INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis |
Vol. 1 No. 1 Januari 2019 |
PENGARUH
MOTIVASI, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD
KABUPATEN CIREBON
Siti Komara
Universitas Paramadina Jakarta, Indonesia
Email: arrarhamiz99@gmail.com
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima : 15 September
2018 Diterima dalam bentuk revisi : 10 Oktober 2018 Diajukan: 25 Desember 2018 |
Tujuan penelitian ini
adalah: Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi,
dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai RSUD Kab. Cirebon. Peneliti ini
menggunakan metode asosiatif, Metode penelitian asosiatif adalah penelitian
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan
hasil analisis data dengan bantuan perhitungan SPSS 17.0 for Windows
diperoleh pengaruh untuk variabel Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar
37.1 %. Hal ini diperkuat dengan nilai thitung sebesar 2.268, sedangkan
ttabel dengan derajat kebebasan (df) = 40 pada taraf signifikansi 0.05
sebesar 2.026. Dengan demikian, thitung > ttabel. Artinya Motivasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kinerja Pegawai RSUD Kab.
Cirebon. Variabel Motivasi (X1) berpengaruh
yang tinggi terhadap kinerja pegawai (Y) secara, karena rhitung > rtabel
atau 0.609 > 0.344, Sedangkan berdasarkan hasil uji regresi sederhana
dimana nilai thitung > ttabel atau 2.268 > 2.026 dan nilai Sig 0.000
< 0.05 artinya H0 ditolak H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara parsial Motivasi terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja
Pegawai RSUD Kab.Cirebon. Jika hasil variabel Motivasi meningkat 1% terdapat
kinerja pegawai sebesar 37.1%. Abstract: The
purpose of this study is: To analyze how the influence of motivation,
organizational culture, and compensation on the performance of employees of
RSUD Kab. Cirebon. This researcher uses the associative method. Associative
research method is a research that is asking the relationship between two or
more variables. Based on the results of data analysis with the help of SPSS
17.0 for Windows, the effect of the Motivation variable on Employee
Performance is 37.1%. This is reinforced by the tcount value of 2.268, while
the ttable with degrees of freedom (df) = 40 at a significance level of 0.05
is 2.026. Thus, tcount > ttable. This means that motivation has a positive
influence on the performance of employees of RSUD Kab. Cirebon. Motivation
variable (X1) has a high effect on employee performance (Y), because rcount
> rtable or 0.609 > 0.344, while based on the results of a simple
regression test where the value of tcount > ttable or 2.268 > 2.026 and
the value of Sig 0.000 < 0.05, it means that H0 is rejected. H1 be
accepted. So it can be concluded that partially motivation has a significant
influence on the performance of the employees of the Cirebon District
Hospital. If the results of the motivation variable increase by 1%, there is
an employee performance of 37.1%. Coresponden author: Siti
Komara Email: arrarhamiz99@gmail.com artikel dengan akses terbuka
dibawah lisensi |
Kata kunci: motivasi; budaya organisasi; kinerja. Keywords: motivation;
organizational culture; performance. |
Pendahuluan
Salah satu masalah nasional yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya
kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila dapat
didayagunakan secara efektif dan efisien akan
bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang
berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya manusia yang saat ini
mengharuskan berfikir secara seksama yaitu bagaimana memanfaatkan sumber daya
manusia secara optimal. Agar di masyarakat tersedia
sumber daya manusia yang handal diperlukan pendidikan yang berkualitas,
penyediaan berbagai fasilitas sosial, lapangan kerja yang memadai.
Kelemahan dalam penyediaan berbagai fasilitas tersebut akan menyebabkan
keresahan sosial yang berdampak kepada keamanan masyarakat (Khojin
et al., 2020).
Rumah sakit adalah penangung jawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Sejak diperkenalkannya
konsep rumah sakit pada tahun 1968, berbagai hasil telah banyak dicapai.
