INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis

                        Vol. 1 No. 1 Januari 2019

 

HUBUNGAN DISIPLIN DAN KREATIFITAS GURU DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA GURU  DI  MTs SALAFIYAH BODE PLUMBON CIREBON

 

Daimah

Universitas Paramadina Jakarta, Indonesia

Email: marwadaimah@gmail.com

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima : 17 September 2018

  Diterima dalam bentuk   revisi : 12 Oktober 2018

Diajukan: 21 Desember 2018

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan disiplin dan kreativitas guru dengan produktivtas guru. metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Hubungan antara disiplin guru dengan produktivitas guru  (rX1,X2) adalah kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier; 2) Hubungan antara kreatifitas guru  dengan produktivitas guru  (rX2,Y) adalah kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier. 3) Hubungan langsung antara disiplin guru  dengan kreativitas secara bersama-sama  (rX1,Y) adalah sangat kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier.

 

Abstract:

This study aims to determine how the relationship between discipline and teacher creativity with teacher productivity. The research method used is the survey method. The results of this study show that: 1) The relationship between the discipline of teachers with teacher productivity (rX1,X2)is a powerful and positive, so the hypothesis Ho is rejected and H1 accepted. The relationship is a linear relationship; 2) The relationship between teacher creativity and teacher productivity (rX2,Y) is strong and positive, thus the hypothesis Ho is rejected and H1 is accepted. The relationship is a linear relationship. 3) The direct relationship between teacher discipline and creativity together (rX1, Y) is very strong and positive, thus the hypothesis Ho is rejected and H1 is accepted. The relationship is a linear relationship.

 

      Coresponden author: Daimah                                         Email: marwadaimah@gmail.com

     artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi

 

Kata kunci:

disiplin; kreativitas; dan produktivitas guru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

discipline; creativity; and teacher productivity.

 

 

Pendahuluan

Kepala Sekolah selaku top manager sekolah dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar senantiasa check and recheck program yang dijalankan oleh para guru (Afandi, 2020). Hal ini dapat dilakukan dengan supervisi kelas, membina dan memberi saran-saran positif kepada guru-gurunya, agar para guru secara terus menerus dapat mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kedisiplinan

 

guru yang disiplin adalah guru  yang dapat menunjukan kreatifitas  dan yang efektif hal itu dapat dilihat berdasarkan kriteria, mampu memberdayakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan penuh kedisiplinan yang tinggi, lancar dan produktif, yang dimulai dari contoh perilaku kepala sekolahnya. Kepala Sekolah dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru, masyarakat dan siswa dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah (Iskandar, 2013). Dalam hal ini Kepala Sekolah jangan sekali-kali menerapkan konsep conflict management, agar semua komponen dapat kompak.

Menjelaskan ada beberapa peranan utama Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya mutu mengelola intitusi pendidikan yang efektif, diantaranya memiliki visi yang jelas mengenai mutu terpadu bagi organisasinya; memiliki komitmen yang jelas terhadap perbaikan mutu; mengkomunikasikan pesan mutu; menjamin bahan kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan pekerjaan organisasi; memimpin mengembangkan staf; bersikap hati-hati untuk tidak menyerahkan kepada orang lain ketika masalah muncul tanpa melihat bukti karena banyak problem muncul dari kebijakan lembaga dan bukan dari kesalahan staf; mengarahkan inovasi dalam organisasi; menjamin bahwa kejelasan struktur organisasi menegaskan tanggung jawab dan memberikan pendelegasian yang cocok dan maksimal; memiliki sikap teguh untuk mengeluarkan penyimpangan dari budaya organisasi, membangun kelompok kerja aktif (Abdullah, 2014).

 

 

Selain masalah kreatifitas  guru, aspek lain yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan pendidikan guna mencapai tujuannya, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa adalah kedisiplinan kerja guru dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya kepada para siswa. Disiplin diri menjadi kata kunci kemajuan dan kesuksesan serta kebesaran orang-orang besar yang pernah hidup dalam sejarah (Zakaria, 2014). Seorang pemimpin, atau siapa saja bisa mencapai kesejatian di bidangnya masing-masing karena pernah mempraktikkan disiplin diri.

