71
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No. 2 Juli 2019
GAMBARAN UMUM SUMBER DAYA MANUSIA DAN TATA CARA
PENGAWASAN KEDISIPLINAN KARYAWAN
Abdurokhim
Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah
Email: abdu.ocim@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima: 11 Februari
2019
Diterima dalam bentuk
revisi: 20 April 2019
Diajukan: 15 Juni 2019
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui
gambaran umum SDM di Rumah Sakit Muhammadiyah
Mardhatillah Randudongkal Pemalang, (2) Untuk
mengetahui tata cara pengawasan kedisiplinan karyawandi
Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal
Pemalang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif . Dari
kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan saran-
saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah
Randudongkal Pemalang kedepannya (1) Sebelum
menerima calon karyawan baru untuk bagian SDM harus
dites terlebih dahulu agar pekerjan yang di lakoninya lebih
menghemat waktu karna tidak terlalu. (2) Pimpinan
hendaknya lebih mengawasi sistem yang sedang
diterapkan, karena tanpa pengawasan semua tidak akan
berjalan baik dan pimpinan juga harus tegas dalam
memberikan sanksi agar semua yang melanggar peraturan
jera dan tidak ada lagi yang melanggar peraturan yang
artinya kedisiplinan karyawan akan tercipta.
Abstract:
The aims of this study were (1) to find out the general
description of human resources at the Muhammadiyah
Hospital Mardhatillah Randudongkal Pemalang, (2) to find
out the procedures for supervising employee discipline at
the Muhammadiyah Hospital Mardhatillah Randudongkal
Pemalang. This research method is quantitative. From the
conclusions above, the authors put forward suggestions
that if possible can be taken into consideration for the
Muhammadiyah Hospital Mardhatillah Randudongkal
Pemalang in the future (1) Before accepting new
prospective employees for the HR department, they must be
tested first so that the work they do is more time-saving
because it is not too difficult. . (2) Leaders should supervise
the system that is being implemented, because without
supervision everything will not go well and the leadership
must also be firm in giving sanctions so that all who violate
Kata kunci:
sumber daya manusia; tata
cara pengawasan;
kedisiplinan karyawan.
Keywords:
human resources;
supervision procedures;
employee discipline.
Abdurokhim
72 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
the rules are a deterrent and no one violates the rules,
which means that employee discipline will be created.
Coresponden author: Abdurokhim
Email: abdu.ocim@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting
dalam suatu organisasi. Organisasi merupakan kegiatan orang-orang dalam usaha
mencapai tujuan (Muis, Jufrizen, & Fahmi, 2018). Dalam wadah kegiatan itu, setiap
orang atau karyawan harus jelas tentang tugas, wewenang dan tanggung jawabnya
masing-masing (Almasri, 2017). Pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif
merupakan jalan bagi suatu organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan dimasa yang akan datang. Dengan kata lain keberhasilan atau kemunduran
suatu organisasi tergantung pada keahlian dan keterampilan karyawannya masing-
masing yang bekerja didalamnya. Untuk menciptakan keberhasilan kerja seorang
karyawan, seorang pimpinan harus melakukan suatu langkah manajemen agar tujuan
organisasi dapat tercapai (Larasati, 2018). Salah satu langkah tersebut adalah melakukan
pengawasan terhadap segala sesuatu pekerjaan yang dilakukan seorang karyawan.
Pengawasan kerja merupakan faktor utama untuk menentukan kinerja karyawan.
Pengawasan yang baik akan memberikan efek yang baik pula karena karyawan akan
dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai dengan target yang ditentukan.
Pengawasan yang tinggi akan menciptakan pengaruh yang positif terhadap karyawan,
dimana mereka mempunyai keinginan dan kesadaran yang besar untuk menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan target.
Menurut (Farmen Rizal SE, 2017), pengawasan kerja yang tidak optimal dapat
memungkinkan karyawan bertindak semaunya sendiri bahkan bisa melakukan
pelanggaran yang bertentangan dengan aturan yang berlaku di perusahaan, apabila ini
terjadi otomatis akan merugikan perusahaan.
