77
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 2 No. 2 Juli 2020
ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI X KOTA CIREBON
Dedy Setiawan
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Jawa Tengah, Indonesia
Email: dedy11setiawan@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima 17 Februari
2020
Diterima dalam bentuk
revisi 21 April 2020
Diajukan 18 Juni 2020
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bergerak
dalam bidang perekonomian yang tidak terlepas dari
penggunaan dana atau uang yang ada. Melihat pentingnya
peranan dana dalam suatu usaha maka perlu adanya
penilaian tentang kinerja keuangan. Untuk menilai kinerja
keuangan dari suatu badan usaha, diperlukan perencanaan
dan analisa yang tepat, sehingga pengeluaran dana atau uang
akan lebih kecil dari pada keuntungan yang diperoleh.
Berdasarkan laporan keuangan koperasi yang berupa neraca
dan perhitungan hasil usaha atau laporan rugi laba dapat
diketahui kondisi kinerja keuangan dengan menggunakan
rasio keuangan yang meliputi rasio Likuiditas, Rasio
Rentabilitas dan rasio solvabilitas. Penelitian yang dilakukan
pada Koperasi Ternak Makmur desa karanganyar bertujuan
untuk menganalisa perkembangan financial dan untuk
mengetahui kinerja keuangan, apabila di tinjau dari rasio
keuangan. Setelah dilakukan penelitian pada Koperasi
Ternak Makmur dengan menghitung rasio keuangan
berdasarkan neraca dan perhitungan hasil usaha periode
2005 s/d 2007 diperoleh hasil sebagai berikut: menurut rasio
likuiditas dapat diketahui bahwa koperasi dapat memenuhi
kewajiban finansiilnya dengan baik. Hal ini terbukti dengan
nilai likuiditas yang telah melebihi standar normal yang
telah ditetapkan koperasi, dimana standar normalnya adalah
125%. Untuk rasio solvabilitas, kinerja keuangan koperasi
Ternak Makmur dapat dikatakan baik, hal ini dibuktikan
dengan lebih kecilnya rasio hutang dibandingkan dengan
rasio lancarnya. Sedangkan untuk rasio profitabilitas, bisa
dikatakan baik. Jadi selama periode 2005 s/d 2007 kinerja
keuangan pada Koperasi Ternak Makmur desa Karanganyar
dapat dikatakan baik.
Abstract
Cooperatives are joint business entities engaged in the
economy that cannot be separated from the use of existing
funds or money. Seeing the importance of the role of funds in
a business, it is necessary to have an assessment of financial
performance. To assess the financial performance of a
business entity, proper planning and analysis is needed, so
Kata kunci:
Analisis kinerja,
keuangan, koperasi
Dedy Setiawan
78 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
Keywords:
Performance analysis,
finance, cooperative
that the expenditure of funds or money will be smaller than
the profit earned. Based on the cooperative's financial
report in the form of a balance sheet and the calculation of
operating results or income statement, it can be seen the
condition of financial performance by using financial ratios
which include liquidity ratios, profitability ratios and
solvency ratios. Research conducted at the Makmur
Livestock Cooperative in Karanganyar village aims to
analyze financial developments and to determine financial
performance, when viewed from financial ratios. After
conducting research on the Makmur Livestock Cooperative
by calculating financial ratios based on the balance sheet
and calculating operating results for the period 2005 to
2007 the following results were obtained: according to the
liquidity ratio, it can be seen that the cooperative can fulfill
its financial obligations well. This is evidenced by the
liquidity value that has exceeded the normal standard set by
the cooperative, where the normal standard is 125%. For
the solvency ratio, the financial performance of the Ternak
Makmur cooperative can be said to be good, this is
evidenced by the smaller debt ratio compared to the current
ratio. As for the profitability ratio, it can be said to be good.
So during the period 2005 to 2007 the financial performance
of the Prosperous Livestock Cooperative in Karanganyar
village can be said to be good.
Coresponden author: Dedy Setiawan
Email: dedy11setiawan@gmail.com
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia, maka pelaksanaan pembangunan lebih ditingkatkan dan
diperluas terutama pembangunan ekonomi untuk lebih mendorong tercapainya
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia (Nasdian, 2014).
Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar
kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi, selain itu koperasi juga
merupakan alat bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat menolong dirinya sendiri
sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki atau meningkatkan taraf
hidupnya. Sampai saat ini koperasi menduduki tempat yang penting dalam sistem
perekonomian, karena terbukti telah membawa perubahan dalam struktur ekonomi
(Pathoni, 2012).
