah tidak dimiliki semua klinik atau salon
kecantikan, dikarenakan terapis atau beautician harus memiliki keterampilan khusus.
Namun berdasarkan pengamatan, perawatan ini memiliki konsumen loyal yang
sudah lama menggunakannya. Jika ada konsumen baru, umumnya mereka telah
mendapatkan informasi dari sumber yang mereka percaya, bahwa tindakan perawatan
wajah menggunakan akupresur wajah ini adalah salah satu upaya perawatan wajah yang
dilakukan sebagai suatu usaha untuk memelihara dan merawat kulit wajah agar senantiasa
terlihat sehat, segar, kencang, dan awet muda secara aman dan efektif (Meilandari,
2021:3). Dalam praktiknya, perawatan akupresur wajah membutuhkan beberapa kali sesi
perawatan untuk dapat dilihat hasilnya sehingga hasil dari perawatan dengan akupresur
wajah ini tidak secepat hasil dari perawatan derma fillers, thread lift, botox, atau
perawatan modern lainnya. Namun perawatan ini cenderung lebih aman dari efek
samping dan hasil yang didapatkan bisa lebih bertahan lama, selain itu dengan akupresur
wajah akan didapatkan manfaat lain yaitu terpeliharanya kesehatan (Meilandari, 2021).
Sementara itu disampaikan oleh (Yuliari & Mediastari, 2021) bahwa kecantikan alami
dengan totok wajah tidak seperti ramuan ajaib atau pil ajaib yang tentu saja memiliki
kelebihan dan kekurangan. Semua orang dapat tampil cantik dengan caranya sendiri. Hal
itu merupakan bagian dari budaya dan hanya diperlukan kesadaran untuk melakukannya
secara karena sejatinya wajah adalah salah satu area penting di tubuh manusia yang perlu
dirawat.
Menurut KBBI, persepsi berarti tanggapan langsung dari segala sesuatu, serapan,
hal yang perlu diteliti, dan juga proses seseorang mengenai beberapa hal melalui panca
inderanya. Leavit dalam (Sobur, 2003) menyampaikan bahwa persepsi adalah bagaimana
cara seseorang dalam memandang atau mengartikan segala sesuatu yang dilihatnya.
Menurut Sugihartono dkk. dalam Hermuningsih dan Wardani (2016:200), persepsi ialah
kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam indera manusia.
Sedangkan dikatakan oleh (J. Rakhmat, 2005) bahwa persepsi adalah pengalaman
mengenai objek, peristiwa, atau hubungan tertentu yang diperoleh melalui informasi yang
Kezia Pratiwi, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
14INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari -Juli 2023
disimpulkan dan pesan yang ditafsirkan dari apa yang telah dilihat. Berdasarkan beberapa
teori di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pandangan dan tanggapan
seseorang mengenai suatu objek yang diterima melalui panca indera yang kemudian
diolah oleh otak untuk ditafsirkan dan disimpulkan. Dalam proses terbentuknya, persepsi
dapat dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan dan hal
lain yang bersifat personal seperti proses belajar dan pengetahuan. Sementara faktor
struktural adalah faktor yang berasal dari luar individu, yaitu stimulus dan lingkungan.
(Krech dan Richard S. Krutch dalam Nazhifah, 2021:12).
Mahasiswa Pendidikan Tata Rias adalah seseorang yang tengah menimba ilmu di
Program Studi Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan kelak dapat menjadi tenaga pengajar pada
pendidikan formal maupun non-formal (Yulia, dkk., 2021:10). Dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa Pendidikan Tata Rias adalah individu yang meneruskan pendidikan tinggi di
Program Studi Pendidikan Tata Rias yang terdapat di Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta, dengan tujuan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan hingga menghasilkan
tenaga profesional pada bidang pendidikan dan bidang tata rias. Dalam Program Studi
Pendidikan Tata Rias, mahasiswa juga mendapatkan mata kuliah Perawatan Kulit Wajah
yang mana di dalamnya mempelajari teori beserta praktek dalam melakukan tindakan
perawatan kulit wajah tanpa menggunakan alat atau secara manual termasuk di dalamnya
mempelajari mengenai akupresur wajah.
Permasalahan yang akan diteliti diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Dibutuhkannya keahlian khusus yang dimiliki oleh terapis/beautician dalam
melakukan tindakan perawatan menggunakan akupresur wajah.
2. Dibutuhkannya informasi dari sumber terpercaya bagi masyarakat mengenai
akupresur wajah sebagai upaya memelihara kulit wajah.
3. Tidak didapatkannya hasil yang instan dari akupresur wajah dibandingkan dengan
perawatan modern.
Penelitian ini dibatasi hanya pada membahas persepsi terhadap akupresur wajah
pada mata kuliah perawatan kulit wajah. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta angkatan tahun 2021
yang sudah menempuh mata kuliah perawatan kulit wajah sejumlah 41 mahasiswa.