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi telah berhasil
diturunkan dan sementara itu secara umum harapan hidup rata-rata bangsa
Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 1995 Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran
hidup (SKRT 1995) serta 60/1000 kelahiran hidup (Susenas 1995), maka pada tahun
2007 Angka Kematian Ibu turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007),
sedangkan Angka Kematian Bayi pada tahun 2007 turun menjadi 32/1000 kelahiran
hidup (Susenas 2007). Sementara itu Umur Harapan Hidup rata-rata meningkat dari
45 tahun pada tahun 1970 menjadi 65 tahun pada tahun 2000.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1986 menunjukkan bahwa 46,4 % penduduk Indonesia jika sakit
memanfaatkaan fasilitas pelayanan kesehatan seperti dokter, paramedis, klinik,
dan rumah sakit. Angka tersebut meningkat menjadi 71 % pada
hasil SKRT tahun 2004. Hal ini berarti pada waktu sakit, masyarakat
sudah lebih banyak memanfatkan sarana pelayanan kesehatan modern dibandingkan
dengan pengobatan tradisional (Kristina
et al., 2007).
Berbagai pengaruh perubahan yang
terjadi akibat reformasi menuntut organisasi baik organisasi swasta maupun
pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan
dan berupaya menyusun kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan. Suatu organisasi harus mampu
menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan yang akan terjadi. Penyusunan kebijakan yang
menjadi perhatian manajemen salah satunya menyangkut pemberdayaan sumber daya
manusia.
Menurut peraturan pemerintah No. 84
tahun 2000 dan Keputusan Presiden No. 40 tahun 2001 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit daerah, maka perlu dibentuk organisasi dan tata kerja Rumah Sakit. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha
mengalokasikan sumber daya secara penuh demi tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Salah satu tujuan organisasi adalah peningkatan budaya organisasi
pegawai. “budaya organisasi merupakan kepribadian
yang ada pada organisasi, banyak organisasi merupakan kepribadian yang ada pada
organisasi. Dengan demikian budaya organisasi menentukan kepribadian organisasi
secara keseluruhan dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku
organisasinya, dengan perilaku anggota yang kuat maka anggota bertindak sesuai
dengan pemahaman yang mendukung pencapaian tujuan-tujuan penting organisasi (Putra,
2015).
Banyak hal yang dapat dilakukan dalam
memberdayakan sumber daya manusia yang baik diantaranya upaya-upaya yang ada
adalah dengan pendidikan penjenjangan, pelatihan, dan menciptakan situasi atau
lingkungan kerja yang kondusif agar karyawan merasa betah melaksanakan
pekerjaannya.
Faktor lain yang juga diduga mempengaruhi kinerja
adalah kompensasi. Hal ini sejalan dengan pendapat (Henry
Simamora, 2004) yang mengemukakan bahwa di samping
untuk memikat, menahan dan memotivasi karyawan, sistem kompensasi juga
dirancang untuk pencapaian tujuan organisasi.
Usaha untuk meningkatkan kinerja
pegawai bukanlah pekerjaan yang mudah, karena kinerja pegawai dipengaruhi oleh
banyak faktor. Secara tegas kinerja pegawai yang paling dominan disebabkan oleh
kesiapan mental seseorang untuk memacu diri dan prestasi guna memperoleh segala
yang diharapkan. Dengan demikian unsur-unsur kepuasan merupakan
rangsangan untuk memacu tumbuhnya niat seseorang untuk berprestasi (Fakhrudin,
2018).
Kinerja pegawai merupakan kunci
pendorong moral demi terwujudnya tujuan instansi/dinas (Sanjaya,
2018). Pemahaman yang
lebih tepat tentang kinerja pegawai dapat terwujud apabila kinerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya adalah peralatan yang menunjang dan
pelaksanaan pekerjaan dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Salah satu faktor yang berhubungan dengan keberhasilan jangka
panjang suatu dinas/instansi adalah kemampuannya untuk mengukur seberapa baik
pegawai-pegawainya bekerja. Kinerja (perfoermance) mengacu kepada kadar
pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan pegawai Dalam (Mangkunegara,
2016) mendefinisikan bahwa:
“Kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang oleh seorang pegawai dalam
melaksnakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
(Setiawati
& Widyartati, 2017) mendefinisikan kinerja sebagai
berikut: “Kinerja pegawai adalah tingkat terhadap perilaku kerja para
pegawai mencapai persyaratan pekerjaan.”
Kondisi pegawai yang ada saat ini pada
RSUD Kab. Cirebon
dijumpai masih adanya pegawai sering datang terlambat masuk kerja, adanya
sebagian pegawai tidak mengikuti apel pagi/siang, adanya pegawai bersikap pasif
terhadap pekerjaan, adanya pegawai yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan masih adanya sebagian pegawai yang meninggalkan tugas pada jam
kerja tanpa keterangan yang sah.
