79
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No. 2 Juli 2019
HUBUNGAN DISIPLIN DAN KREATIFITAS GURU DENGAN
PRODUKTIFITAS KERJA GURU
Agus Rahmat Hidayat
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC) Jawa Barat, Indonesia
Email: ghousun99@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima: 07 Februari
2019
Diterima dalam bentuk
revisi: 24 April 2019
Diajukan: 20 Juni 2019
Penelitian bertujuan untuk menjamin tercapainya
produktifitas guru , maka diperlukan sikap disiplin dan
kreatifitas guru dalam upaya menningkatkan kecerdasan
peserta didik Guru dituntut untuk meningkatkan disiplin
yang dapat memberikan potensi demi kelancaran tugasnya.
Usaha untuk meningkatkan kreatifitas dan disiplin guru,
sorang Guru pada akhirnaya akan menemukan prodiktifitas
kerja secara efektif, efisien dan terjadual. di MTsN
Bantarkawung Kab. Brebes. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang
digunakan adalah metode survey. Penelitian survey biasa
digunakan untuk menerangkan suatu fenomena sosial atau
suatu peristiwa sosial. Pada umumnya survey dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas
populasi untuk mewakili seluruh populasi dan sebagai alat
pengumpul data yang pokok adalah kuesioner. Hasil
Hubungan antara disiplin guru dengan produktivitas guru
(r
X1,X2
) adalah kuat dan positif, dengan demikian hipotesis
Ho ditolak dan H
1
diterima. Hubungan tersebut merupakan
hubungan yang linier.
Abstract:
The research aims to ensure the achievement of teacher
productivity, it is necessary to have a disciplined attitude
and teacher creativity in an effort to increase the
intelligence of students. Teachers are required to improve
discipline that can provide potential for the smooth running
of their duties. Efforts to improve teacher creativity and
discipline, a teacher will eventually find work productivity
effectively, efficiently and on a schedule. at MTsN
Bantarkawung Kab. Brebes. This research is a quantitative
research with the research method used is the survey
method. Survey research is usually used to explain a social
phenomenon or a social event. In general, surveys are
limited to research in which data is collected from a sample
of the population to represent the entire population and the
main data collection tool is a questionnaire. Results The
relationship between the discipline of teachers with teacher
productivity (r
X1,
X2)is a powerful and positive, so the
Kata kunci:
disiplin; kreatifitas guru;
produktifitas kerja guru.
Keywords:
discipline; teacher
creativity; teacher work
productivity.
Agus Rahmat Hidayat
80 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
hypothesis Ho is rejected and H
1
accepted. This
relationship is a linear relationship.
Coresponden author: Agus Rahmat Hidayat
Email: ghousun99@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Kepala Sekolah selaku top manager sekolah dalam rangka meningkatkan proses
belajar mengajar senantiasa check and recheck program yang dijalankan oleh para guru.
Hal ini dapat dilakukan dengan supervisi kelas, membina dan memberi saran-saran positif
kepada guru-gurunya, agar para guru secara terus menerus dapat mengembangkan
kemampuan dan meningkatkan kedisiplinan guru yang disiplin adalah guru yang dapat
menunjukan kreatifitas dan yang efektif hal itu dapat dilihat berdasarkan kriteria, mampu
memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan penuh
kedisiplinan yang tinggi, lancar dan produktif, yang dimulai dari contoh perilaku kepala
sekolahnya. Kepala Sekolah dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan, mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru,
masyarakat dan siswa dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Dalam hal ini Kepala
Sekolah jangan sekali-kali menerapkan konsep conflict management, agar semua
komponen dapat kompak (Sari, 2019).
(Mohammady, 2018) menjelaskan ada beberapa peranan utama Kepala Sekolah
dalam mengembangkan budaya mutu mengelola intitusi pendidikan yang efektif,
diantaranya memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu bagi organisasinya;
memiliki komitmen yang jelas terhadap perbaikan mutu; mengkomunikasikan pesan
mutu; menjamin bahan kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan pekerjaan
organisasi; memimpin mengembangkan staf; bersikap hati-hati untuk tidak menyerahkan
kepada orang lain ketika masalah muncul tanpa melihat bukti karena banyak problem
muncul dari kebijakan lembaga dan bukan dari kesalahan staf; mengarahkan inovasi
dalam organisasi; menjamin bahwa kejelasan struktur organisasi menegaskan tanggung
jawab dan memberikan pendelegasian yang cocok dan maksimal; memiliki sikap teguh
untuk mengeluarkan penyimpangan dari budaya organisasi, membangun kelompok kerja
aktif.
