104
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No. 2 Juli 2019
HUBUNGAN KOMPETENSI PEGAWAI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN
KINERJA PEGAWAI
Feri Herdiyanto
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC) Jawa Barat, Indonesia
Email: fhardiyanto89@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima: 05 Februari
2019
Diterima dalam bentuk
revisi: 12 April 2019
Diajukan: 10 Juni 2019
Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon bertujuan
memenuhi permintaan masyarakat dibidang telekomunikasi
dengan mengikuti perkembangan zaman diera globalisasi,
sehingga di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon
mampu bersaing dengan lembaga telekomunikasi yang lain.
Oleh karena itu Kantor Daerah TELKOM Plered sebagai
penghasil produk jasa sangat mengutamakan kualitas dan
berorientasi kepada kepuasan konsumen dengan
mengedepankan pelayanan yang prima. Pelayanan prima
mengacu pada standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen (costomer based). Metode
penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah, metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif. Motivasi kerja dengan kinerja pegawai
pada di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon
mempunyai korelasi Rank Spearman sebesar 0,65. Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi pegawai dengan kinerja
pegawai mempunyai hubungan yang positif dan kuat. Dari
hasil pengujian hipotesis kedua maka Ha diterima.
Abstract:
The TELKOM Plered Cirebon Regional Office aims to meet
the demands of the community in the field of
telecommunications by following the developments of the
era of globalization, so that the TELKOM Plered Cirebon
Regional Office is able to compete with other
telecommunications institutions. Therefore, the Regional
Office of TELKOM Plered as a producer of service
products prioritizes quality and is oriented to customer
satisfaction by prioritizing excellent service. Excellent
service refers to quality standards to meet consumer needs
and desires (costomer based). Qualitative research
methods are often calledresearch methods naturalistic
because the research is carried out in natural conditions,
this method is more widely used for research in the field of
Kata kunci:
kompetensi pegawai;
motivasi kerja; kinerja
pegawai.
Hubungan Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
105 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
Keywords:
employee competence;
work motivation;
employee performance
cultural anthropology, called qualitative methods because
the data collected and the analysis are more qualitative in
nature. Work motivation with employee performance at the
Regional Office of TELKOM Plered Cirebon has a
Spearman Rank correlation of 0.65. This shows that
employee competence with employee performance has a
positive and strong relationship. From the results of testing
the second hypothesis, Ha is accepted.
Coresponden author: Feri Herdiyanto
Email: fhardiyanto89@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Menurut (Damanik, 2012) perkembangan sosial masyarakat Indonesia dimasa
depan akan menuju masyarakat informasi yaitu masyarakat yang menempatkan
telekomunikasi sebagai sumber daya strategis dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Oleh karena itu maka permintaan akan layanan telekomunikasi baik dari sisi jumlah
maupun kualitas akan semakin meningkat.
Dinamika IPTEK di dunia dewasa ini dan masa depan makin dipengaruhi oleh
kehidupan yang dinamis dan makin didominasi oleh teknologi dan secara pasti dapat
mengubah cara kita dalam berkomunikasi (Riva’i, 2016), berbisnis, mengakses informasi,
bahkan hiburan yang tidak terikat pada waktu dan tempat. Untuk itu di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon menekankan kemampuan penguasaan IT dan program yang
dirancang bertujuan untuk memahami dan menguasai kondisi lingkungan yang dinamis,
inovatif dan kreatif. Sesuai dengan visi Kantor Daerah TELKOM Plered menjadi pusat
pelayanan telekomunikasi unggulan berbasis teknologi.
Terdapat beberapa indikasi keberhasilan dalam membuka layanan telekomunikasi
salah satunya terpenuhinya kebutuhan masyarakat melalui mekanisme pelayanan jasa
telekomunikasi yang mengikuti perkembangan zaman (Atmadjati, 2018), untuk itu
dibutuhkan pegawai yang mempunyai kompetensi dan motivasi untuk menjalankan visi
dan misi layanan telekomunikasi di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon khususnya
dalam upaya memenuhi permintaan Masyarakat.
Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon bertujuan memenuhi permintaan
masyarakat dibidang telekomunikasi dengan mengikuti perkembangan zaman diera
globalisasi, sehingga Di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon mampu bersaing
dengan lembaga telekomunikasi yang lain. Oleh karena itu Kantor Daerah TELKOM
Plered sebagai penghasil produk jasa sangat mengutamakan kualitas dan berorientasi
kepada kepuasan konsumen dengan mengedepankan pelayanan yang prima. Pelayanan
prima mengacu pada standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen (costomer based).