Bertolak dari hal tersebut di atas maka
peneliti akan mengkaji lebih dalam mengenai Pengaruh
Motivasi, Budaya Organisasi, dan Kompensasi yang berkaitan dengan Kinerja
pegawai sebagai tolak ukur keberhasilan suatu dinas/instansi. Untuk itu Tesis ini dibuat dengan judul “Pengaruh Motivasi, Budaya
Organisasi, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai RSUD Kab. Cirebon”.
Metode Penelitian
1.
Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang dapat diambil adalah data primer dan
sekunder.
Menurut (Umar, 2014) berpendapat bahwa:
“Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau suatu
pengisian hasil kuesioner.”
“Data
sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder
disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram-diagram.”
Adapun sumber data yang diambil dari penelitian ini yaitu berasal
dari RSUD Kab.Cirebon.
Data tersebut dikumpulkan dengan teknik kuesioner atau
penyebaran angket.
2.
Populasi dan Sampel
Menurut (Sugiyono, 2016)
populasi adalah:
“Wilayah generalisasi yang terdiri dari/atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Menurut
(Sugiyono, 2016)
berpendapat bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.”
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Sampel Jenuh oleh
karena jumlah populasinya kurang dari 100 orang.
Menurut
(Sugiyono, 2016)
berpendapat bahwa: “Sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.”
Dalam penelitian ini populasi diambil dari seluruh tenaga
medis (dokter) RSUD Kab. Cirebon. Sedangkan sampelnya diambil dari
semua anggota populasi yaitu seluruh tenaga medis (dokter) RSUD Kab. Cirebon, yaitu sebanyak 31 orang pegawai.
Peneliti
ini menggunakan metode asosiatif.
Menurut (Sugiyono, 2016)
mengemukakan bahwa: “Metode penelitian asosiatif
adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih.”
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisa regresi
linier berganda.
Untuk
menunjang penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data
yaitu:
1. Studi
Lapangan
Field Research diperoleh dari dua data yaitu data primer dan
sekunder.
Data primer diperoleh melalui penelitian secara langsung terhadap objek yang
diteliti yaitu dengan cara kuesioner, yaitu mengadakan
tanya jawab melalui angket yang dibagikan kepada pegawai, untuk menilai
pengaruh motivasi, budaya organisasi, dan kompensasi terhadap kinerja pegawai.
2. Studi
Kepustakaan
Dimaksudkan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis
tentang masalah yang diteliti yaitu pengaruh motivasi, budaya organisasi, dan
kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai dengan mempelajari
literatur, bahan-bahan kuliah dan sumber-sumber lainnya.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1.
Uji Asumsi Klasik
1)
Uji Normalitas
Pengujian terhadap normalitas data seluruh variabel Motivasi (X1), Budaya Organisasi (X2), Kompensasi (X3) dan Kinerja Pegawai (Y) menggunakan teknik Skewnes yang terdapat pada program SPSS versi 17.0 For Windows. Hasil pengolahan normalitas data terlihat pada tabel berlkut ini
Tabel 1.
Descriptive Statistics
|
N |
Mean |
Std. Deviation |
Skewness |
|
Statistic |
Statistic |
Statistic |
Statistic |
Std. Error |
|
Motivasi |
31 |
4.5750 |
.54948 |
-.800 |
.374 |
Budaya Organisasi |
31 |
31.4500 |
2.46982 |
-.442 |
.374 |
Kompensasi |
31 |
40.4250 |
2.68794 |
-.422 |
.374 |
Kinerja |
31 |
36.7250 |
2.52157 |
-.541 |
.374 |
Valid N (listwise) |
31 |
|
|
|
|
Sumber Hasil
Pengolahan SPSS
Dilihat dari output SPSS terlihat bahwa variabel Motivasi (X1) memiliki nilai skewnes -0.800 dan variabel Budaya Organisasi (X2) memiliki nilai skewnes -0.442 dan Kompensasi (X3) memiliki nilai skewnes -0.422 dan variabel Kinerja Pegawai (Y) memiliki nilai skewnes -0.541. Semua variabel memiliki skewnes (kecondongan) mendekati nilai 0, sehingga data masing-masing variabel memiliki kecenderungan terdistribusi secara normal.