 

 

Disiplin diri merupakan proses yang sesungguhnya dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam pendidikan sekolah keluarga (Roqib, 2009). Itu berarti pendidikan non- formal dalam keluarga menjadi dasar seseorang untuk mampu melatih disiplin diri. Namun, pelatihan disiplin diri pada orang dewasa membutuhkan ekstra pengorbanan dan pengendalian diri yang intensif. Orang dewasa sudah terbentuk oleh keadaan lingkungannya.

Dalam masyarakat umum, metode yang sering dilakukan untuk mendisiplinkan diri adalah pemberlakuan hukuman {punishment) (Riniwati, 2016). Namun hasilnya, yang terjadi adalah disiplin sesaat, karena ada ancaman. Itulah yang terjadi sekarang ini. Itulah sebabnya banyak tindakan KKN belum dapat diberantas secara signifikan. Praktik pendisiplinan diri dapat terjadi dari kepala sekolah kepada para guru, pemerintah kepada masyarakat, atau dari diri sendiri kepada diri sendiri. Sesungguhnya praktik tersebut entah yang dimulai sejak masa-masa kanak-kanak entah sesudah dewasa bersifat berkesinambungan (tidak sesaat), fleksibel (tidak otoriter), ada batas-batas yang pasti mana yang boleh dan tidak boleh, ada kepastian hukum, dan adanya komunikasi (yang sehat dan konstruktif, tanpa ada unsur saling merendahkan atau melecehkan).

Pentingnya kedisiplinan juga dalam penyampaian materi (content) pelajaran kepada siswa. Karena jika materi disampaikan guru tida sistematis, akan mengurangi daya serap siswa dalam menerima pelajaran. Content coverage yang dalam bahasa biasa dipakai guru identik dengan target kurikulum, yaitu banyaknya isi pelajaran yang relevan yang diselesaikan oleh guru selama pelajaran berlangsung. Jumlah bahan yang diajarkan guru yang juga merupakan bahan yang termasuk dalam kurikulum.

Ada jurang yang lebar antara apa yang dicakup guru dengan apa yang dapat dikuasai dengan benar oleh siswa. Jumlah bahan yang dikuasai oleh siswa pasti jauh lebih kecil daripada apa yang dicakup oleh guru. Di sinilah persoalannya. Tumpang tindih atau content overlap antara apa yang diajarkan guru dan apa dipelajari siswa dengan apa yang diteskan atau diujikan.

Kemampuan guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan tentu saja merupakan kemampuan yang penting. Namun perlu diingat jika semuanya itu tidak meningkatkan disiplin waktu, jangan harap akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Persoalan menjadi serius jika seorang guru hanya menekankan pada senangnya dan kreatifnya tetapi tidak menghitung berapa besar penguapan waktu yang terjadi hanya karena ingin menjadikan murid aktif, kreatif dan bahagia.

Sejalan dengan perkembangan era reformasi dan globalisasi, peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas amatlah dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang, khususnya bidang pendidikan. Kepedulian masyarakat khususnya dalam dunia pendidikan sangat berperan dalam menata kembali negara dan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama dan juga merupakan input dari produktifitas dalam organisasi sumber daya manusia di samping sebagai objek yang harus selalu mendapatkan perhatian dan perlindungan dari suatu unit kerja, juga berperan sebagai  subjek yang dapat menentukan maju mundurnya organisasi, untuk itu sumber daya manusia khususnya guru perlu diarahkan, dibina, dibimbing dan dimotivasi agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sesuai dengan tujuan organisasi. Masih banyak organisasi yang masih kurang menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan sumber yang hidup sebagai pelaku dalam organisasi, memiliki cara berpikir, keinginan, tingkah laku, tanggung jawab dan tingkat keterampilan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Oleh karena itu untuk menuntun dan merealisasikan terwujudnya sumber daya manusia dalam upaya memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada anak didik, pemerintah daerah yang merupakan penyelenggara kegiatan pembangunan, dalam melaksanakan undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Undang-undang No. 22 Tahun 1999), perlu didukung pula partisipasi masyarakat dalam peningkatan kinerja dan seluruh aparatur  di aderahnya. Pasal 44 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 (Undang-undang No. 20 Tahun 2003), tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintahan daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada stuan pendidikan baik di pusat maupun di daerah.