Feri Herdiyanto
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 106
Untuk mencapai tujuan Di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon, diperlukan
adanya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, motivasi dan kinerja paripurna.
Dengan kinerja Di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon yang optimal diharapkan
masyarakat dapat tertarik sehingga memilih Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon
sebagai pusat pelayanan telekomunikasi yang terbaik. Hal ini membutuhkan tangible
yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
(Ayun, 2011), menjelaskan bahwa kinerja sebagai berikut:
“kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dari suatu pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang atau tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan yang legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan
moral maupun etika.
Berkaitan dengan kinerja pegawai maka faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
diantaranya adalah faktor kompetensi dan faktor motivasi (motivation) (Rosmaini &
Tanjung, 2019). Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.
Sedangkan motivasi adalah sikap mental dan kemampuan menghadapi situasi kerja. Hal
ini sesuai dengan pendapat (Sulaksono, 2015) sebagai dasar yang digunakan landasan
untuk mengkaji kinerja pegawai dalam hubungannya dengan kapabilitas dan motivasi,
(Sulaksono, 2015) merumuskan bahwa (1) Human performance = Capability +
Motivation, (2) Competency = Knowledge + Skill + Ability, (3) Motivation = Attitude +
Situation.
Sejalan dengan pendapat Keith Davis, di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon
pada tahun 2013 melakukan penelitian mengenai kinerja pegawai. Salah satu hasil
penelitian bahwa kinerja pegawai Di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon belum
optimal (Herdiyanto, 2020). Sebagai dasar yang digunakan landasan untuk mengkaji
kinerja dalam hubungannya dengan kualitas pelayanan adalah teori tentang kinerja,
kompetensi, dan motivasi (Pianda, 2018).
Memperhatikan uraian tersebut di atas, maka perlu penelitian untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Dengan
harapan kinerja pegawai di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon dapat lebih
meningkat. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul “Hubungan Kompetensi
Pegawai dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai”.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara dalam melakukan penelitian, hal tersebut
berdasarkan pendapat (Silalahi & Atif, 2015) yaitu: “Metode adalah prosedur / cara
mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis “. Adapun metode penelitian
yang penulis gunakan adalah metode survei atau deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
(Rukajat, 2018). Pendekatan penelitian hubungan kausal atau hubungan sebab akibat.
Hubungan kausal yang dimaksud adalah terdiri dari variabel yang menjadi
penyebab atau yang berhubungan dan variabel yang diakibatkan atau yang berhubungan.
Adapun variabel penelitian terdiri dari variabel bebas kompetensi pegawai (X
1
) dan
Hubungan Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
107 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
motivasi kerja (X
2
), dan variabel yang berhubungan yaitu variabel terikat kinerja pegawai
(Y).
Penelitian difokuskan pada hubungan antar variabel bebas dan terikat. Cara alami
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian
mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum tujuan penelitian ada tiga macam
yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data
yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya
belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada.
Melalui penelitian terhadap data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah terkait kinerja pegawai.
Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan
selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan
masalah. Sedangkan mengantisipasi adalah mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Metode penelitian dapat dibagi dua yaitu metode penelitian yang bersifat kuantitatif
dan bersifat kualitatif. Metode kuantitatif disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivism, menggunakan angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Metode kuantitatif ini juga dikenal sebagai metode ilmiah atau
metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,
objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode kuantitatif ini juga disebut metode
discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek
baru.
Metode kualitatif dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada
filsafat postpositivisme. Metode kualitatif ini disebut juga sebagai metode artistik, karena
proses penelitian lebih bersifat seni. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, metode
ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Hasil dan Pembahasan
1. Hubungan Kompetensi pegawai dengan Kinerja Pegawai di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon.
Dengan bantuan pengolahan komputer berdasarkan perhitungan SPSS, hasil
hipotesisnya adalah Ho ditolak dan H
1
diterima. Nilai koefisien korelasi kompetensi
pegawai dengan kinerja pegawai sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon, dengan tingkat keeratan hubungan 61%.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis baik dengan membandingkan korelasi
Rank Spearman dan Uji t maka hubungan kompetensi pegawai (X1) dan kinerja
pegawai adalah signifikan. Hal ini diindikasikan dengan nilai korelasi Rank
Spearman 0,61 > r
s
tabel (0,33). Sedangkan uji menunjukan nilai t
1
hitung 4,31 lebih
Feri Herdiyanto
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 108
besar dari t tabel 2,00 pada level confidence 95% (α=5%) dan degree of freedom (n-
k-1) = 47. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa secara parsial kompetensi
pegawai mempunya hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja pegawai
pada di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon.