2)
Uji Multikolinieritas
Untuk mempermudah dalam menguji multikolienearitas, maka peneliti sajikan data-data tersebut dalam bentuk tabel darl hasil output SPSS sebagai berikut:
Tabel 2.
Coefficientsa
Model |
Unstandardiz ed Coefficients |
Standardi zed Coefficie nts |
t |
Slg. |
Collinearity Statistics |
||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
|||
1 (Constant) |
10.546 |
5.524 |
|
1.909 |
.064 |
|
|
Motivasi |
.182 |
.124 |
.194 |
1.466 |
.151 |
.863 |
1.159 |
Budaya Organisasi |
.592 |
.154 |
.580 |
3.836 |
.000 |
.662 |
1.510 |
Kompensasi |
.183 |
.125 |
.195 |
1.466 |
.152 |
.864 |
1.160 |
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Ketentuan yang berlaku untuk
pengujian ini adalah jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas, dan
sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Selain itu dapat pula dilihat dari nilai
toleransinya, yaitu bila nilai toleransi < 0.10 maka terjadi multikolinearitas,
dan sebaliknya bila nilai toleransi > 0.10 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk
variabel motivasi sebesar 1.159 < 10, variabel budaya organisasi sebesar
1.510 < 10 dan variabel kompensasi sebesar 1.159 < 10. Sedangkan nilai toleransi untuk variabel
motivasi sebesar 0.863 > 0.10, variabel budaya organisasi sebesar 0.662 >
0.10 dan variabel kompensasi sebesar 0.864 > 0.10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara
variabel lndependen yang dapat mempengaruhi pendeteksian pengaruh masing-masing
variabel.
3)
Uji Heteroskedastisitas
Untuk
mempermudah dalam mengujl heteroskedastisitas, maka peneliti sajikan data-data
tersebut dalam bentuk gambar dari hasil output SPSS sebagai berikut:
Gambar 1. Uji Heteroskedastisitas -
Scatterplot
Berdasarkan
gambar 1 dapat dilihat bahwa titik data menyebar disekitar angka 0 dan tidak
berpola ataupun bergelombang. Sehingga dapat disimpulkan untuk hasil pengujian
regresi berganda variabel independent Motivasi (X1), Budaya
Organisasi (X2), Kompensasi (X3) terhadap variabel
dependen Kinerja Pegawai (Y) dinyatakan bebas dari heteroskedastasitas.
4)
Uji Autokorelasi
Untuk
mempermudah dalam menguji autokorelasi, maka peneliti sajikan data-data
tersebut dalam bentuk tabel dari hasil output SPSS sebagai berikut:
Tabel 3.
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error ofthe Estimate |
Durbin Watson |
1 |
.675a |
.456 |
.410 |
1.93614 |
1.512 |
a. Predictors:(Constant), Motivasi, Budaya Organisasi, Kompensasi
b. Dependent Variable : Kinerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson
menunjukkan angka 1.512 dengan jumlah variabel bebas (k) = 3, jumlah sampel (n)
= 31 dengan batas bawah (dl)
= 1.34 dan batas atas (du) = 1.66. Artinya bahwa dl <
1.512 < 4-du, terbebas dari autokorelasi.
Autokorelasi negaif Tanpa kesimpulan Non autokorelasi Tanpa kesimpulan Autokorelasi positif 1,34 1,66 2,34 2,66 1.512 d1 du 4 - du 4 – d1
Gambar 2. Uji Autokorelasi
5)
Uji Regresi
Sederhana
Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh Motivasi terhadap kinerja pegawai, maka peneliti menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.
Model Summary
Model |
R |
R Square |
AdJusted R Square |
Std. Error ofthe Estimate |
1. |
.609a |
.371 |
.354 |
2.02618 |
Sumber Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas rhitung didapat sebesar 0.609 sedangkan rtabel sebesar 0.339 atau rhitung > rtabel maka dapat dikatakan terdapat pengaruh Tinggi antara Motivasi terhadap Kinerja Pegawai, serta menunjukkan bahwa korelasi pengaruh antara Motivasi terhadap Kinerja Pegawai adalah lemah.
Besarnya nilai R. Square menunjukkan
angka sebesar 0.371. Artinya,
37.1 % variabel Motivasi dijelaskan oleh variabel kinerja, dan sisanya 62.9 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar
variabel yang diteliti.