Selain masalah kreatifitas guru, aspek lain yang sangat dibutuhkan dalam
pengelolaan pendidikan guna mencapai tujuannya, khususnya dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa adalah kedisiplinan kerja guru dalam melaksanakan tugas-tugas
profesionalnya kepada para siswa (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Disiplin diri menjadi
kata kunci kemajuan dan kesuksesan serta kebesaran orang-orang besar yang pernah
hidup dalam sejarah. Seorang pemimpin, atau siapa saja bisa mencapai kesejatian di
bidangnya masing-masing karena pernah mempraktikkan disiplin diri (Zakaria, 2014).
Hubungan Disiplin dan Kreatifitas Guru dengan Produktifitas Kerja Guru
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 81
Disiplin diri merupakan proses yang sesungguhnya dimulai sejak masa kanak-
kanak di dalam pendidikan sekolah keluarga (Kiling & Kiling, 2015). Itu berarti
pendidikan non- formal dalam keluarga menjadi dasar seseorang untuk mampu melatih
disiplin diri. Namun, pelatihan disiplin diri pada orang dewasa membutuhkan ekstra
pengorbanan dan pengendalian diri yang intensif. Orang dewasa sudah terbentuk oleh
keadaan lingkungannya.
Dalam masyarakat umum, metode yang sering dilakukan untuk mendisiplinkan
diri adalah pemberlakuan hukuman {punishment). Namun hasilnya, yang terjadi adalah
disiplin sesaat, karena ada ancaman. Itulah yang terjadi sekarang ini. Itulah sebabnya
banyak tindakan KKN belum dapat diberantas secara signifikan.
Praktik pendisiplinan diri dapat terjadi dari kepala sekolah kepada para guru,
pemerintah kepada masyarakat, atau dari diri sendiri kepada diri sendiri (Susanto, 2012).
Sesungguhnya praktik tersebut entah yang dimulai sejak masa-masa kanak-kanak entah
sesudah dewasa bersifat berkesinambungan (tidak sesaat), fleksibel (tidak otoriter), ada
batas-batas yang pasti mana yang boleh dan tidak boleh, ada kepastian hukum, dan
adanya komunikasi (yang sehat dan konstruktif, tanpa ada unsur saling merendahkan atau
melecehkan).
Pentingnya kedisiplinan juga dalam penyampaian materi (content) pelajaran
kepada siswa. Karena jika materi disampaikan guru tida sistematis, akan mengurangi
daya serap siswa dalam menerima pelajaran. Content coverage yang dalam bahasa biasa
dipakai guru identik dengan target kurikulum, yaitu banyaknya isi pelajaran yang relevan
yang diselesaikan oleh guru selama pelajaran berlangsung. Jumlah bahan yang diajarkan
guru yang juga merupakan bahan yang termasuk dalam kurikulum (Tania, 2017).
Ada jurang yang lebar antara apa yang dicakup guru dengan apa yang dapat
dikuasai dengan benar oleh siswa. Jumlah bahan yang dikuasai oleh siswa pasti jauh
lebih kecil daripada apa yang dicakup oleh guru. Di sinilah persoalannya. Tumpang
tindih atau content overlap antara apa yang diajarkan guru dan apa dipelajari siswa
dengan apa yang diteskan atau diujikan (Musriani, n.d.).
Kemampuan guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan tentu saja merupakan kemampuan yang penting. Namun perlu diingat jika
semuanya itu tidak meningkatkan disiplin waktu, jangan harap akan meningkatkan
prestasi belajar siswa. Persoalan menjadi serius jika seorang guru hanya menekankan
pada senangnya dan kreatifnya tetapi tidak menghitung berapa besar penguapan waktu
yang terjadi hanya karena ingin menjadikan murid aktif, kreatif dan bahagia.