Pembinaan dan pengembangan pegawai merupakan suatu usaha yang penting dalam suatu lembaga atau organisasi untuk meningkatkan produktifitas kerja (Sinambela, 2021). Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan guru perlu dilakukan secara sungguh-sungguh, terarah, terencana pembinaan guru dalam rangka menciptakan produktifitas kerja guru  merupakan ikhtiar pelaksanaan dan efektivitas dan efisiensi pengelolaan sebuah organisasi. Betapa pentingnya pembinaan dan pengembangan pegawai dalam usaha untuk membantu pegawai menghindari diri dari kekurangan dan agar dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Pada dasarnya kinerja pegawai dipengaruhi berbagai faktor, faktor yang berhubungan dengan tenaga itu sendiri, maupun yang berhubungan dengan organisasi. Ada beberapa  faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang antara lain, sikap mental berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja,  tingkat pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial lingkungan dan iklim kerja, sarana, teknologi, kesempatan berprestasi, serta adanya pengawasan.

Sementara disisi yang lain bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang sebagai berikut: ”Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja antara lain, besarnya pendapatan dan jaminan sosial (kompensasi), tingkat pendidikan dan latihan, sikap, disiplin moral kerja dan etika kerja, motivasi, kesehatan hubungan insani, manajemen, sarana produksi pengawasan kepuasan, teknologi, kebijaksanaan pemerintah dan kepemimpinan”.

Salah satu usaha yang perlu dilakukan dalam meningkatkan Produktifitas guru  adalah peningkatan semangat kerja anggota guru  agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan kepada pengabdian, kejujuran, tanggung jawab dan mampu melayani, mengayomi, tanggap terhadap pandangan-pandangan dan aspirasi hidup dalam masyarakat.

Untuk menjamin tercapainya produktifitas  guru , maka diperlukan sikap disiplin dan kreatifitas  guru dalam upaya menningkatkan kecerdasan peserta didik  Guru  dituntut untuk meningkatkan disiplin yang dapat memberikan potensi demi kelancaran tugasnya. Usaha untuk meningkatkan kreatifitas dan disiplin  guru, sorang Guru  pada akhirnaya akan menemukan prodiktifitas kerja secara efektif, efisien dan terjadwal. di  MTs Salafiyah Bode Plumbon Cirebon.  Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ” Hubungan Disiplin dan Kreatifitas Guru dengan Produktifitas Kerja Guru  di  MTs Salafiyah Bode Plumbon Cirebon ”.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode survey (Morrisan, 2012). Penelitian survey biasa digunakan untuk menerangkan suatu fenomena sosial atau suatu peristiwa sosial.Pada umumnya survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi dan sebagai alat pengumpul data yang pokok adalah kuesioner. Untuk membuktikan keandalan sebuah teori secara empiris, maka dalam pengambilan datanya dilengkapi dengan studi data yang telah ada (data Sekunder), sehingga kajian dari analisis data akan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.    Teknik pengumpulan data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuntitatif yakni metode yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik (. Oleh karena itu, teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner (angket) Untuk mengukur kesidisiplinan kreatifitas dan produktifitas Guru

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan (instrument) kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang efisien, karena tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang banyak.

          Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga instrumen, yakni instrumen Disiplin Guru, Kreatifitas Guru  dan produktifitas kerja Guru  dengan jumlah responden 30 orang.

2.        Teknik Analisis Data

a.    Uji Prasyarat Analisis Hipotesis

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Untuk menganalisis data, peneliti akan menggunakan statistik inferensial parametrik. Untuk itu sebelum dianalisis, harus diadakan uji normalitas guna mengetahui distribusi data, dan uji homogenitas untuk melihat kesamaan beberapa sampel yang diambil dari populasi yang sama.

b.    Analisis Korelasi Sederhana

Penelitian ini adalah penelitian social yang meneliti hubungan asimetris dengan menggunakan variabel antara (X2) sehingga dalam proses analisis menggunakan rumus Pearson Product Momen untuk mengetahui hubungan antara Disiplin Guru  (X1) dengan Kreatifitas Guru  (X2), hubungan antara Kreatifitas Guru (X2) dengan Produktifitas kerja Guru  (Y) dan hubungan langsung antara Disiplin Kerja Guru  (X1) dengan Produktifitas kerja Guru  (Y).

