1
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2023
HUBUNGAN PENGETAHUAN KOSMETIK RAMBUT MODERN TERHADAP
PERILAKU PEMILIHAN KOSMETIKA PERAWATAN RAMBUT
Nabila Aulia Rahmah
1
, Elvyra Yulia
2
, Neneng Siti Silfi Ambarwati
3
Universitas Negeri Jakarta
Email: nabila.aulia0408@gmail.com, elvyrayulia@gmail.com,
neneng_ambarwati@yahoo.co.id.
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima :
20 Januari 2023
Diterima dalam bentuk
revisi :
24 Januari 2023
Diterima dalam bentuk
revisi :
25 Januari 2023
Knowledge about hair cosmetics is important for someone
to know, especially for students as consumers in order to
choose hair care cosmetics appropriately according to the
needs and types of hair and scalp. This study aims to
determine the Relationship of Modern Hair Cosmetics
Knowledge to Hair Care Cosmetics Selection Behavior
(Study on Cosmetology Students of Jakarta State University
Class of 2019). The research method used is the survey
method. The sample in this study is the entire number of
cosmetology students of the Class of 2019 which amounts to
To a significant extent shows results smaller than on a value
that means that the relationship between the two variables is
linear. Then in the results of the hypothesis test conducted
using a t-test whose results there was a positive relationship
between knowledge of modern hair cosmetics and the
selection behavior of hair care cosmetics (study on
cosmetology education students of Jakarata State University
class of 2019).
Nabila Aulia Rahmah
neneng_ambarwati@yahoo.co.id.
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Kata kunci:
Hubungan, Pengetahuan
Kosmetika Rambut,
Perilaku Memilih
Kosmetika Perawatan
Rambut.
Nabila Aulia Rahmah, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
2 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2023
Pendahuluan
Saat ini keinginan mempercantik diri telah menjadi kebutuhan sehari-hari,
keinginan tersebut dapat diwujudkan dengan menggunakan produk-produk kecantikan
salah satunya yaitu kosmetika.
Menurut (Rostamailis, 2008:62). Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan
untuk digosokan, dilekatkan, dituangkan, dipercikan atau disemprotkan pada, dimasukan
dalam, dipergunakan pada bahan atau bagian badan manusia yang bertujuan untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak
termasuk golongan obat.
Pria maupun wanita menggunakan kosmetika, hal ini menyebabkan meningkatnya
industri kosmetika di Indonesia. Sesuai dengan hasil dari Beauty Market Survey (BMS)
dalam Istiqomah dkk (2021:33) yang menyebutkan bahwa, pendapatan industri kosmetik
Indonesia pada tahun 2016 mencapai Rp 36 triliun, meningkat sekitar 12% dari tahun
sebelumnya. Peningkatan pendapatan industri kosmetik ini didasarkan pada permintaan
produk kecantikan dan perawatan yaitu produk perawatan rambut (37%), perawatan kulit
(32%) dan dekoratif (10%).
Menurut Kumar (2006) konsumen wanita usia produktif menjadi sasaran utama dari
industri kosmetika. Berdasarkan data dari BPS (2016) di Indonesia jumlah penduduk
wanita dengan usia produktif (15-64 tahun) sebesar 64,57%. Mahasiswi merupakan salah
satu populasi yang termasuk kedalam kategori wanita produktif, menurut (Britton, 2012)
pengguna kosmetika tertinggi adalah mahasiswi. Oleh karena itu mahasiswa tak luput dari
sasaran industri kosmetika.
Kosmetika dibedakan menjadi dua jenis yaitu kosmetika tradisional dan kosmetika
modern, menurut Rostamailis kosmetika modern merupakan kosmetika yang berasal dari
bahan yang dicampur dengan zat-zat kimia. Keunggulannya yang lebih tahan lama dan
tidak cepat rusak. Hal ini dikarenakan kosmetika modern mengandung pengawet agar
kosmetika itu tahan lama, praktis dalam pemakain, penyimpanan dan pemeliharaannya.
penggunaan kosmetika modern menjadi pilihan utama untuk dipergunakan. Hal
tersebut karena kosmetika modern sudah berbentuk kemasan, mudah didapatkan, dan
praktis.