Salah satu faktor yang signifikan meningkatkan kinerja pegawai dalam
kompetensi pegawai. Tingkat pelaksanaan kompetensi pegawai dalam kriteria baik
(77,85%). Kondisi implementasi kompetensi pegawai sebesar 77,85% di bawah rata-
rata kondisi variabel bebas sebesar 78,53%.
Terdapat sekurang-kurangnya 7 faktor yang membentuk kompetensi pegawai.
Adapun faktor-faktor yang membentuk kompetensi pegawai meliputi : latar belakang
pendidikan formal, latar belakang pendidikan non formal, kesiapan pelaksanaan
tugas, dapat meminimalisir kesalahan, kemampuan penggunaan seluruh alat bantu
kerja, kemampuan berkomunikasi antar staf, dan kemampuan merealisasikan
perintah atasan. Dengan demikian perlu upaya lebih intensif untuk mendorong untuk
meningkatkan faktor-faktor yang membentuk kompetensi pegawai.
2. Hubungan Motivasi kerja Dengan Kinerja Pegawai di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon.
Dengan bantuan pengolahan komputer berdasarkan perhitungan SPSS, hasil
hipotesisnya adalah Ho ditolak dan H
1
diterima. Nilai koefisien korelasi motivasi
kerja dengan kinerja pegawai sebesar 0,66. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
kerja berhubungan cukup erat dan positif kinerja pegawai di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon sebesar 66%.
Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai positif dan signifikan.
Hal ini diindikasikan oleh koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,66 > r
s
tabel
sebesar 0,33. Pengujian hipotesis parsial juga dilakukan dengan uji t yang
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 4,5 > t tabel sebesar 2 pada pada level
confidence 95% (α=5%) dan degree of freedom (n-k-1) = 47.
Motivasi mendorong seseorang untuk bekerja dan melaksanakan kegiatan
secara optimal demi tercapainya prestasi kerja dan produktivitas kerja. Motivasi
timbul disebabkan adanya motif dalam diri seseorang yang merangsang orang
tersebut untuk melakukan sesuatu yang bisa berhubungan dengan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam rangka mengoptimalkan motivasi kerja pegawai di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon maka diperlukan berbagai langkah konkrit yang dimulai
dari perencanaan yang sengaja didesain untuk meningkatkan kinerja pegawai.
Terdapat beberapa faktor yang membentuk motivasi kerja. Adapun faktor-
faktor yang membentuk motivasi kerja meliputi : kebutuhan fisik atau biologis
(physiological needs), kebutuhan rasa aman dan keselamatan (security or safety
needs), kebutuhan sosial (affiliation or acceptance needs), dan kebutuhan akan
penghargaan diri (Esteem or Status Needs). Dengan memperhatikan hasil
pelaksanaan faktor-faktor yang membentuk motivasi kerja perlu dipelihara dan
ditingkatkan.
Hubungan Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
109 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
Dorongan tersebut diberikan kepada para pegawai untuk bekerja lebih
bergairah, sehingga mereka dengan sadar mau bekerja demi tercapainya tujuan
organisasi secara berhasil guna dan berdaya guna sesuai dengan sasaran organisasi.
Artinya motivasi berkaitan erat dengan persoalan bagaimana perilaku pegawai dapat
diawali, dipertahankan, diarahkan, dihentikan, dan jenis reaksi subjektif macam apa
terdapat di dalam organisasi yang bersangkutan. Motivasi merupakan hubungan
dalam diri seseorang untuk berperilaku serta memberi arah perilaku tersebut,
motivasi merupakan kondisi psikologis yang perwujudannya dapat dilihat dari
tingkah laku seseorang.
Terdapat berbagai macam teknik untuk mengukur motivasi, antara lain adalah
dengan menggunakan kondisi tertentu dan mengamati perubahan perilaku. Namun
determinan terpenting bagi perilaku individu adalah motivasi dimana motivasi adalah
konsep yang menguraikan tentang kekuatan - kekuatan yang ada dalam diri pegawai
publik yang memulai dan mengarahkan perilaku. Kaitannya dengan perilaku
organisasi, bahwa perilaku individu ini merupakan fungsi dari interaksi antara
seorang individu dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa seseorang dengan
lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Jika individu dengan
organisasi berinteraksi maka akan menimbulkan perilaku individu dalam organisasi.