Pengawasan menjadi suatu unsur yang terpenting dalam pembinaan individu
didalam organisasi, karena pengawasan merupakan tenaga penggerak bagi para
bawahan atau karyawan agar dapat bertindak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan menurut aturan yang berlaku. Pengawasan juga merupakan kewajiban
setiap atasan untuk mengawasi bawahannya yang bersifat preventif dan pembinaan
(Rizal & Radiman, 2019). Dengan adanya pengawasan langsung pimpinan dapat
mengetahui kegiatan-kegiatan nyata dari setiap bagian pelayanan dan setiap
permasalahan pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan satuan organisasi yang
masing-masing selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan, maka dapat dengan segera
langsung mengambil langkah perbaikan dan tindakan seperlunya sesuai dengan rencana
Gambaran Umum Sumber Daya Manusia dan Tata Cara Pengawasan Kedisiplinan
Karyawan
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 73
yang telah ditetapkan sebelumnya serta peraturan-peraturan yang berlaku. Tugas
seorang pemimpin untuk mengawasi para karyawan yang ada dalam lingkup
organisasinya dalam proses pelaksanaan pekerjaan maupun faktor-faktor yang ada
dalam setiap diri individu karyawan yang menyebabkan karyawan tersebut giat dan
mempunyai disiplin yang tinggi dalam bekerja (Nasir, Basalamah, & Murfat, 2020).
Organisasi yang baik memiliki struktur organisasi dan tugas yang jelas (Nurhayati &
Darwansyah, 2013), sehingga fungsi pengawasan yang menjadi tugas para pimpinan
dapat dengan mudah dilaksanakan. Terjadinya penyimpangan mengakibatkan hasil
kerja menurun karena itu setiap kegiatan yang sedang berlangsung dalam organisasi
haruslah berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, dimana salah satu diantaranya adalah
fungsi pengawasan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efesien dan efektif
(Rizal & Radiman, 2019).
Pelaksanaan kegiatan suatu organisasi tanpa adanya suatu pengawasan, dapat
mengakibatkan secara otomatis disiplin kerja menurun dan akan berpengaruh langsung
kepada kegiatan-kegiatan lainnya. Sehingga dapat menghambat proses kegiatan suatu
organisasi. Secara teori jika disiplin dan pengawasan dapat berjalan dengan baik dan
maksimal maka kinerja yang akan dihasilkan karyawan akan baik pula. Disiplin kerja
yang dimaksud adalah suatu keadaan tertib dimana seseorang atau sekelompok orang
yang tergabung dalam perusahaan tersebut berkehendak mematuhi dan menjalankan
peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang tercermin
dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan (Hidayat & Taufiq, 2012). Dengan adanya
kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan yang diwujudkan
dalam disiplin kerja yang tinggi atau pekerjaan, sehingga waktu yang telah ditetapkan
menghasilkan kinerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Pendisiplinan karyawan bertujuan untuk melatih dan memperbaiki sikap serta
perilaku karyawan sehingga karyawan secara suka rela melaksanakan kewajiban
pekerjaannya. Kedisiplinan tidak hanya diterapkan oleh tiap individu tetapi juga
melibatkan suatu organisasi dan seluruh karyawan yang ada didalam perusahaan
tersebut untuk membantu mencapai kesuksesan (Pitria, Syarif, & Priatna, 2017). Oleh
sebab itu, kedisiplinan karyawan merupakan proses berkelanjutan dimana seluruh
individu berkaitan erat dengan perusahaan.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem pengawasan yang efektif sehingga
diharapkan dapat menghasilkan dampak yang positif untuk perkembangan organisasi
tersebut dan dengan adanya pengawasan akan memotivasi karyawan untuk lebih
disiplin dan juga memudahkan organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Rumah
sakitpun memiliki sistem pengawasan untuk mendisiplinkan karyawan yang diatur oleh
pelaku sumber daya manusia atau pimpinan, hingga terciptanya suatu semangat kerja
karyawan baik dibagian medis maupun non medis. Hal ini akan membuat rumah sakit
semakin berkembang baik dari segi kualitas karyawan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Abdurokhim
74 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Rohayani, Inayah, Shoumi, & Pragholapati, 2020).
Sedangkan menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif)dan pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat (Pangerapan, Palandeng, & Rattu, 2018).