Sejalan dengan perkembangan era reformasi dan globalisasi, peningkatan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas amatlah dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan
di segala bidang, khususnya bidang pendidikan. Kepedulian masyarakat khususnya dalam
dunia pendidikan sangat berperan dalam menata kembali negara dan bangsa yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (Ariestino, 2017).
Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama dan juga merupakan
input dari produktifitas dalam organisasi sumber daya manusia di samping sebagai objek
yang harus selalu mendapatkan perhatian dan perlindungan dari suatu unit kerja, juga
Agus Rahmat Hidayat
82 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
berperan sebagai subjek yang dapat menentukan maju mundurnya organisasi, untuk itu
sumber daya manusia khususnya guru perlu diarahkan, dibina, dibimbing dan dimotivasi
agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sesuai dengan tujuan
organisasi.
Masih banyak organisasi yang masih kurang menyadari bahwa sumber daya
manusia merupakan sumber yang hidup sebagai pelaku dalam organisasi, memiliki cara
berpikir, keinginan, tingkah laku, tanggung jawab dan tingkat keterampilan yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu untuk menuntun dan merealisasikan terwujudnya sumber daya
manusia dalam upaya memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada anak
didik, pemerintah daerah yang merupakan penyelenggara kegiatan pembangunan, dalam
melaksanakan undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, perlu
didukung pula partisipasi masyarakat dalam peningkatan kinerja dan seluruh aparatur di
aderahnya. Pasal 44 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintahan daerah wajib membina dan
mengembangkan tenaga kependidikan pada stuan pendidikan baik di pusat maupun di
daerah.
Pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan suatu usaha yang penting
dalam suatu lembaga atau organisasi untuk meningkatkan produktifitas kerja
(Fathurrochman, 2017). Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan guru perlu
dilakukan secara sungguh-sungguh, terarah, terencana pembinaan guru dalam rangka
menciptakan produktifitas kerja guru merupakan ikhtiar pelaksanaan dan efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sebuah organisasi. Betapa pentingnya pembinaan dan
pengembangan pegawai dalam usaha untuk membantu pegawai menghindari diri dari
kekurangan dan agar dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Pada dasarnya
kinerja pegawai dipengaruhi berbagai faktor, faktor yang berhubungan dengan tenaga itu
sendiri, maupun yang berhubungan dengan organisasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang antara
lain, sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja, tingkat
pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan
sosial lingkungan dan iklim kerja, sarana, teknologi, kesempatan berprestasi, serta adanya
pengawasan.
Sementara disisi yang lain bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang sebagai berikut : ”Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja antara
lain, besarnya pendapatan dan jaminan sosial (kompensasi), tingkat pendidikan dan
latihan, sikap, disiplin moral kerja dan etika kerja, motivasi, kesehatan hubungan insani,
manajemen, sarana produksi pengawasan kepuasan, teknologi, kebijaksanaan pemerintah
dan kepemimpinan”.
Salah satu usaha yang perlu dilakukan dalam meningkatkan Produktifitas guru
adalah peningkatan semangat kerja anggota guru agar memiliki sikap dan perilaku yang
berintikan kepada pengabdian, kejujuran, tanggung jawab dan mampu melayani,
Hubungan Disiplin dan Kreatifitas Guru dengan Produktifitas Kerja Guru
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 83
mengayomi, tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi hidup dalam
masyarakat.
Untuk menjamin tercapainya produktifitas guru , maka diperlukan sikap disiplin
dan kreatifitas guru dalam upaya menningkatkan kecerdasan peserta didik Guru dituntut
untuk meningkatkan disiplin yang dapat memberikan potensi demi kelancaran tugasnya.