Intinya tidak ada pekerjaan yang bisa dilaksanakan dengan sukses jika pelaksana
pekerjaan itu tidak memiliki motivasi untuk melaksanakan pekerjaan. Hal ini
dimaksudkan seseorang akan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh apabila
dia mempunyai motivasi yang kuat. Sebaliknya seseorang akan kurang gairah dalam
melakukan pekerjaannya apabila tidak terdapat motivasi yang kuat.
3. Hubungan Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
pada Di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon
Hasil pengujian statistik baik secara parsial maupun secara simultan
menunjukkan hubungan antara variabel bebas yaitu kompetensi pegawai dan
motivasi kerja (X1 dan X2) dengan Y pada di Kantor Daerah TELKOM Plered
Cirebon adalah positif dan signifikan. Oleh karena itu Hipotesis penelitian diduga
terdapat hubungan kompetensi pegawai dan motivasi kerja dengan kinerja pegawai
di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon (Ha)dapat diterima. Hubungan simultan
antara X1 dan X2 dengan Y signifikan diindikasikan nilai F hitung 48 > F tabel 3,2
(α=5%;47).
Hasil penelitian membuktikan bahwa variabel kompetensi pegawai dan
motivasi kerja mempunyai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,81. Nilai
korelasi Rank Spearman > rs tabel 0,33. Dengan demikian dapat diinterpretasikan
bahwa hubungan antara X1 dan X2 secara simultan yang positif dan sangat kuat.
Sedangkan menurut hasil penghitungan goodness of fir (R
2
) model penelitian
sebagaimana dalam desain penelitian adalah fit atau baik. Nilai koefisien determinasi
atau R
2
sebesar 0,66. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan variabel bebas
kompetensi pegawai dan motivasi kerja (X1 dan X2) dapat menjelaskan perubahan
Feri Herdiyanto
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 110
variabel terikat (Y) sebesar 66%. Sementara faktor di luar model (error) menjelaskan
perubahan variabel terikat sebesar 100%-66% atau 34%.
Setelah dilakukan perbandingan hubungan antara variabel kompetensi dan
motivasi kerja, dapat dilihat bahwa variabel motivasi kerja mempunyai hubungan
yang lebih erat dengan kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
korelasi Rank Spearman X2 sebesar 0,65 lebih besar daripada koefisien korelasi X1
sebesar 0,61. Hasil uji korelasi sejalan dengan penghitungan deskripsi pelaksanaan
variabel motivasi (X2) sebesar 79, 02% lebih besar dari pada deskripsi pelaksanaan
variabel kompetensi pegawai (X1) sebesar 79,05%.
Hasil penelitian empiris searah dengan concern manajemen ang mencermati
pentingnya aspek motivasi dalam sebuah organisasi. Pada Kantor Daerah TELKOM
Plered Cirebon memandang aspek motivasi merupakan faktor yang sangat penting
guna mendorong peningkatan kinerja pegawai. Pemberian motivasi bersifat langsung
maupun tidak langsung. Pemberian motivasi yang bersifat langsung mengandung arti
bahwa pemberian motivasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasannya.
Wujud dari pemberian motivasi ini melalui pemberian pujian, penghargaan,
bonus dan piagam penghargaan. Sedangkan motivasi yang bersifat tidak langsung
mengandung arti bahwa motivasi yang diberikan diterjemahkan melalui pemberian
fasilitas kerja yang mendukung kelancaran kerja para pegawai seperti fasilitas kantor
yang relatif memadai.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa kinerja pegawai Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon, secara empiris telah berhubungan dengan aspek - aspek
motivasi kerja. Penerapan sanksi terhadap pegawai yang tidak disiplin (indisipliner)
sesungguhnya merupakan komitmen bersama, baik bagi unsur pimpinan maupun
pegawai dalam menciptakan organisasi yang tertib dan berwibawa.
Faktor-faktor yang membentuk kinerja pegawai meliputi: atribut individu,
upaya kerja dan dukungan organisasi.Berdasarkan penelitian keeratan hubungan
kompetensi pegawai 61% sedangkan motivasi motivasi kerja 65%. Meskipun
demikian apabila kompetensi pegawai dan motivasi kerja dilaksanakan secara
bersama-sama maka hubungannya jauh lebih besar yaitu 81%. Hal ini disebabkan
karena:
1. Kinerja pegawai di Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon akan menjadi
baik dan berkualitas apabila didukung kompetensi dan motivasi kerja yang
efektif dan efisien dalam pekerjaan.