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian
medik.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan Laporan
penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui gambaran umum SDM di Rumah Sakit
Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal Pemalang. (2) Untuk mengetahui tata cara
pengawasan kedisiplinan karyawandi Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah
Randudongkal Pemalang.
Metode Penelitian
Metode pengumpulan data dalam laporan kerja praktik ini adalah :
1. Tempat Kerja Praktik
Penulis akan mengadakan penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah
Randudongkal Pemalang.
2. Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya maka data dapat diperoleh dengan cara :
a. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dengan mengadakan studi kepustakan yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti dan data sekunder ini juga diperoleh
dengan membaca catatan-catatan perusahan.
b. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsug dari sumbernya yaitu “Rumah Sakit
Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal Pemalang”.
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Umum SDM di Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah
Sumber daya yang ada di rumah sakit terdiri dari tenaga kesehatan yang meliputi
medis, paramedis, non paramedis, maupun tenaga non kesehatan. Di Rumah Sakit
Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal Pemalang memiliki organisasi dengan
komplektivitas yang cukup tinggi walaupun rumah sakit ini terbilang masih baru
dengan padat sumber daya manusianya, teknologi, padat ilmu pengetahuan dan
regulasi. Jumlah SDM yang banyak dengan berbagai profesi yang ada, teknologi dan
pengetahuan yang selalu berkembang. Selain itu rumah sakit sebagai organisasi
pelayanan jasa, SDM mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
kulitas produk dan juga mengatur segala peraturan yang sudah dibuat untuk
karyawan. Salah satunya dalam progam mendisiplinkan karyawan dengan cara
mengawasi karyawan secara berkala, sehingga akan terciptanya suatu kinerja yang
diharapkan oleh rumah sakit.
Gambaran Umum Sumber Daya Manusia dan Tata Cara Pengawasan Kedisiplinan
Karyawan
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 75
Sama halnya dengan rumah sakit lain, di Rumah Sakit Muhammadiyah
Mardhatillah Randudongkal Pemalang juga menerapkan model 7P yang meliputi :
1. Perencanaan
Merupakan aktivitas proses penetapan apa yang ingin dicapai dan
pengorganisasian sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan sumber daya
manusia meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya yang
disesuaikan dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan. Berapa jumlah
dokternya, perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu fisioterapis atau
tenaga yang lain tergantung lingkup pelayanannya. Lingkup pelayanan ini
biasanya ditentukan berdasarkan tipe rumah sakitnya.
2. Penerimaan
Penerimaan karyawan merupakan tahap yang sangat kritis dalam manajemen
SDM. Bukan hanya karena biaya proses penerimaan karyawan sangat mahal
tetapi merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk, akan
menghasilkan buah yang dapat merusak tatanan sebuah organisasi secara
keseluruhan. Rumah sakit perupakan sebuah organisasi pelayanan jasa yang
sifat produknya intangible (tidak bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Dan
pelayanan ini hampir mutlak langsung diberikan oleh karyawan (bukan oleh
mesin atau alat) sehingga sikap, perilaku dan karakter karyawan sangat
mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Oleh karena itu, proses penerimaan
SDM rumah sakit harus memperhatikan sikap, perilaku dan karakter calon
karyawan.
3. Pengembangan
Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi harus
dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar
menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di rumah
sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena
teknologi, ilmu pengetahuan tentang pelayanan kesehatan berkembang sangat
pesat dari waktu kewaktu. Adanya peralatan baru, metode perawatan yang
berubah merupakan contoh betapa perlunya pengembangan kompetensi.
Kegiatan pengembangan kompetensi ini antara lain pendidikan dan pelatihan,
pemagangan di rumah sakit lain, rotasi, mutasi.
4. Pembudayaan
Budaya perusahaan merupakan pondasi bagi organisasi dan pijakan bagi pelaku
yang ada di dalamnya. Budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai
positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran kepatutan perilaku para
anggota organisai. Anggota organisasi boleh pintar secara rasional, tetapi kalau
tidak di imbangi dengan kecerdasan emosional dan kebiasaan positif maka
intelektual semata akan dapat menimbulkan masalah bagi organisasi.
Pembentukan budaya organisasi merupakan salah satu lingkup dalam
manajemen SDM.