 

 

 

c.     Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dipergunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel terpengaruh jika nilai variabel berpengaruh dan variabel antara dimanipulasi

3.        Hipotesis Statistik

Hipotesis 1:

                          Ho artinya (rX1,X2 = 0): Tidak ada hubungan positif antara Disiplin Guru 

dengan Kreatifitas Guru

                          H1 artinya (rX1,X2 > 0): Ada hubungan positif antara Disiplin Guru

                                                                dengan Kreatifitas Guru .

     Hipotesis 2:

                   Ho artinya (rX2,Y = 0):   Tidak ada hubungan antara Kreatifitas Guru                     

                                                         Produktifitas Guru

                        H1  artinya (rX2,Y > 0):   Ada hubungan positif antara Kreatifitas Guru 

                                                              dengan  Prduktifitas kerjaGuru.

     Hipotesis 3

                        Ho artinya (rX1,Y =0): Tidak ada hubungan positif secara langsung antara

                                                            Kreatifitas Guru dengan Produktifitas Kerja Guru

                        H1 artinya (rX1,Y > 0): Ada hubungan positif secara langsung Kreatifitas

                                                            Guru  dengan Produktifitas kerja Guru..

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

1.  Hubungan antara Disiplin Guru(X1) dengan Kretaivitas Guru  (X2)

Hipotesis 1:

Ho artinya (rX1,X2 = 0) : Tidak ada hubungan positif antara Disiplin Guru  dengan Kreativitas Guru .

H1  artinya (rX1,X2 > 0) : Ada hubungan positif antara disiplin Guru  dengan  Kreativitas guru .

          Untuk menguji hipotesis di atas, peneliti menggunakan analisa korelasi sederhana dari SPSS-16 For Windows karena dalam hubungan ini variabel Kreativitas Guru  (X2) berperan sebagai variabel dependen. Hasil analisis (lampiran 18) menunjukkan bahwa:

a.  Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai rX1,X2 adalah 0,748.

b.  Kontribusi variabel Disiplin Guru  (X1) terhadap Kreativitas Guru  hasilnya r2X1X2 = 0,560.

c.  Berdasarkan hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai F hitung sebesar 48,323 dengan tingkat signifikansi 0,000.

d.  Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai konstanata (a) sebesar -5,899 dan nilai koefisien regresi (b) sebesar 1,616, sehingga persamaan regresinya sebagai berikut.

X2  = -5,899 + 1,616 X1

e.  Untuk menguji validitas persamaan regresi, maka dilakukan uji t dengan hipotesis sebagai berikut.

     Ho : Koefisien regresi (b) tidak signifikan

     H1 : Koefisien regresi (b) signifikan

     Berdasarkan hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung sebesar 6,951 dengan tingkat signifikansi 0,000.

 

2.  Hubungan antara Kreativitas Guru  (X2) dengan Produktivitas Kerja Guru  (Y)

Hipotesis 2:

Ho artinya (rX2,Y = 0)  : Tidak ada hubungan positif antara Kreativitas Guru  dengan Produktivitas kerja Guru.

H1  artinya (rX2,Y > 0)  : Ada hubungan positif antara Kreativitas Guru  dengan  Produktivitas Kerja Guru.

          Untuk menguji hipotesis 2 juga peneliti menggunakan analisa korelasi dan regresi sederhana dari SPSS-16 For Windows dan hasil analisisnya adalah sebagai berikut (lampiran 19).

a.  Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai rX2,Y adalah 0,754.

b.  Kontribusi variabel Kreativitas Guru terhadap produktivitas kerja Guru  hasilnya r2X2,Y = 0,569.

c.  Berdasarkan hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai F hitung sebesar 50,144 dengan tingkat signifikansi 0,000.

d.  Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai konstanta (a) = 152,502 dan nilai koefisien regresi (b) = 2,712. Dengan demikian persamaan regresinya sebagai berikut.