2. Kinerja pegawai akan terwujud apabila didukung oleh pimpinan dalam
memberi perhatian atau motivasi bisa berjalan dengan baik.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas jelaslah bahwa apabila kompetensi
pegawai dan motivasi kerja dilaksanakan secara bersama-sama akan membawa
hubungan simultan.
Kesimpulan
Hubungan Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Pegawai
111 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
Kompetensi pegawai dengan kinerja pegawai pada di Kantor Daerah TELKOM
Plered Cirebon mempunyai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,61. Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi pegawai dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan
yang positif dan kuat. Dari hasil pengujian hipotesis pertama maka H1 diterima dan Ho
ditolak. Hubungan signifikan diindikasikan nilai korelasi Rank Spearman 0,61 > dengan
r tabel 0,33 dan t
1
hitung sebesar 4,33 > t tabel 2 pada tingkat kepercayaan 95% (α=5%)
dan derajat kebebasan N-k-1 =47. Dengan demikian berdasarkan hasil pengujian
hipotesis hubungan X1 (kompetensi pegawai) dengan kinerja pegawai adalah signifikan.
Sehingga peningkatan kompetensi pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai pada di
Kantor Daerah TELKOM Plered Cirebon secara signifikan.
Motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada di Kantor Daerah TELKOM Plered
Cirebon mempunyai korelasi Rank Spearman sebesar 0,65. Hal ini menunjukkan bahwa
kompetensi pegawai dengan kinerja pegawai mempunyai hubungan yang positif dan kuat.
Dari hasil pengujian hipotesis kedua maka Ha diterima. Hal ini diindikasikan oleh nilai
korelasi Rank Spearman 0,65 > nilai r tabel 0,33 dan t hitung sebesar 4,59 > t tabel 2
pada tingkat kepercayaan 95% (α=5%) dan derajat kebebasan N-k-1 =47. Sehingga
peningkatan motivasi kerja dapat meningkatkan kinerja pegawai pada di Kantor Daerah
TELKOM Plered Cirebon.
Kompetensi pegawai dan motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada di Kantor
Daerah TELKOM Plered Cirebon mempunyai korelasi Rank Spearman sebesar 0,81. Hal
ini menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi pegawai dan motivasi kerja
mempunyai hubungan yang positif dan sangat kuat. Dengan hasil F hitung sebesar 48 > F
tabel 3,2 dan nilai r Rank Spearman 0,81>r tabel ,033 maka hipotesis ketiga Ha diterima.
Dapat dijelaskan bahwa hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat adalah
signifikan. Selanjutnya nilai R
2
(koefisien determinasi) sebesar 0,66 menunjukkan
variabel bebas yang diteliti dapat menjelaskan variasi kinerja pegawai sebesar 66%
sementara 34% variasi kinerja pegawai dijelaskan oleh variabel di luar penelitian.
Feri Herdiyanto
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 112
Bibliography
Atmadjati, A. (2018). Layanan Prima Dalam Praktik Saat Ini. Yogyakarta. Deepublish.
Ayun, Q. (2011). Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) pada Karyawan di
Perusahaan. Majalah Ilmiah Informatika, 2(3).
Damanik, F. N. S. (2012). Menjadi masyarakat informasi. Jurnal SIFO Mikroskil, 13(1),
7382.
Herdiyanto, F. (2020). Hubungan Kompetensi Pegawai dan Motivasi Kerja Dengan
Kinerja Pegawai Di Kantor Daerah Telkom Plered Cirebon. Inkubis: Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 1(2), 96104.
Pianda, D. (2018). Kinerja guru: kompetensi guru, motivasi kerja dan kepemimpinan
kepala sekolah. CV Jejak (Jejak Publisher).
Riva’i, A. K. (2016). Komunikasi sosial pembangunan: Tinjauan teori komunikasi dalam
pembangunan sosial. Hawa dan AHWA.
Rosmaini, R., & Tanjung, H. (2019). Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen,
2(1), 115.
Rukajat, A. (2018). Pendekatan penelitian kuantitatif: quantitative research approach.
Yogyakarta. Deepublish.
Silalahi, U., & Atif, N. F. (2015). Metode penelitian sosial kuantitatif. Jakarta. Refika
Aditama.
Sulaksono, H. (2015). Budaya Organisasi dan Kinerja. Jakarta. Deepublish.