5. Pendayagunaan
Abdurokhim
76 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
The right person in the right place merupakan salah satu prinsip
pendayagunaan. Bagaimana kita menempatkan SDM yang ada pada tempat atau
tugas yang sebaik-baiknya sehingga SDM tersebut bisa bekerja secara optimal.
Ada SDM yang mudah bergaul, luwes, sabar tetapi tidak telaten dalam hal ke
administrasian. Mungkin SDM ini cocok di bagian yang melayani publik dari
pada bekerja dikantor sebagai administrator. Lingkup pendayagunaan ini
adalah mutasi, promosi, rotasi, perluasan tugas dan tanggung jawab.
6. Pemeliharaan
SDM merupakan manusia yang memiliki hak asasi yang dilindungi dengan
hukum. Sehingga SDM tidak bisa diperlakukan semaunya oleh perusahaan
karena bisa mengancam organisasi bila tidak dikelola dengan baik. SDM perlu
dipelihara dengan cara misalnya pemberian gaji sesuai standar, jaminan
kesehatan, kepastian masa depan, membangun iklim kerja yang kondusif,
memberikan penghargaan atas prestasi dan sebagainya.
7. Pensiun
Dengan berjalannya waktu SDM akan memasuki masa pensiun. Rumah sakit
harus menghindari kesan habis manis sepah dibuang”, dimana ketika
karyawannya sudah masa pensiun kemudian di keluarkan begitu saja. Karena
itu sepatutnya rumah sakit mempersiapkan karyawannya agar siap memasuki
dunia purna waktu dengan keyakinan. Ada banyak hal yang bisa disiapkan yaitu
pemberikan tunjangan hari tua yang akan diberikan pada saat karyawan
pensiun, pemberian pelatihan-pelatihan khusus untuk membekali calon
purnakarya.
B. Tata Cara Pengawasan Kedisiplinan Karyawan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Mardhatillah
Pada dasarnya Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal
Pemalang dalam pelaksanaan pengisian daftar hadir diawasi oleh kepala personalia.
Kepal personalia menugaskan security untuk mengawasi absensi berlangsung. Tugas
security di Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah selain menjalankan tugasnya
sebagai security juga menjalankan tugasnya seperti : mengingatkan karyawan untuk
mengisi daftar hadir, mencoret atau mencentang daftar hadir yang tidak diisi dan
menjumlah kehadiran karyawan disetiap bulannya. Setelah daftar hadir tersebut
dijumlahkan, kemudian diberikan kepada tata usaha untuk dibuatkan data yang berupa
form rekap karyawan yang kemudian hasil rekap karyawan tersebut di periksa oleh
kepala personalia untuk diperiksa kembali sebelum diberikan kepada kepala
administrasi dan keuangan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam merekap daftar
hadir. Karena hal ini dapat mempengaruhi gaji/upah karyawan, sehingga harus diperiksa
dan diteliti terlebih dahulu sebelum diserahkan.
Di rumah sakit ini, karyawan dapat mengisi kehadiranya di daftar hadir yang
berisikan nama karyawan, bagian instalasi, periode di bulan ini, tanggal, hari, shift
karyawan diisi sesuai dengan jadwal karyawan yaitu pagi, siang, malam, dan register/R
Gambaran Umum Sumber Daya Manusia dan Tata Cara Pengawasan Kedisiplinan
Karyawan
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 77
jadwal khusus dokter kontrak atau tamu maupun karyawan harian, sedangkan untuk P1
- P4 merupakan shift pagi dengan angka 1 - 4 sebagai keterangan menunjukan tempat
jaga, kemudian ada jam datang kerja yang diisi sesuai dengan jam datang setelah itu
langsung tanda tangan karyawan dan yang terakhir jam pulang diisi sesuai dengan jam
pulang kerja dilanjut tanda tangan karyawan sebagai bukti telah hadir kerja dihari
tersebut. Jika ada karyawan yang tidak berangkat karena sakit atau suatu hal lainnya,
karyawan dapat memberikan alasan ketidakhadirannya dikolom keterangan yang tertera
di form daftar hadir karyawan dan membawa surat keterangan sakit dari dokter apabila
karyawan ijin karena sakit.
