Aen Fariah 
20                                 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 1 Januari 2020  
dalam  melakukan  pengembangan,  dimana hal  tersebut  akan meningkatkan  kepuasan. 
Berdasarkan kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir 
yang baik yang diraih pegawai maka kepuasan pegawai akan meningkat atau dengan 
kata lain pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. 
Persoalan  kepuasan  kerja  merupakan  persoalan  yang  tidak  bisa  diabaikan, 
kepuasan kerja sangat erat kaitannya dengan situasi dan kondisi suatu organisasi apabila 
dalam  suatu  organisasi  keadaanya  sesuai  dengan  harapan  pegawai,  maka  akan 
menimbulkan  suasana  yang  dapat  menyenangkan  pegawai,  sehingga  pegawai  akan 
merasa puas dan betah untuk bekerja pada suatu organisasi tersebut. 
Pengembangan karir merupakan hal yang penting dalam mengembangkan dan 
memperhatikan  sumber  daya  manusia.  Pengembangan  karir  sangat  mendukung 
efektivitas individu, kelompok dan organisasi dalam mencapai tujuan serta menciptakan 
kepuasan  kerja.  Pegawai  Inspektorat  Kabupaten  Indramayu  akan  merasa  puas  dalam 
bekerja apabila aspek aspek pekerjaan dan dirinya mendukung. Persepsi setiap pegawai 
terhadap  pengembangan  karir  bisa  berbeda  tergantung  pada  cara  pandang  pegawai 
terhadap faktor pengembangan karir. Menurut (Fathonah & Utami, 2011) semakin baik 
kesempatan  pegawai  untuk  mengembangkan  karirnya  maka  semakin  besar  kepuasan 
kerja  pegawai  sehingga  dapat  berdampak  pada  hasil  kerja  lebih  baik.  Pegawai  akan 
mampu dan mau bekerja dengan baik serta memiliki kepuasan kerja yang tinggi apabila 
pegawai ditempatkan pada  posisi  jabatan  yang sesuai  dengan minat  dan  kemampuan 
serta dapat memenuhi berbagai kebutuhan dengan melakukan pekerjaan. Pegawai harus 
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan dengan 
mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia. 
Lingkungan kerja di  Inspektorat Kabupaten Indramayu  yang semakin dinamis 
mengalami  perkembangan  yang  menghasilkan  implikasi  luas  terhadap  organisasi. 
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan internal dan eksternal organisasi. 
Lingkungan internal organisasi tidak saja meliputi kondisi fisik yang sifatnya kasat mata 
seperti kondisi ruang kerja, ruang ventilasi dan kondisi fisik gedung, melainkan hal-hal 
yang tidak secara eksplisit terlihat akan tetapi juga mempengaruhi kondisi lingkungan 
internal  seperti  kebiasaan  kebiasaan  pegawai  diantaranya  kurangnya  disiplin  kerja 
pegawai, tingkat kemangkiran  yang tinggi,  serta  kurangnya  semangat  kerja pegawai, 
perilaku  organisasi  dan  intensitas  pertemuan.  Kondisi  internal  organisasi  tersebut 
senantiasa  berubah  dan  berkembang  sehingga  menuntut  sebuah  pembelajaran  yang 
sesuai  agar  permasalahan-permasalahan  yang  berdampak  pada  penurunan  kepuasan 
kerja pegawai dapat diantisipasi. Lingkungan eksternal meliputi instansi-instansi lain, 
organisasi swasta, masyarakat, teknologi dan kondisi sosial ekonomi yang mengalami 
dinamikan dari waktu ke waktu. Kondisi lingkungan kerja menuntut adaptasi sumber 
daya  manusia  baik  yang  menyangkut  aspek  faktor  kemampuan,  kecakapan  maupun 
perilaku. Kemampuandan kecakapan yang dimaksud hendaknya mampu mengimbangi 
arus  perkembangan  dan  perubahan  yang  terjadi.  Menurut  (Siagian  &  Khair,  2018) 
bahwa pegawai akan berkerja secara maksimal apabila lingkungan kerja nyaman dan 
mendukung karena pegawai merasa puas dengan lingkungan kerja yang ada. Pegawai