Selain pada wajah, kosmetika dipergunakan juga pada rambut. Menurut (YULIA,
2019), rambut merupakan aset yang berharga bagi wanita yang berfungsi sebagai
pelindung kulit dari rangsangan fisik, seperti panas, dingin, kelembaban dan sinar,
rangsang mekanik, seperti pukulan, gosokan, dan tekanan, serta rangsangan kimia, seperti
berbagai zat kimia dan keringat.
Menurut (Angendari, 2012) penggunaan kosmetika rambut dapat melindungi kulit
kepala dan rambut dari pengaruh luar yang dapat merusak rambut. macam-macam jenis
kosmetika untuk rambut yaitu: kosmetika pembersih rambut, kosmetika pembilas,
pelembab rambut, pemupuk rambut, rambut, pengeriting rambut, pratata, pelurus rambut
dan pewarna rambut. Menurut (Ambarwati & Yulia, 2015)
Namun Penggunaan kosmetika dapat menimbulkan pengaruh, baik pengaruh positif
maupun negatif. Untuk mendapatkan pengaruh positif dari penggunaan kosmetika, yaitu
dengan cara pemilihan kosmetika yang tepat. Dalam perawatan rambut sehari-hari
kosmetika yang dapat digunakan adalah sampo (Weddy & Febrya, 2016).
Sampo adalah produk perawatan dan pembersihan rambut yang berfungsi untuk
membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran yang menempel, baik yang berasal
dari lemak dan minyak kulit kepala maupun dari debu udara, (Ambarwati & Yulia,
Hubungan Pengetahuan Kosmetik Rambut Modern Terhadap Perilaku Pemilihan
Kosmetika Perawatan Rambut
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juli 2023 3
2015). Menurut Rostamailis sampo terbagi menjadi 2 jenis yaitu sampo basah dan kering.
Sampo basah merupakan shampo yang penggunaanya menggunakan air. Sedangkan
sampo kering merupakan sampo yang penggunaanya tanpa memerlukan air.
Beragamnya jenis produk kosmetika khususnya sampo di pasaran sebetulnya
memberikan peluang besar bagi konsumen untuk melakukan seleksi dalam memilih
sampo yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Tetapi menurut penelitian
yang dilakukan oleh oleh (Damanik et al., 2011) seringkali perilaku memilih dan
menggunakan kosmetika dilakukan tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup
untuk memilih kosmetik dengan tepat dan aman. Hal tersebut dibuktikan penelitian yang
dilakukan oleh Ningsih pada mahasiswa Program studi Tarta Rias Unesa, dimana
pengetahuan mengenai kosmetika yang mereka miliki seringkali diabaikan, mereka
cenderung memilih kosmetika baru yang sedang tren tanpa memperhatikan komposisinya.
Pada bulan Desember tahun 2021 di Kabupaten Tangerang polisi menemukan
tempat produksi sampo dan minyak rambut palsu yang mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya seperti: lem, soda api, pengawet, pewarna makanan. Apabila bahan tersebut
dipergunakan dalam jangka panjang akan menimbulkan efek negatif yang dapat
menyebabkan kebotakan pada rambut (detik, detik.com, 2021).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hsieh, Tu dan Wu (2010) melaporkan bahwa
terdapat kasus alergi yang disebabkan oleh zink prirition yang terkandung dalam sampo
antiketombe. Sebagian besar kasus disertai dengan dermatitis pada kulit kepala yang
seringkali meluas pada wajah, leher, bahu dan tangan.
Mahasiswi sebagai konsumen kosmetik seharusnya memiliki
pengetahuan yang baik mengenai kosmetika, pengetahuan Menurut (Mubarak et al., 2007)
pengetahuan merupakan kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
pancaindranya. Pengetahuan diketahui berdasarkan pengalaman yang didapat oleh setiap
manusia, menurut Natoatmodjo (Notoatmodjo, 2012) pengetahuan diperoleh melalui 6
tingkatan yaitu, tahu, memahami, aplikasi dan analisis, sintesis dan evaluasi. Pengetahuan
yang dimaksud dalam penelitian ini seperti: apa yang dimaksud dengan kosmetika rambut,
jenis, bahan, tujuan, efek samping, cara pemilihan dan cara penggunaannya. Pengetahuan
tersebut dapat membantu ketika memilih dan menentukan kosmetika yang akan
digunakan. Sedangkan Menurut Robert Kwick Perilaku adalah tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari, perlaku pemilihan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah permasalah kombinasi sebab dalam setiap pemilihan
seorang konsumen dalam memilih beberapa jenis produk kosmetika perawatan rambut.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fatmawati, 2017) mengenai
pengetahuan kosmetika dalam kategori tinggi dengan frekuensi relative sebesar 39,51%.