Analisis Kinerja Laporan Keuangan Koperasi X Cabang Kota Cirebon
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 79
Apabila dibandingkan dengan BUMN dan BUMS harus di akui koperasi masih
jauh tertinggal, banyak faktor-faktor yang menyebabkan mengapa sampai saat koperasi
belum mampu menjadikan dirinya berfungsi sebagai mana mestinya. Faktor tersebut
antara lain:
Pertama, masyarakat pada umumnya terlanjur memberikan predikat bahwa
koperasi sebagai lembaga yang memperjuangkan rakyat kecil. Dalam kenyataannya
rakyat Indonesia dari dulu hingga sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi,
tapi dalam kenyataannya pula hanya sebagian kecil saja yang mampu mengembangkan
produknya, sedangkan yang sulit mengembangkan hasil produk tetap hidup di garis
kemiskinan. Hal tersebut dikarenakan modal yang di miliki sangat terbatas, usaha hanya
ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarganya (Helmi & Satria, 2013).
Kedua, tumbuhnya unit-unit ekonomi komersial, baik terwujud dalam
pertumbuhan sektor bisnis maupun sektor kapitalis negara yang di wakili oleh
perusahaan-perusahaan negara, yang kesemuanya mendominasi perkembangan
linkungan kehidupan koperasi.
Adanya faktor tersebut di atas disebabkan karena sektor koperasi masih terlalu
lemah atau kurang di percaya, atau juga sektor lain telah berkembang terlebih dahulu,
sehingga secara ekonomis rasional memang harus diserahkan kepada sektor lain di luar
koperasi. Dalam hal ini masyarakat dan pemerintah sendiri memang lebih percaya pada
sektor lain dari pada sektor koperasi yang di nilai belum siap. Pandangan yang demikian
tidak dapat disalahkan mengingat adanya kenyataan dalam masyarakat dewasa ini dan
faktor-faktor historis. Samping masih berlakunya anggapan di antara sebagian
masyarakat yang merasa bahwa seolah-olah koperasi adalah badan sosial. Oleh karena
itu, dengan di dorong oleh semangat yang tinggi dan disertai dengan kemauan atau
hasrat untuk meraih hasil yang maksimal, pemerintah berupaya sekuat-kuatnya untuk
mendorong, mengembangkan usaha koperasi (Murtini, 2009).
Menurut (Budiarti, 2015) sifat usahanya, koperasi serba usaha adalah koperasi
yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan atau kepentingan
ekonomi para anggotanya. Koperasi serba usaha tidak dibentuk sekaligus untuk
melakukan bermacam-macam usaha, melainkan makin luas karena kebutuhan anggota
yang makin berkembang, kesempatan usaha yang terbuka dan lain-lain. Usaha koperasi
tersebut antara lain membantu keperluan kredit para anggota koperasi yang sangat
membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan, serta pelayanan jasa lain, diantaranya
koperasi memberikan kemudahan-kemudahan dan fasilitas-fasilitas untuk memuaskan
kebutuhan para anggotanya yang umumnya berekonomi lemah. Agar mereka masing-
masing dapat memperbaiki cara kerja, mutu hasil kerja dan jumlah hasil kerja, sehingga
dalam wadah koperasi secara terpadu dan terarah mereka dapat memberikan sumbangan
besar terhadap pembangunan. Dalam kegiatan usaha koperasi, agar berkembang dengan
baik dituntut untuk menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
rugi laba.
Menurut (Agfisa, 2012) untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan koperasi
mengalami perkembangan, diadakan analisa mengenai faktor-faktor yang mendukung
Dedy Setiawan
80 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
pencapaian usaha. Salah satu faktor tersebut dapat dilihat dari interpretasi atau analisa
laporan keuangannya, yang terdiri dari analisa rasio likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas. Rasio likuiditas menggambarkan tingkat kemampuan koperasi untuk dapat
memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Koperasi tersebut likuid
bila mempunyai aktiva lancar yang cukup besar untuk membayar hutang-hutangnya
yang harus dipenuhi dan sebaliknya, tidak likuid apabila tidak mempunyai aktiva lancar
yang cukup besar untuk membayar semua kewajiban yang segera akan jatuh tempo.