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana
persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah pada mata kuliah
perawatan kulit wajah?
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur
wajah pada mata kuliah perawatan kulit wajah.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian survei dengan
pendekatan kuantitatif atau metode penelitian deskriptif. Penelitian dengan metode ini
dimaksudkan untuk mendapat gambaran dan keterangan secara rinci mengenai persepsi
mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah pada mata kuliah perawatan
kulit wajah. Dilakukan pendekatan terhadap objek penelitian dengan menggali informasi
sesuai dengan persepsi peneliti.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan
menggunakan kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
Persepsi Mahasiswa Pendidikan Tata Rias Terhadap Akupresur Wajah Pada Mata
Kuliah Perawatan Kulit Wajah
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol. 4 No. 1 Januari- Juli 2023 15
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (dalam Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini, penyebaran kusioner
dilakukan untuk mengetahui persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap
akupresur wajah pada mata kuliah perawatan kulit wajah. Jenis kuisioner yang digunakan
adalah kuisioner tertutup, yang mana responden dapat memilih pernyataan yang tersedia
di dalam kuisioner tersebut sesuai dengan situasi yang dialaminya. Kuisioner ini terdiri
dari butir-butir pernyataan yang disusun berdasarkan indikator sesuai dengan kisi-kisi
instrumen. Kuisioner ini disebarkan peneliti melalui Google Form.
Setelah data yang dibutuhkan oleh peneliti sudah terkumpul, langkah selanjutnya
adalah analisis data. Proses analisis data dilakukan dengan menelaah semua data yang
telah diperoleh. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif
dengan persentase. Presentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi jumlah responden
dikali 100%.
Analisis data persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah
pada mata kuliah perawatan kulit wajah dilakukan dengan cara memindahkan data
kualitatif ke data kuantitatif, dengan memberikan skor atas pilihan yang diambil oleh
responden yang selanjutnya akan dikategorikan. Dalam penentuan skor ini, digunakan
skala likert. Tingkat persentase jawaban responden terhadap pernyataan yang diajukan
adalah jawaban dari kuisioner yang telah disebar, kemudian dihitung total skor setiap
item pernyataan dengan cara mengalikan skor likert dengan jumlah frekuensi.
Hasil yang didapatkan pada setiap pilihan skor likert di tiap pernyataan akan
dijumlahkan, kemudian dikategorikan berdasarkan rating scale. Rating scale ini
berfungsi untuk mengetahui hasil dari data kuisioner secara umum dan menyeluruh yang
didapatkan dari penilaian kuisioner. Sebelum ditentukannya rating scale, dilakukan
perhitungan skor ideal
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Uji Coba Instrumen
Baik atau tidaknya kualitas suatu alat pengumpul data ditentukan oleh 2 uji, yaitu
uji validitas dan uji reliabilitas, yang mana peneliti perlu melakukan uji coba terhadap
alat pengumpul data tersebut. Uji coba dilakukan dengan menyebarkan kuisioner berisi
30 pernyataan kepada 28 responden.
a. Uji Validitas
Perhitungan uji validitas ini menggunakan korelasi Product Moment atau uji
(r), dimana apabila rhitung lebih besar dari rtabel (rh > rt), maka instrumen tersebut
valid. Sebaliknya, apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (rh < rt), maka instrumen
tersebut tidak valid. Hasil uji validitas kuisioner pertama berjumlah 30 pernyataan
diperoleh 14 valid dan 16 tidak valid. Selanjutnya dilakukan uji validitas kuisioner
kedua dengan 30 pernyataan yang baru diperoleh 21 valid dan 9 tidak valid. Jadi,
total pertanyaan valid yang dipakai sebagai instrumen penelitian ini berjumlah 35
pernyataan.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, dimana
semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 (lebih dari 0,6) berarti
semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas
mendekati angka 0 (kurang dari 0,6) berarti semakin rendah reliabilitasnya. Uji
reliabilitas kuisioner pertama berjumlah 30 pernyataan diperoleh koefisioen
reliabilitasnya 0,796 yang menandakan bahwa kuisioner ini reliabel. Uji reliabilitas
Kezia Pratiwi, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
16INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari -Juli 2023
kuisioner kedua berjumlah 30 pernyataan diperoleh koefisien reliabilitasnya 0,860
yang menandakan bahwa kuisioner ini juga reliabel.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapati hasil sebagai berikut,
persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah pada mata kuliah
perawatan kulit wajah di indikator pengetahuan masuk dalam kategori baik dengan skor
nilai 1.445. Nilai tertinggi didapat oleh pernyataan nomor 3 yang berbunyi “Akupresur
wajah memiliki efek samping membuat kulit wajah kasar dan kusam” dengan total skor
163 di kategori tidak setuju. Sementara nilai terendah didapat oleh pernyataan nomor 10
yang berbunyi “Akupresur wajah aman dilakukan pada penderita diabetes”dengan total
skor 95 di kategori ragu-ragu.
Persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah pada mata
kuliah perawatan kulit wajah pada indikator proses belajar masuk dalam kategori baik
dengan skor nilai 1.281. Nilai tertinggi didapat oleh pernyataan nomor 12 yang berbunyi
“Sebelum melakukan akupresur wajah, kita tidak perlu melakukan diagnosa kulit wajah”
dengan total skor 174 di kategori sangat tidak setuju. Sementara nilai terendah didapat
oleh pernyataan nomor 13 yang berbunyi “Dalam mata kuliah perawatan kulit wajah
diajarkan bahwa urutan pertama dalam akupresur wajah adalah menekan kedua pangkal
alis dengan jari telunjuk” dengan total skor 98 di kategori ragu-ragu.
Persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah pada mata
kuliah perawatan kulit wajah pada indikator kebutuhan masuk dalam kategori sangat baik
dengan skor nilai 2.476. Nilai tertinggi didapat oleh pernyataan nomor 22 yang berbunyi
“Selain untuk kecantikan, akupresur wajah juga dibutuhkan untuk menjaga kesehatan”
dan nomor 35 yang berbunyi Akupresur wajah dibutuhkan sebagai upaya memelihara
kecantikan wajah” dengan total skor 184 di kategori sangat setuju. Sementara nilai
terendah didapat oleh pernyataan nomor 21 yang berbunyi “Akupresur wajah dibutuhkan
hanya sebagai upaya memelihara kecantikan sajadengan total skor 145 di kategori tidak
setuju.
Hasil rating scale yang diperoleh dari butir pernyataan ketiga indikator persepsi
yang sudah dijabarkan diatas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Hasil Rating Scale
Kategori
Pengetahuan
Proses
Belajar
Skor 1.445
Skor 1.281
Sangat Kurang Baik
0 - 451
0 - 369
Kurang Baik
452 - 902
370 - 738
Cukup Baik
903 - 1.353
739 - 1.107
Baik
1.354 - 1.804
1.108 - 1.476
Sangat Baik
1.805 - 2.255
1.477 - 1.845
Kesimpulan
Persepsi adalah pandangan dan tanggapan seseorang mengenai suatu objek yang
diterima melalui panca indera yang kemudian diolah oleh otak untuk ditafsirkan dan
Persepsi Mahasiswa Pendidikan Tata Rias Terhadap Akupresur Wajah Pada Mata
Kuliah Perawatan Kulit Wajah
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol. 4 No. 1 Januari- Juli 2023 17
disimpulkan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa persepsi
mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap akupresur wajah pada mata kuliah perawatan
kulit wajah adalah sebagai berikut: Persepsi mahasiswa Pendidikan Tata Rias terhadap
akupresur wajah pada mata kuliah perawatan kulit wajah pada indikator pengetahuan
berada di kategori baik dengan skor nilai 1.445 yang artinya akupresur wajah baik untuk
dilakukan pada perawatan kulit wajah karena bermanfaat bagi kulit wajah dan tidak
memiliki efek samping, pada indikator proses belajar berada di kategori baik dengan skor
nilai 1.281 yang artinya akupresur wajah baik untuk dilakukan pada perawatan kulit wajah
karena dilakukan sesuai dengan prosedur langkah kerja dan sesuai dengan titik
akupresurnya, dan pada indikator kebutuhan berada di kategori sangat baik dengan skor
nilai 2.476 yang artinya akupresur wajah dibutuhkan untuk dilakukan pada perawatan
kulit wajah karena dapat memaksimalkan hasil perawatan kulit wajah.
Bibliografi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). KBBI Daring.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI).
dalam Sugiyono, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, CV.
Hermuningsih, S. (2012). Pengaruh profitabilitas, size terhadap nilai perusahaan dengan
sruktur modal sebagai variabel intervening. Jurnal Siasat Bisnis, 16(2).
Kusantati, H. (2008). Pendidikan Keterampilan. PT Grafindo Media Pratama.
Meilandari, D. S. (2021). Hubungan Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumen dalam
Memilih Akupunktur Kecantikan untuk Perawatan Wajah.
Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi.
Rakhmat, Jalaluddin. (n.d.). Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007) Cet. Ke-24.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Cet. Ke-2. Bandung:
Pustaka Setia. Hlm, 451464.
Wartiani, W., Sinaga, F., & Nurita, C. (2022). PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP KONSUMEN KOSMETIK DALAM JUAL BELI ONLINE. JURNAL
RECTUM: Tinjauan Yuridis Penanganan Tindak Pidana, 4(1), 229242.
Yuliari, S. A. M., & Mediastari, A. A. P. A. (2021). Cantik Alami Dengan Totok Wajah.
Widya Kesehatan, 3(1), 1620.
Yuwati, H. (2014). Pengaruh Perawatan Wajah Melalui Teknik Totok untuk Mendukung
Kesehatan di Puteri Kedaton Griya Kecantikan dan Spa Yogyakarta.