Dan pemilihan kosmetika perawatan rambut dalam kategori tinggi dengan frekuensi
relatif 64,20%. Tetapi keinginan untuk berpenampilan menarik dengan kosmetika sering
kali tidak diikuti dengan pengetahuan yang cukup tentang produk kosmetika sehingga
terkadang penggunaan kosmetika justru memberikan efek negatif.
Hal tersebut dibuktikan penelitian dilakukan oleh (Widowati et al., 2020) pada
mahasiwa UPN Veteran Surabaya, mendapatkan hasil sebanyak 26,53% dari
respondennya yang memiliki pengetahuan mengenai produk sampo dan sebanyak 94%
dari 55 respondennya memilih produk sampo tidak mempertimbangkan aspek keamanan
produk sampo anti ketombe. Menurut BPOM (2016) cara dalam memilih kosmetika yang
aman seperti: teliti sebelum membeli, teliti legalitas kosmetik, teliti komposisi kosmetik,
teliti pembuat dan penyalur kosmetik.
Nabila Aulia Rahmah, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
4 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2023
Kemudian hasil penelitian mini yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswi
Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta Angkatan tahun 2017, didapatkan hasil
pengetahuan kosmetika rambut modern dalam kategori sedang dengan frekuensi relatif
47%. Dan perilaku pemilihan kosmetika perawatan rambut dalam kategori sedang dengan
frekuensi relatif sebesar 34,7% dalam aspek ketertarikan memilih kosmetika untuk
perawatan rambut mahasiswi cenderung memilih kosmetika berdasarkan iklan dan
pengaruh teman sebaya.
Pada penelitian (Fadila et al., 2022) disebutkan bahwa terdapat hubungan atara
pengetahuan kosmetika dengan pemilihan kosmetik perawatan kulit wajah siswa kelas XI
Jurusan Tata Kecantikan SMK Negeri 7 Padang. Berbeda pada penelitian yang akan
dilakukan, peneliti memfokuskan pada kosmetika rambut modern dan kosmetika
perawatan rambut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Kosmetika Rambut Modern terhadap Perilaku
Dalam Pemilihan Kosmetika Perawatan Rambut (Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Tata
Rias Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2019)”.
Metode Penelitian
A. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif metode survei.
Menurut (Sugiyono, 2019) metode kuantitatif merupakan metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi
atau sampel tertentu dimana pengumpulan data yang menggunakan instrument
penelitian dan analisis data bersifat kuatitatif/statistik yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Klinger dalam (Sugiyono, 2019) penelitian survei merupakan
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari
yaitu data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, yang bertujuan untuk
menemukan kejadian- kejadian relatif, distribusi, dan hubungan- hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan sumber primer dengan teknik
pengumpulan data menggunakan kuisioner atau angket dan tes. Angket atau kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya
(Sugiyono, 2019). Menurut (Arikunto, 2013) tes digunakan untuk mengukur ada
maupun tidaknya dan besaran kempuan objek yang diteliti. Untuk manusia tes
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian seseorang. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur perilaku pemilihan kosmetika perawatan rambut
yaitu dengan menggunakan skala likert dan skala guttman digunakan untuk mngukur
pengetahuan kosmetika rambut Modern (Widowati et al., 2020).
B. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Pendidikan Tata Rias
Universitas Negeri Jakarta Angkatan tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini
yaitu Mahasiswa Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta Angkatan Tahun
2019 berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
total sampling yaitu teknik pengambilam sampel dimana besar sampel sama dengan
jumlah populasi. Total sampling digunakan karena jumlah populasi kurang dari 100
maka seluruh populasi dijadikan sampel. (Sugiyono, 2019).