Tabel
5
Coefficients(a)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficlents |
t |
Sig. |
|||||
B |
Std. Error |
Beta |
|||||||
1 (Constant) |
17.327 |
4.111 |
|
4.215 |
.000 |
|
|||
Motivasi |
.540 |
.114 |
.609 |
4.733 |
.000 |
|
|||
Sumber Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas,maka diperoleh persamaan regresi sederhana
adalah sebagal berikut:
Y= a + bXi
Y = 17.327
+ 0.540 X1
Artinya:
1) Berdasarkan persamaan di atas, jika X1
= 0, maka nilai Y sebesar 17.327 artinya jika segalan sesuatu pada Motivasi
dianggap konstan, maka nilai kinerja adalah sebesar 17.327.
2) Berdasarkan persamaan di atas,
menunjukan jika nilai Motivasi meningkat satu kali satuan, maka nilai kinerja
akan meningkat sebesar 0.540.
Untuk
mengetahul berapa besarnya Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja pegawai,
maka peneliti menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel sebagal berikut :
Tabel 6
Model Summary
Model |
R |
RSquare |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.650a |
.423 |
.408 |
1.94061 |
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas rhitung didapat sebesar 0.650 sedangkan rtabel sebesar 0.334 rhitung > rtabel maka dapat dikatakan terdapat pengaruh Tinggi antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai, serta menunjukkan bahwa korelasi pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai adalah lemah.
Besarnya
nilai R Square menunjukan angka 0.423.
Artinya 42.3% varlabel
Budaya Organisasi dijelaskan oleh variabel kinerja, sedangkan sisanya 57.70 %
dipengaruhi oleh faktor lain diluar
variabel yang digunakan.
Tabel
4.27
Coefficients(a)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||
1 (Constant) |
15.844 |
3.969 |
|
3.992 |
.000 |
Budaya Organisasi |
.664 |
.126 |
.650 |
5.277 |
.000 |
Sumber Hasil
Pengolahan SPSS
Berdasarkan
tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y= a + b X2
Y = 15.844 + 0.664 X2
Artinya:
1) Berdasarkan persamaan di atas, jika X2
= 0, maka nilai Y sebesar 15.844. Artinya
bahwa jika segala sesuatu pada Budaya Organisasi dianggap konstan, maka nilai kinerja
adalah sebesar 15.844.
2) Berdasarkan persamaan diatas, menunjukkan
jika Budaya Organisasi meningkat satu kali satuan, maka nilai kinerja akan
meningkat sebesar 0.664.
Untuk
mengetahui berapa besarnya Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai, maka
peneliti menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel
4.28
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1. |
.609a |
.371 |
.354 |
2.02618 |
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel diatas rhitung didapat sebesar 0.609 sedangkan rtabel sebesar 0.344 rhitung > rtabel maka dapat dikatakan terdapat pengaruh Tinggi antara Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai, serta menunjukkan bahwa korelasi pengaruh antara Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai adalah lemah.
Besarnya untuk nilai R Square menunjukan
angka 0.371. Artinya 37.10%
variabel Kompensasi dijelaskan oleh variabel kinerja, sedangkan sisanya 62.9 %
dipengaruhi oleh faktor laln diluar variabel yang digunakan.
Tabel 4.29
Coefficients(a)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||
1 (Constant) |
17.327 |
4.111 |
|
4.215 |
.000 |
Kompensasi |
.540 |
.114 |
.609 |
4.733 |
.000 |
Sumber Hasil
Pengolahan SPS3
Berdasarkan
tabel diatas, maka di peroleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b X3
Y = 17.327 + 0.540 X3
Artinya:
1) Berdasarkan persamaan di atas, jika X3
= 0, maka nilai Y sebesar 17.327 Artinya bahwa jika segala sesuatu pada
Kompensasi dianggap konstan, maka nilai kinerja adalah sebesar 17.327.
2) Berdasarkan persamaan diatas,
menunjukkan jika Kompensasi meningkat satu
kali satuan, maka nilai kinerja akan meningkat sebesar 0.540.
B. Pembahasan
Pengaruh antara Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap Kinerja
Pegawai. dibagi menjadi tiga yaitu pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi dan
Kompensasi secara simultan dan secara parsial terhadap Kinerja Pegawai. Hasil
perhitungan merupakan hasil dari 100 pengolahan data statistik dengan
menggunakan bantuan paket program statistik SPSS versi 17.0 for Windows.
Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan
perhitungan SPSS 17.0 for Windows diperoleh pengaruh untuk variabel
Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 37.1 %. Hal ini diperkuat dengan
nilai thitung sebesar
2.268, sedangkan ttabel dengan
derajat kebebasan (df) = 40 pada taraf signifikansi 0.05 sebesar 2.026.
Dengan demikian, thitung >
ttabel. Artinya
Motivasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kinerja Pegawai RSUD Kab. Cirebon. Untuk lebih jelasnya, daerah
penolakan hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
-2.268 -2.026
Gambar 1.
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Pertama
Walaupun
dari hasil pengujian hipotesis telah terbukti adanya pengaruh Motivasi terhadap
Kinerja pegawai yang signifikan, namun pengaruhnya belum optimal, perlu
ditempuh langkah-langkah konstruktif dalam rangka melaksanakan pemberian
Motivasi pada dinas/instansi.
Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan
perhitungan SPSS 17.0 for Windows diperoleh pengaruh untuk variabel
Budaya Organisasi terhadap Kinerja pegawai sebesar 42.3 %. Hal ini diperkuat
dengan nilai thitung sebesar
5.277, sedangkan ttabel dengan
derajat kebebasan (df) = 40 pada
taraf signifikansi 0.05 sebesar 2.026. Dengan demikian, thitung > ttabel.
Artinya Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kinerja
pegawai RSUD Kab.Cirebon, Untuk lebih
jelasnya, daerah penolakan hipotesis dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Kedua
Walaupun
dari hasil pengujian hipotesis telah terbukti adanya pengaruh Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Pegawai yang signifikan, namun pengaruhnya belum optimal,
perlu ditempuh langkah-langkah konstruktif dalam rangka melaksanakan pemberian
Budaya Organisasi pada dinas/instansi.
Berdasarkan
hasil analisis data dengan bantuan perhitungan SPSS 17.0 for Windows diperoleh
pengaruh untuk variabel Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 37.1% . Hal
ini diperkuat dengan nilai thitung
sebesar 2.268, sedangkan ttabel
dengan derajat kebebasan (df) = 40 pada taraf signifikansi 0.05
sebesar 2.026. Dengan demikian, thitung
> ttabel Artinya
Kompensasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap
Kinerja Pegawai RSUD Kab.Cirebon, Untuk
lebih jelasnya, daerah penolakan hipotesis dapat digambarkan sebagai
berikut:
-2.268 -2.026
Gambar 3.
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis
Ketiga
Walaupun
dari hasil pengujian hipotesis telah terbukti adanya pengaruh Kompensasi
terhadap Kinerja Pegawai yang signifikan, namun pengaruhnya belum optimal,
perlu ditempuh langkah-langkah konstruktif dalam rangka melaksanakan pemberian
Kompensasi pada dinas/instansi.
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian dengan bantuan perhitungan program SPSS 17.0 for Windows diperoleh
besarnya pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompensasi secara
bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai adalah 41.2 %. Hal ini diperkuat dengan
nilai Fhitung sebesar
10.050, sedangkan besarnya Ftabel
dengan dfl = n – 3 dan df2 = n - 4 = 36 pada taraf
signifikansi 0.05 sebesar 2.87. Dengan demikian, nilai Fhitung > Ftabel sehingga H0 ditolak. Artinya
Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
pada RSUD Kab.Cirebon, Dengan kata lain, semakin tinggi Motivasi, Budaya
Organisasi dan Kompensasi, maka semakin tinggi pula Kinerja Pegawai RSUD Kab.Cirebon,
Untuk lebih jelasnya, daerah penolakan hipotesis dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 4.
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesa Keempat
Walaupun dari hasil
pengujian hipotesis telah terbukti adanya pengaruh Motivasi, Budaya Organisasi
dan Kompensasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai RSUD Kab.Cirebon,
sangat signifikan, namun pengaruhnya belum memperlihatkan angka yang optimal. Hal ini menunjukan bahwa
Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompensasi dalam peningkatan kinerja pegawai
RSUD Kab.Cirebon, masih belum maksimum.