Y = 152,502 + 2,712 X2

e.  Untuk menguji validitas persamaan regresi, maka dilakukan uji t dengan hipotesis sebagai berikut.

     Ho : Koefisien regresi (b) tidak signifikan

     H1 : Koefisien regresi (b) signifikan

     Berdasarkan hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung sebesar 7,081 dengan tingkat signifikansi 0,000.

 

3.     Hubungan antara Disiplin Guru (X1) dengan Produktivitas Kerja Guru  (Y)

Hipotesis 3

Ho artinya (rX1,Y =0)   : Tidak ada hubungan positif secara langsung antara disiplin guru  dengan produktivitas Kerja guru

H1 artinya (rX1,Y > 0)   : Ada hubungan positif secara langsung antara disiplin guru dengan produktivitas KerjaGuru

          Pengujian hipotesis tersebut di atas, peneliti menggunakan analisa korelasi dan regresi sederhana dari SPSS-16 For Windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa:

a.  Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai rX1,Y adalah 0,996.

b.  Kontribusi variabel Disiplin Guru  (X1) terhadap Kreativitas guru  hasilnya r2X1,Y = 0,991.

c.  Berdasarkan hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai F hitung sebesar 4,332 dengan tingkat signifikansi 0,000.

d.  Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai konstanta (a) = 7,532 dan nilai koefisien regresi (b) = 7,733. Jadi persamaan regresinya:

Y = 7,532 + 7,733 X1

e.  Untuk menguji validitas persamaan regresi, maka dilakukan uji t dengan hipotesis sebagai berikut.

     Ho : Koefisien regresi (b) tidak signifikan

     H1 : Koefisien regresi (b) signifikan

     Berdasarkan hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung sebesar 65,815 dengan tingkat signifikansi 0,000.

 

B. Pembahasan

1.  Hubungan antara Disiplin Guru  (X1) dengan Produktivitas kerja guru (Y)

a.  Dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,748 maka r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,304), artinya ada hubungan positif antara disiplin guru  dengan kreativitas guru , dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.

b.  Koefisien determinasi yang nilainya sebesar 0,560 menunjukkan bahwa 56 % Kreativitas guru dapat dijelaskan oleh variabel disiplin guru dan 44 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

c.  Nilai F hitung (48,323) lebih besar dari pada nilai F tabel (4,10), maka dapat disimpulkan menolak Ho yang berarti antara Disiplin Guru  dan Kreativitas Guru  ada hubungan linier. Dengan tingkat signifikan (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan (5%), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi produktivitas guru .

d.  Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagi berikut.

X2 = -5,899 + 1,616 X1

1)    Konstanta sebesar -5,899 menyatakan bahwa jika tidak disiplin  untuk meningkatkan kreativitas  tidak ada, maka kreativitas guru  adalah -5,899.

2)   Koefisien regresi sebesar 1,616 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 untuk disiplin guru  akan meningkatkan kreativitas guru sebesar 1,616. Jadi ada hubungan yang positif dan linier antara variabel disiplin guru  dengan kretivitas guru.

e.  Hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung  (6,951) lebih besar dari pada t tabel (2,021) dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan (5%). Dengan demikian Ho (koefisien regresi tidak signifikan) ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.

 

 

Ho = Tidak ada hubungan positif antara disiplin guru  dengan kreatifitas guru  ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan linier antara disiplin guru  dan kreativitas guru.

2.  Hubungan antara Kreativitas Guru  (X2) dengan Produktivitas Guru  (Y)

a.  Dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,754 maka r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,304), artinya ada hubungan positif antara kreatifitas guru  dengan  Produktivitas kerja guru, dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.

b.  Koefisien determinasi yang nilainya sebesar 0,569 menunjukkan bahwa 56,9 % kreatifitas guru  dapat dijelaskan oleh variable kreativitas guru  dan 43,1 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

c. Nilai F hitung (50,144) lebih besar dari pada nilai F tabel (4,10), maka dapat disimpulkan menolak Ho yang berarti antara Kreativitas guru  dan Produktivitas kerja guru  ada hubungan linier. Dengan tingkat signifikan (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan (5%), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi Produktivitas kerja guru .

d.  Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagi berikut:

Y = 152,502 + 2,712 X2

1)    Konstanta sebesar 152,502 menyatakan bahwa jika seorang guru tidak mempunyai kreativitas  maka produktivitas kerja guru  hanya sebesar 152,502 dari standar 400. 