Hasil dan Pembahasan
Hubungan Pengetahuan Kosmetik Rambut Modern Terhadap Perilaku Pemilihan
Kosmetika Perawatan Rambut
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juli 2023 5
C. Hasil Pengujian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel, yaitu
pengetahuan kosmetika modern sebagai vatriabel bebas (X) dan perilaku pemilihan
kosmetika perawatan rambut sebagai variabel terikat (Y). Data yang didapat
berdasarkan pada penyebaran kuisioner dan test, test digunakan untuk mengukur
variabel (X)dengan rincian 17 butir soal dan kuisioner digunakan untuk mengukur
Variabel (Y) dengan rincian 18 butir soal yang disebarkan kepada 60 responden
yaitu Mahasiswi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta Tahun Angkatan
2019, penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Jakarta.
a. Uji Normalitas
Hasil dari uji normalitas yang dilakukan maka didapatkan data sebagai
berikut:
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
60
Normal parameters
a,b
0E-7
Most Extreme Differences
5.40086895
.083
.078
Kolmogorov-Smirnov Z
-.083
Asymp. Sig. (2-tailed)
.642
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa nilai Asiymptotic
sebesar 0,804 > 0,05. Jika Nilai Asym. Significance > 0,05 maka disimpulkan
data penelitian Normal. Maka data pada penelitian ini berdistribusi Normal.
b. Pengetahuan Kosmetika Rambut Modern
Dari hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Mean, Median, Modus Variabel X
Variabel
X
Mean
13,88
Median
15
Modus
17
Varian
11,0
SD
3,32
Min-max
7-17
Berdasarkan hasil dari penyebaran kuisioner pada variabel X yaitu
pengetahuan kosmetika rambut modern yang terdiri dari 17 butir soal pilihan
ganda, didapatkan hasil distribusi frekuensi yaitu nilai mean yang diperoleh
sebesar 13,88, median 15 dan modus 17. Dan tabel distribusi frekuensi dari
sebaran data instrumen pengetahuan kosmetika rambut modern sebagai berikut:
Nabila Aulia Rahmah, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
6 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2023
Tabel 3
distribusi frekuensi variabel X
Kriteria
Rentang
F
%
Sangat Tinggi
X > 19
0
0
Tinggi
16 < X ≤ 19
17
28
Sedang
13 < X ≤ 16
22
37
Rendah
10 < X ≤ 13
8
13
Sangat Rendah
X 10
13
22
Total
60
100
Sumber :Ms Excel
c. Perilaku Pemilihan Kosmetika Perawatan rambut
Tabel 4
Hasil Mean, Median, Modus Variabel Y
Variabel
Y
Mean
85,46
Median
84
Modus
81
Varian
36,01
SD
6
Min-max
74-96
Berdasarkan hasil dari penyebaran kuisioner pada variabel Y yaitu perilaku
pemilihan kosmetika perawatan rambut yang terdiri dari 20 butir soal skala likert,
didapatkan hasil distribusi frekuensi yaitu nilai mean yang diperoleh sebesar
85,46, median 84,5 dan modus 81. Dan tabel distribusi frekuensi dari sebaran data
instrumen perilaku pemilihan kosmetika perawatan rambut sebagai berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Variabel Y
Kriteria
Rentang
F
%
Sangat Tinggi
X > 94
4
7
Tinggi
88 < X 94
17
28
Sedang
82 < X 88
11
18
Rendah
76 < X 82
26
43
Sangat Rendah
X ≤ 76
2
3
Total
60
100
Sumber :Ms Excel
d. Analisis Korelasi.
Tabel 6
Analisis Korelasi
Hubungan Pengetahuan Kosmetik Rambut Modern Terhadap Perilaku Pemilihan
Kosmetika Perawatan Rambut
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juli 2023 7
Correlations
X
Y
Pearson Correlation
1
.436**
X
Sig. (2-tailed)
.000
N
60
60
Pearson Correlation
.436**
1
Y
Sig. (2-tailed)
.000
N
60
60
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai signifikasi 0,000 < 0,05 yang
berarti bahwa kedua variabel yaitu variabel X dan Y berkorelasi, dengan nilai
pearson correlation sebesar 0,436 yang memiliki tingkat korelasi yang cukup
kuat menurut pendapat ahli.