Oleh karena itu, perlu ditempuh langkah-langkah strategis dalam rangka
memberikan Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompensasi dengan penanganan secara
komprehensif terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai untuk
memberikan yang terbaik
bagi seluruh Pegawai, kiranya faktor-faktor yang dapat memberikan Motivasi,
Budaya Organisasi dan Kompensasi perlu mendapat perhatian yang baik, karena hal
ini berdampak pada peningkatan Kinerja Pegawai Pegawai RSUD Kab.Cirebon.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan temuan penelitian mengenai Pengaruh Pengaruh Motivasi
(X1), Budaya Organisasi (X2) dan Kompensasi (X3)
Terhadap Kinerja pegawai (Y) RSUD Kab. Cirebon, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Variabel
Motivasi (X1) berpengaruh yang tinggi terhadap kinerja pegawai (Y)
secara, karena rhitung > rtabel
atau 0.609 > 0.344, Sedangkan
berdasarkan hasil uji regresi sederhana dimana nilai thitung > ttabel
atau 2.268 > 2.026 dan nilai Sig 0.000 < 0.05 artinya H0 ditolak
H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Motivasi terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai RSUD Kab. Cirebon. Jika hasil variabel Motivasi meningkat 1% terdapat kinerja pegawai sebesar 37.1%.
2.
Variabel Budaya Organisasi (X2)
berpengaruh yang tinggi terhadap kinerja pegawai (Y), karena rhitung > rtabel
atau 0.650 > 0.334, Sedangakan
berdasarkan hasil uji regresi sederhana dimana nilai thitung > ttabel atau 5.277 > 2.026 dan nilai Sig 0.000 < 0.05 artinya H0 ditolak H1 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai RSUD Kab. Cirebon. Jika hasil variabel Budaya Organisasi terhadap kinerja pegawai
sebesar 42.3%.
3.
Variabel Kompensasi (X3)
berpengaruh yang tinggi terhadap kinerja pegawai (Y), karena rhitung > rtabel
atau 0.609 > 0.344, dan dari hasil
analisis secara parsial, bahwa pengaruh untuk variabel Kompensasi terhadap
kinerja pegawai sebesar 37.1 %. Sedangkan berdasarkan hasil uji regresi
sederhana dimana nilai thitung
> ttabel atau 2.268 > 2.026
dan nilai Sig 0.000 < 0.05 artinya H0 ditolak H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kompensasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai RSUD Kab.Cirebon.
4. Dari
hasil analisis secara simultan, menunjukkan rhitung > rtabel
atau 0.676 > 0.339 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang tinggi antara
Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai sebesar 41.2
%. Sedangkan berdasarkan hasil uji regresi berganda pada tabel ANOVA, dimana
nilai Fhitung > Ftabel atau 10.050 > 2.87
dan nilai Sig 0.000 < 0.05 artinya bahwa hasil analisis penelitian ini H0
ditolak H1 diterima. Sedangkan berdasarkan hasil uji Kompensasi
secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai RSUD Kab.Cirebon.
Bibliografi
Fakhrudin, I. (2018). Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan Dan
Energi Kota Kediri). REVITALISASI: Jurnal Ilmu Manajemen, 3(4),
1–16.
Henry Simamora. (2004). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Edisi III). STIE YKPN.
Khojin, N., Utami, S. N., & Syaifulloh, M. (2020).
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas Kerja Pembutik Bawang di Sub
Terminal Agribisnis Larangan. Syntax Idea, 2(5), 98–105.
Kristina, S. A., Prabandari, Y. S., & Sudjaswadi,
R. (2007). Perilaku pengobatan sendiri yang rasional pada masyarakat. Berita
Kedokteran Masyarakat, 23(4), 176–183.
Mangkunegara, A. A. A. P. (2016). Manajemen sumber
daya manusia perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya.
Putra, S. W. (2015). Pengaruh komitmen organisasi,
budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan lingkungan terhadap kinerja karyawan
pada industri kecil. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 11(1), 62–77.
Sanjaya, R. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di Dinas Sosial
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Barat). UIN Raden Intan
Lampung.
Setiawati, I., & Widyartati, P. (2017). Pengaruh
Strategi Pemasaran Online Terhadap Peningkatan Laba UMKM. Proceedings, 1(1).
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
Umar, H. (2014). Riset Pemasaran dan Perilaku
Konsumen. PT. RajaGrafindo Persada.