Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai  
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 1 Januari 2020            47 
Demikian pula sebaliknya, makin  kurang baik  disiplin kerja seorang pegawai, makin 
rendah pula kinerja pegawainya (Arda, 2017). 
Besarnya  sumbangan  atau  kontribusi  variabel  disiplin  kerja  terhadap  kinerja 
pegawai dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan peroleh nilai koefisien korelasi 
sederhananya.    Hasil  pengkuadratan  nilai  koefisien  korelasi  sederhananya  adalah 
sebesar 0,56.  Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang lebih 56 
persen  variasi  perubahan  kinerja  seorang  pegawai  ditentukan/dijelaskan  oleh  disiplin 
kerja  dengan  pola  pengaruh  fungsional  seperti  ditunjukkan  oleh  persamaan  regresi 
tersebut  di  atas.    Artinya,  jika  seluruh  pegawai  di  Lingkungan  Puskesmas  Balida 
Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka dites disiplin kerja dan kinerjanya, maka 
lebih kurang 56 persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi 
dan  mengikuti  pola  pengaruh  antara  variabel  disiplin  kerja  terhadap  kinerja  pegawai 
sesuai persamaan garis regresi   = 23,69 + 0,78X1. 
Kedua, pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif 
yang sangat signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai yang ditunjukkan 
oleh  nilai  thitung  sebesar  4,744  jauh  lebih  besar  dari  pada  nilai  ttabel  pada  taraf 
signifikansi alpha 0,01 yaitu 2,47 atau t = 4,744 > t0,01 (28) = 2,47.  Pola pengaruh 
antara kedua variabel ini dinyatakan oleh persamaan regresi    = 34,92 + 0,68X2.   
Persamaan  ini  memberikan  informasi  bahwa  setiap  perubahan  satu  unit  skor 
motivasi kerja akan mengakibatkan terjadinya perubahan skor kinerja pegawai sebesar 
0,68 pada konstanta 34,92. 
Hasil  analisis  korelasi  sederhana  antara  motivasi  kerja  dengan  kinerja  pegawai 
diperoleh nilai koefisien korelasi ry2 sebesar 0,668.  Nilai ini memberikan pengertian 
bahwa  keterkaitan  antara  motivasi  kerja  dengan  kinerja  pegawai  cukup  dan  positif, 
artinya makin tinggi motivasi kerja seorang pegawai akan makin tinggi kinerja pegawai 
tersebut.    Demikian  pula  sebaliknya,  makin  rendah  motivasi  kerja  seorang  pegawai, 
makin rendah pula kinerja pegawainya (Mulyasari, 2019). 
Besarnya  sumbangan  atau  kontribusi  variabel  motivasi  kerja  terhadap  kinerja 
pegawai  dapat  diketahui  dengan  jalan  mengkuadratkan  nilai  koefisien  korelasi 
sederhananya.    Hasil  pengkuadratan  nilai  koefisien  korelasi  sederhananya  adalah 
sebesar 0,45. Secara statistik nilai ini memberikan pengertian bahwa kurang lebih 45 
persen variansi perubahan kinerja seorang pegawai ditentukan/dijelaskan oleh disiplin 
kerjanya  dengan  pola  pengaruh  fungsionalnya  seperti  ditunjukkan  oleh  persamaan 
regresi tersebut di atas.  Artinya jika seluruh pegawai di Lingkungan Puskesmas Balida 
Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka diukur motivasi kerja dan kinerjanya, maka 
lebih kurang 45 persen variasi pasangan skor kedua variabel tersebut akan berdistribusi 
dan mengikuti pola pengaruh antara variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai 
melalui persamaan garis regresi  = 34,92 + 0,68X2. 
Ketiga,  pengujian  hipotesis  menyimpulkan  terdapat  pengaruh  positif  antara 
disiplin kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai yang 
ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 21,23.  Nilai ini jauh lebih besar dari pada nilai 
Fhitung pada taraf signifikansi alpha 0,01 yaitu 5,49, atau F = 21,23 > F0,01(2;27) =