Rasio solvabilitas menggambarkan tingkat kemampuan koperasi untuk membayar
semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan rasio
rentabilitas berguna untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam memperoleh
laba (Pariyanti & Zein, 2018).
Dengan diketahuinya analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas
(profitabilitas) yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat diketahui kinerja keuangan
perusahaan tersebut mengalami rugi atau laba, yang nantinya bagi koperasi digunakan
sebagai pedoman dalam memberikan jumlah besar kecilnya pinjaman kepada
anggotanya dan memenuhi kebutuhan anggotanya, untuk itu koperasi memerlukan
modal besar yang diperoleh dari simpanan anggota, pinjaman dari Bank dan sumber-
sumber lain. Selain itu, adanya perkembangan tersebut diperlukan tenaga perkoperasian
yang profesional, penambahan usaha dan pola operasional koperasi serta pola fakir dan
sikap yang lebih bertanggung jawab dalam memajukan kesejahteraan ekonomi
anggotanya.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Rasio ini
menganalisis posisi keuangan jangka pendek, yaitu untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk mengadakan alat-alat yang likuid (mudah dicairkan atau dijual) untuk
menjamin hutang-hutang jangka yang telah atau akan jatuh tempo (Mardahleni, 2017).
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang diamati dan
dicatat oleh peneliti yang diberikan oleh Koperasi Ternak Makmur meliputi struktur
organisasi, neraca dan laporan rugi laba.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh perusahaan dalam
bentukah jadi berupa publikasi atau dari studi kepustakaan, buku-buku literatur yang
ada kaitannya dengan masalah yang dihadapi (SELVIA NINGSIH, 2014). Data tersebut
meliputi:
1. Neraca pada Koperasi Ternak Makmur tahun 2005-2007
2. Laporan Laba Rugi pada Koperasi Ternak Makmur tahun 2005-2007
3. Data lain yang dapat digunakan dalam menunjang penelitian ini.
Teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara: yaitu suatu bentuk perolehan data dengan cara berdialog
langsung dengan obyek yang diteliti, dalam hal ini Koperasi Ternak
Makmur.
Analisis Kinerja Laporan Keuangan Koperasi X Cabang Kota Cirebon
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 81
b. Observasi: dilakukan dengan meninjau langsung obyek penelitian.
c. Studi Pustaka: yaitu dengan menbaca literatur-literatur yang ada di
perpustakaan.
Hasil dan Pembahasan
A. Tinjauan Umum Tentang Koperasi
1. Sejarah berdiri Koperasi Ternak Makmur Kauman, Karanganyar
Koperasi Ternak Makmur dirintis sejak lama dalam bentuk simpan
pinjam. Koperasi Ternak Makmur berdiri pada tanggal 26 januari tahun 2000
dan berlokasi di Kauman, Rt.02/VII, di Desa Karanganyar, Kecamatan Weru,
Kabupaten Sukoharjo. Pada bulan januari atas prakarsa Bapak Heru purwanto,
S.E maka diajukanlah permohonan kepada Dinas Koperasi dan Penanaman
Modal Kabupaten Sukoharjo. Koperasi Ternak Makmur berdiri sejak tahun
2000 dengan Badan hukum: 207/BH/KDH.11.27/2000.
Koperasi ini bergerak dalam bidang peternakan sapi. Kemudian pada
tahun 2004 mengalami perkembangan bidang usaha yang pada mulanya cuma
simpan pinjam menjadi simpan pinjam dan pengolahan limbah ternak sapi
menjadi pupuk organik.
2. Bidang Usaha
Untuk mencapai maksud dan tujuan Koperasi Ternak Makmur, yaitu
mensejahterakan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun pemberdayaan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur. Koperasi Ternak Makmur mempunyai program
kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Simpan pinjam dan pengembangan sapi.
b. Mengadakan sarana pakan dan obat-obatan ternak sapi
c. Pengolahan limbah ternak sapi atau pupuk organik.
Di dalam pelaksanaan program kegiatan usaha Koperasi Ternak Makmur
baru mampu melaksanakan simpan pinjam dan pengembangan sapi, yang
jumlahnya masih sangat kecil, untuk yang lainnya belum bisa terlaksana karena
kondisi modal koperasi yang belum mencukupi.