2)   Koefisien regresi sebesar 2,712 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 untuk kreativitas kerja guru akan meningkatkan produktivitas kerja guru  sebesar 2,712. Jadi ada hubungan yang positif dan linier antara variabel kreatifitas guru  dengan produktivitas kerja guru

e.  Hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung  (7,081) lebih besar dari pada t tabel (2,021) dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan (5%). Dengan demikian Ho (koefisien regresi tidak signifikan) ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.

Ho = Tidak ada hubungan positif antara Kreativitas guru dengan produktivitas kerja guru  ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan linier antara kreatifitas guru  dengan produktivitas guru

 

3.  Hubungan disiplin guru  (X1) dengan produktifitas kerja guru (Y)

a.  Dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,996 maka r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,304), artinya ada hubungan positif secara langsung antara disiplin guru  dengan produktivitas kerja guru  dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.

b.  Koefisien determinasi yang nilainya sebesar 0,991 menunjukkan bahwa 99,1% produktivitas kerja guru  dapat dijelaskan oleh variabel disiplin duru  dan 0,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

c.  Nilai F hitung (4,3323) lebih besar dari pada nilai F tabel (4,10), maka dapat disimpulkan menolak Ho yang berarti antara disiplin guru dan produktivitas kerja guru  ada hubungan linier. Dengan tingkat signifikan (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan (5%), maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kreativitas guru

d.  Hasil perhitungan melalui analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagi berikut.

Y = 7,532 + 7,733 X1

1)    Konstanta sebesar 7,532 menyatakan bahwa produktivitas kerja guru  hanya sebesar 7,532 dari standar mutu 400 jika guru sama sekali tidak mempunyai disiplin

2)    Koefisien regresi sebesar 7,733 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 untuk disiplin  akan meningkatkan produktivitas kerja guru  sebesar 7,733. Jadi ada hubungan yang positif dan linier antara variabel disiplin  dengan produktivitas .

e.  Hasil uji signifikansi pada α = 0,05 atau 5%, diperoleh nilai t hitung  (65,815) lebih besar dari pada t tabel (2,021) dan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan (5%). Dengan demikian Ho (koefisien regresi tidak signifikan) ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.

     yang ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan linier antara disiplin guru  dan produktifitas kerja guru.

 

Kesimpulan

          Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Hubungan antara disiplin guru  dengan produktivitas guru  (rX1,X2) adalah kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier; 2) Hubungan antara kreatifitas guru  dengan produktivitas guru  (rX2,Y) adalah kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier. 3) Hubungan langsung antara disiplin guru  dengan kreativitas secara bersama-sama  (rX1,Y) adalah sangat kuat dan positif, dengan demikian hipotesis Ho ditolak dan H1 diterima. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang linier.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bibliografi

 

Abdullah, M. (2014). Manajemen dan evaluasi kinerja karyawan. Aswaja Pressindo.

 

Afandi, I. (2020). Peran Kepala Sekolah Tk Dalam Meningkatkan Kualitas Guru Dan Murid Tk Al-Ibrohimy Galis. Jurnal Wawasan Ilmu Anak Usia Dini, 1(1), 36–54.

 

Iskandar, U. (2013). Kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 10(1).

 

Morrisan, M. A. (2012). Metode penelitian survei. Kencana.

 

Riniwati, H. (2016). Manajemen Sumberdaya Manusia: Aktivitas Utama dan Pengembangan SDM. Universitas Brawijaya Press.

 

Roqib, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. LKIS Pelangi Aksara.

 

Sinambela, L. P. (2021). Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja. Bumi Aksara.

 

Undang-undang No. 20 Tahun 2003. (n.d.). tentang Sistem Pendidikan Nasional.

 

Undang-undang No. 22 Tahun 1999. (n.d.). tentang Pemerintah Daerah.

 

Zakaria, T. (2014). Disiplin: Sebuah Keharusan yang Wajib Dimiliki Setiap Pegawai. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1(1), 62–66.