Usaha untuk meningkatkan kreatifitas dan disiplin guru, sorang Guru pada akhirnaya
akan menemukan prodiktifitas kerja secara efektif, efisien dan terjadual. di MTsN
Bantarkawung Kab. Brebes.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan Disiplin dan Kreatifitas Guru dengan Produktifitas Kerja Guru
di MTsN Bantarkawung Kab. Brebes ”.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang
digunakan adalah metode survey. Penelitian survey biasa digunakan untuk menerangkan
suatu fenomena sosial atau suatu peristiwa sosial. Pada umumnya survey dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh
populasi dan sebagai alat pengumpul data yang pokok adalah kuesioner. Untuk
membuktikan keandalan sebuah teori secara empiris, maka dalam pengambilan datanya
dilengkapi dengan studi data yang telah ada (data Sekunder), sehingga kajian dari analisis
data akan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil dan Pembahasan
1. Hubungan antara Disiplin Guru (X
1
) dengan Produktivitas kerja guru (Y)
a. Dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,748 maka r hitung lebih besar dari pada r
tabel (0,304), artinya ada hubungan positif antara disiplin guru dengan kreativitas
guru , dengan demikian Ho ditolak dan H
1
diterima.
b. Koefisien determinasi yang nilainya sebesar 0,560 menunjukkan bahwa 56 %
Kreativitas guru dapat dijelaskan oleh variabel disiplin guru dan 44 % dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
c. Nilai F hitung (48,323) lebih besar dari pada nilai F tabel (4,10), maka dapat
disimpulkan menolak Ho yang berarti antara Disiplin Guru dan Kreativitas Guru ada
hubungan linier. Dengan tingkat signifikan (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan
(5%), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi produktivitas guru .
d. Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi
sebagi berikut.
X
2
= -5,899 + 1,616 X
1
Agus Rahmat Hidayat
84 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
1) Konstanta sebesar -5,899 menyatakan bahwa jika tidak disiplin untuk
meningkatkan kreativitas tidak ada, maka kreativitas guru adalah -5,899.
2) Koefisien regresi sebesar 1,616 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 untuk
disiplin guru akan meningkatkan kreativitas guru sebesar 1,616. Jadi ada
hubungan yang positif dan linier antara variabel disiplin guru dengan kretivitas
guru.
e. Hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung (6,951) lebih
besar dari pada t tabel (2,021) dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari taraf
signifikan yang digunakan (5%). Dengan demikian Ho (koefisien regresi tidak
signifikan) ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Kesimpulan:
Ho = Tidak ada hubungan positif antara disiplin guru dengan kreatifitas guru ditolak,
artinya ada hubungan yang positif dan linier antara disiplin guru dan kreativitas
guru.
2. Hubungan antara Kreativitas Guru (X
2
) dengan Produktivitas Guru (Y)
a) Dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,754 maka r hitung lebih besar dari pada
r tabel (0,304), artinya ada hubungan positif antara kreatifitas guru dengan
Produktivitas kerja guru, dengan demikian Ho ditolak dan H
1
diterima.
b) Koefisien determinasi yang nilainya sebesar 0,569 menunjukkan bahwa 56,9 %
kreatifitas guru dapat dijelaskan oleh variable kreativitas guru dan 43,1 %
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
c) Nilai F hitung (50,144) lebih besar dari pada nilai F tabel (4,10), maka dapat
disimpulkan menolak Ho yang berarti antara Kreativitas guru dan Produktivitas
kerja guru ada hubungan linier. Dengan tingkat signifikan (0,000) lebih kecil dari
taraf signifikan (5%), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi
Produktivitas kerja guru.
d) Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan
regresi sebagi berikut:
Y
= 152,502 + 2,712 X
2
1) Konstanta sebesar 152,502 menyatakan bahwa jika seorang guru tidak
mempunyai kreativitas maka produktivitas kerja guru hanya sebesar 152,502
dari standar 400.
2) Koefisien regresi sebesar 2,712 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 untuk
kreativitas kerja guru akan meningkatkan produktivitas kerja guru sebesar
2,712. Jadi ada hubungan yang positif dan linier antara variabel kreatifitas guru
dengan produktivitas kerja guru
e) Hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung (7,081) lebih
besar dari pada t tabel (2,021) dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari
taraf signifikan yang digunakan (5%). Dengan demikian Ho (koefisien regresi
tidak signifikan) ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Kesimpulan:
Hubungan Disiplin dan Kreatifitas Guru dengan Produktifitas Kerja Guru
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019 85
Ho = Tidak ada hubungan positif antara Kreativitas guru dengan produktivitas kerja guru
ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan linier antara kreatifitas guru
dengan produktivitas guru
3. Hubungan disiplin guru (X
1
) dengan produktifitas kerja guru (Y)
a. Dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,996 maka r hitung lebih besar dari pada r
tabel (0,304), artinya ada hubungan positif secara langsung antara disiplin guru
dengan produktivitas kerja guru dengan demikian Ho ditolak dan H
1
diterima.