e. Uji Linieritas Regresi Sederhana
Tabel 8
Hasil Persamaan Regresi
Liniernitas
Persamaan Regresi
F
hitung
sig
X terhadap Y
Y = 74,541 + 0,787X
0,824
0,001
Hasil perhitungan tabel diatas menujukan bahwa hubungan antara
pengetahuan kosmetika rambut modern terhadap perilaku pemilihan kosmetika
perawatan rambut memiliki persamaan regresi Y senilai 74,541 dan X senilai
0,787. Yang berarti bahwa nilai perilaku pemilihan kosmetika perawatan rambut
74,541 bertambah sebesar 0,787 setiap peningkatan nilai pengetahuan kosmetika
rambut modern. Jadi setiap peningkatan nilai perilaku disertai dengan
peningkatan nilai pengetahuan. Pada taraf signifikan menunjukan hasil 0,001
yang lebih kecil dari pada nilai sehingga 0,001< 0,05. Yang artinya hubungan
kedua variabel bersifat linier.
f. Uji-t
Tabel 7
Hasil Uji-t
Nilai Signifikansi
(Variabel X dan
Y)
t
tabel
t
hitung
Keterangan
0,000 < 0,05
2,001
3,690
H
o
ditolak
dan H
a
diterima
Berdasarkan pada nilai
t
tabel dengan jumlah responden sebanyak 60, dan
nilai signifikansi sebesar 10%, maka diperoleh dari rumus df = (n-k), df = (60-2
= 58) ttabel adalah. Hasil uji- t menunjukan bahwa Nilai thitung = 3,690 lebih
besar dari ttabel = 2,001. Dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa nilai
thitung lebih besar dari. Dan nilai signifikansi variabel X dan variabel Y adalah
0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan diterima, yang
berarti bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan kosmetika rambut
modern dengan perilaku pemilihan kosmetika perawatan rambut.
g. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Nabila Aulia Rahmah, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
8 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2023
Variabel
R
R2
X terhadap Y
0,436
0,190
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,190
yang berarti bahwa pengetahuan berperan sebesar 19,0% pada perilaku pemilihan
kosmetika perawatan rambut. Sisanya sebesar 81,0% dipengaruhi oleh faktor lain
seperti lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
Domain yang paling penting dalam terbentuknya tindakan seseorang adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui 6 tingkatan yaitu, tahu, memahami, aplikasi
dan analisis, sintesis dan evaluasi. dan pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan mengenai kosmetika rambut modern.
Kemudian perilaku merupakan tindakan atau perbuatan suatu organisme
yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah perilaku dalam memilih kosmetika perawatan rambut.
Berdasarkan dari hasil uji validitas yang dilakukan pada 23 responden dengan
menyebar kuisioner yang berisikan 24 soal menganai pengetahuan kosmetika
rambut modern terdapat 7 soal yang tidak valid dan dari 25 soal mengenai perilaku
pemilihan kosmetika perawatan rambut terdapat 5 butir soal yang tidak valid.
Sedangkan uji reliabilitas yang dilakukan
pengetahuan kosmetika rambut modern didapatkan hasil 0,687 dimana
rhitung lebih besar dari 0,600 (0,687>0,600) yang berarti instrumen dinyatakan
reliabel, sedangkan pada perilaku pemilihan kosmetika rambut modern
mendapatkan hasil 0,796 dimana rhitung lebih besar dari rtabel (0,796>0,600)
yang berarti instrumen dinyatakan reliabel. Setelah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas maka instrumen variabel X dilanjutkan dengan 17 butir soal dan
Variabel Y dilanjutkan dengan 20 butir soal.
Kemudian dilakukan uji analsisis data yakni uji normalitas dengan
menggunakan metode Kolmogorov- Smirnov yang bertujuan untuk mengetahui
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dan didapatkan hasil nilai
Asiymptotic sebesar 0,804 > 0,05 yang berarti data pada penelitian ini
berdistribusi normal.
Analisis regresi liner sederhana diketahui nilai konstanta sebesar 74,541,
sedangkan koefisien variabel x sebesar 0,787. Secara matematis nilai konstanta
ini menyatakan bahwa pada saat pengetahuan kosmetika rambut modern(X) 0,
maka perilaku pemilihan kosmetika perawatan rambut (Y) memiliki nilai 74,541.
persamaan regresi dengan rumus (Y = a + bx) dan mendapatkan hasil Y = 74,541+
0,787X. taraf signifikan menjukan hasil 0,001 yang lebih keci dari pada nilai
sehingga 0,001< 0,05. Yang artinya hubungan kedua variabel bersifat linier.