Kesimpulan
Berdasarkan dari data-data yang telah penulis peroleh dari hasil kerja serta
evaluasi yang telah dibuat penulis selama melaksanakan kegiatan praktik lapangan kerja
(PKL) di Rumah Sakit Muhammadiyah Mardhatillah Randudongkal Pemalang, maka
penulis menarik kesimpulan bahwa :
SDM yang ada di rumah sakit ini sudah baik dalam menerapkan model 7P yang berarti
perencanaan dalam merencanakan suatu hal yang mengenai penambahan SDM atau
karyawan baru di lingkup pelayanan tertentu. Penerimaan dalam memilah-milah
karyawan untuk dijadikan organisasi baru baik nanti ditempatkan dibagian SDM
ataupun dibagian pelayanan yang tidak hanya dlihat dari segi SDM, namun diharapkan
calon karyawan tersebut memiliki sikap, perilaku dan karakternya yang baik sebagai
nilai plus dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Di rumah sakit ini, karyawan
dalam mengembangkan potensinya dengan diberikan kesempatan untuk mengikuti
seminar yang ada, karena ilmu kesehatan semakin berkembang dan canggih, sehingga
karyawan diharapkan dapat mengikuti kegiatan baik seminar maupun pelatihan yang di
adakan oleh rumah sakit maupun oleh pemerinah. Pembudayaan yang diterapkan di
rumah sakit ini selain karyawan memiliki kepintaran secara rasional namun juga harus
memiliki kecerdasan secara emosional, dengan membiasakan karyawan dengan budaya
yang dapat memberikan nilai positif seperti bimbingan rohani yang didakan setiap hari
kamis, diharapkan setelah mendengar pencerahan dari binroh ini karyawan dapat
mengontrol diri yang dapat merubah budaya di rumah sakit ini menjadi lebih baik.
Pendayagunaan diberikan kepada karyawan yang memiliki keterampilan, keuletan dan
porsi SDM yang mampu dipertanggungjawabkan jabat dan pekerjaannya. Rumah sakit
ini dalam memelihara karyawan yang berprestasi dan yang telah berjasa kepada
diberikan penghargaan berupa bonus maupun penghargaan lainnya., hal ini merupakan
bentuk kepedulian rumah sakit ke karyawan yang telah berprestasi. Yang terakhir
pensiun diberikan
Abdurokhim
78 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
Bibliography
Almasri, M. N. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia: Imlementasi Dalam
Pendidikan Islam. Kutubkhanah, 19(2), 133151.
Farmen Rizal SE, M. M. (2017). Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Graha Ismaya Jakarta. Majalah Manajemen Dan
Bisnis Ganesha, 1(1), 1326.
Hidayat, Z., & Taufiq, M. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja serta
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Lumajang. Wiga: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 2(1),
36644.
Larasati, S. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Deepublish.
Muis, M. R., Jufrizen, J., & Fahmi, M. (2018). Pengaruh budaya organisasi dan
komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Jesya (Jurnal Ekonomi Dan
Ekonomi Syariah), 1(1), 925.
Nasir, M., Basalamah, J., & Murfat, M. Z. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Situasional, Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai. CELEBES EQUILIBRUM JOURNAL, 1(2), 111.
Nurhayati, T., & Darwansyah, A. (2013). Peran struktur organisasi dan sistem
remunerasi dalam meningkatkan kinerja. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 14(1), 116.
Pangerapan, D. T., Palandeng, O. E. L. I., & Rattu, A. J. M. (2018). Hubungan Antara
Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. JKK (Jurnal Kedokteran Klinik),
2(1), 918.
Pitria, P., Syarif, K., & Priatna, A. (2017). Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja
Karyawan pada PT. Mitra Konservasi Indonesia (Cico Resort). Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Manajemen, 1(1).
Rizal, S. M., & Radiman, R. (2019). Pengaruh Motivasi, Pengawasan, dan
Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, 2(1), 117128.
Rohayani, L., Inayah, I., Shoumi, A. S., & Pragholapati, A. (2020). Pelayanan Prima
Perawat Berdasarkan Persepsi Pasien di Ruang Rawat Inap Talaga Bodas
(Penyakit Dalam Pria Kelas 3) Rumah Sakit Tingkat II 03.05. 01 Dustira Cimahi
2019. Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), 5(1), 4246.