b. Koefisien determinasi yang nilainya sebesar 0,991 menunjukkan bahwa 99,1%
produktivitas kerja guru dapat dijelaskan oleh variabel disiplin duru dan 0,9%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
c. Nilai F hitung (4,3323) lebih besar dari pada nilai F tabel (4,10), maka dapat
disimpulkan menolak Ho yang berarti antara disiplin guru dan produktivitas kerja guru
ada hubungan linier. Dengan tingkat signifikan (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan
(5%), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kreativitas guru
d. Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi
sebagi berikut.
Y = 7,532 + 7,733 X
1
1) Konstanta sebesar 7,532 menyatakan bahwa produktivitas kerja guru hanya
sebesar 7,532 dari standar mutu 400 jika guru sama sekali tidak mempunyai
disiplin
2) Koefisien regresi sebesar 7,733 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 untuk
disiplin akan meningkatkan produktivitas kerja guru sebesar 7,733. Jadi ada
hubungan yang positif dan linier antara variabel disiplin dengan produktivitas .
e. Hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung (65,815) lebih
besar dari pada t tabel (2,021) dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari taraf
signifikan yang digunakan (5%). Dengan demikian Ho (koefisien regresi tidak
signifikan) ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Kesimpulan:
Ho = Tidak ada hubungan positif antara disiplin guru dengan produktifitas kerja guru
yang ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan linier antara disiplin guru dan
produktifitas kerja guru.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Hubungan antara disiplin guru dengan produktivitas guru (r
X1,X2
) adalah kuat dan
positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H
1
diterima. Hubungan tersebut
merupakan hubungan yang linier.
2. Hubungan antara kreatifitas guru dengan produktivitas guru (r
X2,Y
) adalah kuat dan
positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H
1
diterima. Hubungan tersebut
merupakan hubungan yang linier.
Agus Rahmat Hidayat
86 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1 No. 2 Juli 2019
3. Hubungan langsung antara disiplin guru dengan kreativitas secara bersama-sama
(r
X1,Y
) adalah sangat kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H
1
diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier.
Bibliography
Ariestino, L. (2017). Peran partai politik di dalam pelaksanaan pendidikan politik dalam
rangka untuk meningkatkan partisipasi dan inisiatif masyarakat dalam proses
pemilu di kota semarang. Fakultas hukum unissula.
Fathurrochman, I. (2017). Pengembangan Kompetensi Pegawai Aparatur Sipil Negara
(ASN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup Melalui Metode
Pendidikan Dan Pelatihan. Manajer Pendidikan, 11(2).
Kiling, B. N., & Kiling, I. Y. (2015). Tinjauan konsep diri dan dimensinya pada anak
dalam masa kanak-kanak akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling: Jurnal
Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 1(2), 116124.
Mohammady, Z. M. A. (2018). Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Mutu
Budaya Organisasi. Muslim Heritage, 2(2), 407430.
Musriani, W. O. S. (n.d.). Analisis Kemampuan Koneksi Dan Representasi Matematik
Siswa Kelas Viii Smp Negeri di Kota Kendari. Jurnal Penelitian Pendidikan
Matematika, 2(3), 165179.
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum
2013. Nizamia Learning Center.
Sari, M. A. (2019). Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Madrasah Di Ma Al-
Hikmah Bandar Lampung. UIN Raden Intan Lampung.
Susanto, H. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru sekolah menengah
kejuruan. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(2).
Tania, L. (2017). Pengembangan bahan ajar e-modul sebagai pendukung pembelajaran
kurikulum 2013 pada materi ayat jurnal penyesuaian perusahaan jasa siswa kelas X
akuntansi SMK Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK), 5(2).
Zakaria, T. (2014). Disiplin: Sebuah Keharusan yang Wajib Dimiliki Setiap Pegawai.
Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1(1), 6266.