Selanjutnya Uji-t pada penelitian ini diperoleh Nilai = 3,690 lebih besar dari =
2,001. Yang artinya nilai lebih besar dari. Dan nilai signifikansi variabel X dan
variabel Y adalah 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ditolak dan
diterima, yang berarti bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan
kosmetika rambut modern dengan perilaku pemilihan kosmetika perawatan
rambut.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Natoatmodjo perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng atau tahan lama daripada
pengetahuan yang tidak didasari oleh pengetahuan, yang berarti jika pengetahuan
tinggi maka akan menyebabkan perilaku yang baik, dan sebaliknya jika
Hubungan Pengetahuan Kosmetik Rambut Modern Terhadap Perilaku Pemilihan
Kosmetika Perawatan Rambut
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juli 2023 9
pengetahuan rendah maka akan menyebabkan perilaku yang buruk atau kurang
baik.
Selanjutnya nilai koefisien determinasi sebesar 0,190 yang berarti bahwa
pengetahuan kosmetika rambut modern berperan sebesar 19,0% pada perilaku
pemilihan kosmetika perawatan rambut. Sisanya sebesar 81,0% dipengaruhi oleh
faktor lain seperti lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Dan berdasarkan pada hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rachmawati dkk (2018) menyebutkan bahwa faktor pertama yang
menjadi pertimbangan mahasiwi fakultas ekonomi di IAIN Tulungaggung dalam
memilih produk kosmetika adalah faktor budaya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif antara pengetahuan kosmetika rambut modern dengan perilaku
pemilihan kosmetika perawatan rambut. Hubungan kedua variabel memiliki tingkat
korelasi yang cukup kuat. pengetahuan berperan sebesar 19,0% pada perilaku pemilihan
kosmetika perawatan rambut. Sisanya sebesar 81,0% dipengaruhi oleh faktor lain seperti
lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya.
Bibliografi
Ambarwati, N. S., & Yulia, E. (2015). Dasar-Dasar Kosmetika Untuk Tata Rias. Jakarta:
Lembaga Pengembangan Pendidikan Unj.
Angendari, M. D. (2012). Rambut Indah Dan Cantik Dengan Kosmetika Tradisional.
Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 9(1).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Britton, A. M. (2012). The Beauty Industry’s Influence On Women In Society.
Damanik, B. T., Etnawati, K., & Padmawati, R. S. (2011). Persepsi Remaja Putri Di Kota
Ambon Tentang Risiko Terpapar Kosmetik Berbahaya Dan Perilakunya Dalam
Memilih Dan Menggunakan Kosmetik. Berita Kedokteran Masyarakat, 27(1), 19.
Fadila, I., Minerva, P., & Astuti, M. (2022). Hubungan Pengetahuan Kosmetika Dengan
Pemilihan Kosmetik Perawatan Kulit Wajah Siswa Kelas Xi Jurusan Tata
Kecantikan Smk Negeri 7 Padang. Jurnal Tata Rias Dan Kecantikan, 2(1), 1926.
Fatmawati, T. (2017). Hubungan Pengetahuan Kosmetik Dengan Pemilihan Kosmetik
Perawatan Rambut Pada Anggota Lpkk Di Dukuh Mojosawit Klaten. Keluarga:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 3(2).
Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Rozikin, S. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah
Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 30.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Sugiyono, D. (2019). Statistika Untuk Penelitian (Cetakan Ke-30). Bandung: Cv
Alfabeta.
Weddy, I., & Febrya, V. (2016). Penggunaan “Green Cosmetic” Dalam Mewujudkan
Perilaku Kesadaran Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(2), 199203.
Widowati, P. D., Zalfani, Q. R., Lestari, A. V., Syahbana, S. N., Putri, N. R. A., Sena, R.
Y., Wulandari, D. A. B., Prabansari, A. K., Fajrin, N. G., & Sukorini, A. I. (2020).
Identifikasi Pengetahuan Dan Penggunaan Produk Antiketombe Pada Mahasiswa
Upn Veteran Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas, 7(1), 3137.
Nabila Aulia Rahmah, Elvyra Yulia, Neneng Siti Silfi Ambarwati
10 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No. 1 Januari-Juni 2023
Yulia, E. (2019). Persepsi Wanita Terhadap Manfaat Kosmetik Perawatan Rambut Dari
Bahan Dasar Buah Atau Sayur Untuk Mengatasi Permasalahan Pada Rambut. Jurnal
Tata Rias, 9(2), 1121.