Modal yang terdapat pada Koperasi TERNAK MAKMUR
Kauman, Desa Karanganyar berasal dari:
a. Modal dari anggota
1) Simpanan pokok
Yaitu simpanan yang diwajibkan bagi setiap anggota untuk
menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota
koperasi. Simpanan pokok tiap anggota sebesar Rp. 50,000,-
2) Simpanan wajib
Yaitu simpanan yang diwajibkan bagi setiap anggota dan
diserahkan setiap bulannya.
3) Simpanan wajib Kredit
Dedy Setiawan
82 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
4) Simpanan khusus
Modal cadangan, yaitu SHU koperasi yang dimaksudkan sebagai
cadangan. Cadangan tersebut sebesar 25% dari SHU.
3. Struktur Organisasi
Koperasi adalah organisasi yang pembentukannya didasarkan atas
hukum. Menurut undang-undang No. 12 Tahun 1967 tentang pokok-
pokok perkoperasian disebutkan bahwa kelengkapan koperasi terdiri dari:
a. Rapat anggota
b. Pengurus
c. Badan pemeriks
Maka dari itu koperasi memerlukan struktur organisasi yang baik,
karena dari struktur yang baik maka dapat dilihat bahwa satuan tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam suatu organisasi yang
mencapai efektivitas dan efisiensi kerja.
B. Analisis data dan Pembahasannya.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai analisa likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas. Dengan analisa tersebut maka penganalisa
akan mempunyai gambaran tentang keadaan/posisi keuangan koperasi
selama beberapa periode. Untuk kepentingan tersebut diambil data-data
koperasi, yaitu laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
laba/rugi.
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari Koperasi
Ternak Makmur Kauman, Karanganyar. Data-data tersebut adalah neraca
dan laporan laba/rugi, dengan mengambil sample 3 tahun terakhir yaitu
mulai tahun 2005 s/d 2007. Adapun analisis data tersebut adalah:
1. Analisis Likuiditas
Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka pendek pada saat
ditagih. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
a. NWC-TA (Modal kerja neto)
Merupakan perbedaan antara aktiva lancar dengankewajiban
lancar. Modal kerja neto menunjukan, secara kasar, potensi cadangan
kas dari perusahaan. Dapat dirumuskan:
NWC-TA
=
Modal Kerja Neto
Total Aktiva
Perhitungan NWC-TA Koperasi Ternak Makmur dari tahun 2005 s/d 2007
adalah sebagai berikut:
Tahun 2005 =175.378.847,9
=90%
Analisis Kinerja Laporan Keuangan Koperasi X Cabang Kota Cirebon
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 83
Tahun 2006 = 184.047.310,9 =90%
Tahun 2007 = 305.332.600,9 =90%
Setelah dilakukan perhitungan tersebut di atas maka hasil
perhitungan tersebut akan disajikan ke dalam tabel berikut:
Tabel 1
Koperasi Ternak Makmur
Tahun 2005-2007
Tahun
Mdal Krja Neto
Total Aktiva
NWC-TA
2005
Rp175.378.847,9
Rp 190.916.350
90%
2006
Rp184.047.310,9
Rp 204.801.788
90 %
2007
Rp305.332.600,9
Rp 345.710.453
90 %
Sumber: Koperasi Ternak Makmur Kauman, Desa: karanganyar.
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2005
dapat diperkirakan 90% dari total aktiva bisa dirubah menjadi kas
dalam waktu pendek setelah dipakai melunasi kewajiban jangka
pendeknya. Kemudian pada tahun 2006 dan 2007 juga menunjukan
kira-kira 90% dari total aktiva bisa dirubah menjadi kas dalam waktu
yang singkat dan pendek setelah dipakai melunasi kewajiban jangka
pendeknya.
b. Current Ratio
Menunjukkan kemampuan membayar utang dengan aktiva lancar
perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Perhitungan Current Ratio Koperasi Ternak Makmur dari tahun 2005
s/d 2007 adalah sebagai berikut:
Tahun 2005 = 188.050.800 =
14,8= 1.480,0%
12.671.950,1
Tahun 2006 = 203.503.738 = 10,5 = 1.050,0%
19.456.427,1
Tahun 2007 = 343.751.803 =8,9 = 890,0%
38.419.202,1
Setelah dilakukan perhitungan tersebut di atas maka hasil
perhitungan tersebut akan disajikan ke dalam tabel berikut:
Dedy Setiawan
84 INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020
Tabel 2
Koperasi Ternak Makmur Tahun 2005-2007
No
Tahun
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Current Ratio
1
2005
Rp 188.050.800
Rp 12.671.950,1
1.480,0%
2
2006
Rp 203.503.738
Rp 19.456.427,1
1.050,0%
3
2007
Rp 343.751.803
Rp 38.419.202,1
890,0 %
Sumber: Koperasi Ternak Makmur Kauman, Desa: karanganyar.
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas diketahui bahwa kemampuan
koperasi dalam membayar hutang dengan modal sendiri pada tahun 2005
sebesar 90% (Suhendro, 2018). Hal ini berarti bahwa kinerja keuangan
Koperasi Ternak Makmur dapat dikatakan baik karena rasio hutang atas
modal lebih kecil dari standar normal yang ditetapkan Koperasi, di mana
standar normalnya adalah 110%. Pada tahun 2006 rasio hutang turun
menjadi 80%, di mana hutang turun menjadi Rp 89,456,427.1 dan modal
naik menjadi Rp 115,345,360.9. Hal ini juga menunjukkan bahwa rasio
hutang atas modal lebih kecil dari standar normal, sehingga kinerja
keuangan koperasi tahun ini dikatakan baik. Pada tahun 2007, hutang naik
menjadi Rp 198,419,202.1, sedangkan modal naik menjadi Rp.
147,291,250.9, sehingga rasio hutang juga naik menjadi 130%. Jadi kinerja
keuangan koperasi tahun 2007 dikatakan memburuk karena rasio hutangnya
lebih besar dari standar normal yang ditetapkan Koperasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dari tahun 2005 s/d 2007 kinerja keuangan Koperasi
Ternak Makmur dikatakan kurang baik, karena adanya kenaikan hutang
yang melebihi standar normal yang terjadi pada tahun 2007.
Kesimpulan
Dari seluruh hasil perhitungan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerj
keuangan Koperasi Ternak Makmur bila dilihat dari rasio likuiditas sudah baik,
walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan, tetapi koperasi tetap dapat
dikatakan baik karena masih melebihi standar normal yang telah ditetapkan koperasi di
mana standar normalnya adalah 125%. Dengan demikian koperasi Ternak Makmur bisa
dikatakan selalu dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo.
Sedangkan dari rasio Solvabilitas kinerja keuangan koperasi Ternak Makmur
dalam memenuhi kewajibannya dinilai sudah baik, karena rasio hutang lebih kecil dari
pada rasio lancarnya dan rasio hutang tidak melebihi standar normal koperasi, dimana
standar normal koperasi tersebut adalah 110%.
Kinerja keuangan koperasi dalam perhitungan rasio profitabilitas menunjukan
bahwa laba yang diperoleh dapat dikatakan baik, karena terus mengalami peningkatan,
jadi bisa dikatakan kinerja keuangan semakin membaik
Analisis Kinerja Laporan Keuangan Koperasi X Cabang Kota Cirebon
INKUBIS: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2 No. 2 Juli 2020 85
Bibliografi
Agfisa, Y. (2012). Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Simpan Pinjam Sarana
Aneka Jasa Di Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Budiarti, D. (2015). Sumber dan penggunaan modal kerja pada koperasi serba usaha
tugu muda semarang. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Helmi, A., & Satria, A. (2013). Strategi adaptasi nelayan terhadap perubahan ekologis.
Hubs-Asia, 10(1).
Mardahleni, M. (2017). ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI
KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI ALBASIKO II KECAMATAN
KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT. Jurnal Apresiasi Ekonomi, 5(1),
6069.
Murtini, T. (2009). ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI
TERNAK MAKMUR KAUMAN DESA KARANG ANYAR. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nasdian, F. T. (2014). Pengembangan masyarakat. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Pariyanti, E., & Zein, R. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Simpan
Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Bmt Sepadan Kecamatan Pasir Sakti Lampung
Timur. FIDUSIA: JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN, 1(2).
Pathoni, A. (2012). Peran koperasi peternak sapi Bandung Utara terhadap perubahan
sosial ekonomi anggotanya: Penelitian terhadap koperasi peternak susu Bandung
Utara di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
SELVIA NINGSIH, S. (2014). UPAYA MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN
USAHA PADA TOKO MEUBEL JATI “ALDO ALDI JEPARA” CABANG
PALEMBANG. politeknik negeri sriwijaya.
Suhendro, D. (2018). Analisis penilaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan
rasio keuangan pada pt unilever indonesia tbk yang terdaftar di bursa efek
indonesia (bei). AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam, 3(1), 2347.